Tinta Media - Menanggapi usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Hamas dalam perang di Palestina, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi mengatakan, jika gencatan senjata itu sebagai strategi perang maka dibolehkan.
“Kalau gencatan senjata yang dimaksud untuk strategi perang, bukan untuk menghentikan perang, dalam pandangan Islam strategi itu bisa dilakukan selama tidak melanggar syariat Islam,” tuturnya di Kabar Petang: AS Merancang Gencatan Senjata Israel-Hamas? di kanal Khilafah News, Sabtu (17/2/2024).
Meski demikian Farid memberikan catatan, perang melawan entitas Zion*s Y4hudi adalah perang yang harus dituntaskan, bukan hanya oleh Hamas tapi oleh seluruh kaum muslimin.
“Ukuran tuntas dari perang ini adalah diusirnya entitas Zion*s Y4hudi dan kembalinya tanah Palestina kepada kaum muslimin. Inilah ukuran dari tuntasnya persoalan Palestina, karena persoalan Palestina adalah keberadaan penjajah Zion*s,” tegasnya.
Kepentingan Amerika
Farid menilai, ajuan proposal gencatan senjata yang dirancang Amerika, Mesir, Qatar, untuk menjembatani perbedaan pendapat antara Hamas dan Zion*s, itu demi kepentingan Amerika Serikat (AS).
“Terkait proposal yang diusulkan oleh AS, Mesir ,dan Qatar jelas ini adalah proposal untuk kepentingan AS, karena kita tahu bahwa posisi Mesir dan Qatar secara umum di bawah kontrol Amerika,” jelasnya.
Ia melanjutkan, kepentingan AS terkait krisis P4lestina adalah mempertahankan eksistensi Zion*s Y4hudi, yang ini merupakan harga mati bagi AS.
“Karena itu tawaran apa pun yang dilakukan oleh AS, pasti tetap pada prinsip mempertahankan keberadaan Entitas Penjajah Y4hudi. Sejauh apa pun perbedaan pendapat antara elite politik AS dengan Netanyahu tapi prinsipnya entitas Zion*s harus dipertahankan,” ulasnya.
Selain itu, Farid juga menyebut kepentingan AS yang lain di Palestina adalah mewujudkan two state solution, ada negara penjajah Y4hudi ada Palestina. “Jadi skenario ini berujung pada dilegalkannya dua negara ini untuk kepentingan AS,” tandasnya.
Farid memberi alasan, Amerika tetap mempertahankan penjajah Y4hudi ini untuk kepentingannya di Timur Tengah.
“Dengan keberadaan Entitas Penjajah Y4hudi ini, Timur Tengah akan terus bergejolak karena kelakuan Zion*s. Selama Timur Tengah bergolak, AS akan punya legitimasi untuk melakukan intervensi di wilayah itu dengan melakukan kontak dan berbagai hubungan dengan penguasa di Timur Tengah. Dengan hubungan ini, AS memastikan Timur Tengah tetap di bawah kontrolnya melalui para penguasa itu,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun