Tinta Media - Kekuatan penulis itu dimulai dari azam yang kuat. Ketika azam belum kuat, maka kita akan mudah menyerah. Sebab, di setiap dakwah, baik melalui tulisan maupun lisan, pasti akan selalu ada rintangan dan tantangan.
Ketika rintangan dan tantangan tersebut dihadapi tanpa azam yang kuat, pasti kita akan menyerah dan berhenti untuk berdakwah.
Sebagai motivasi, bahwasanya peradaban Islam diukir dengan dua perkara, yaitu hitam tinta para ulama dan merah darah para syuhada. Keduanya bersinergi memecah berbagai kezaliman dan mampu mengguncang dunia dengan bukti bertahan lamanya masa kejayaan Islam.
Dengan tinta para ulamalah dunia diubah. Semoga kelak dengan tinta pula Islam akan kembali berjaya. Sebagai tambahan semangat, Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa semua orang akan mati kecuali karyanya. Maka, tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak.
Oleh karena itu, menulis dakwah ideologis merupakan bekal terbaik untuk kita di akhirat. Karya tulis atau dakwah dengan tulisan akan selalu ada dan hidup walau penulis telah mati dan akan menjadi amal jariyah baginya.
Oleh karena itu, azamkan pada diri bahwa motivasi tersebut akan selalu dibaca dan diingat sebagai penyemangat untuk selalu menulis ketika dalam keadaan malas ataupun futur.
Kalimat tersebut sangat penting bagi seorang penulis. Karena rasa malas dan bosan akan datang jika tidak ada motivasi, maka rasa bosan itu tidak akan bisa dilawan tanpa motivasi yang benar.
Sahabat, ingatlah saat ujian dakwah, ujian kehidupan menghampiri kita. Sesungguhnya, di luar sana banyak sekali saudara-saudara kita yang merasakan ujian yang jauh lebih berat daripada kita. Saat dakwah kita ditolak masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan adat kebiasaan, berseberangan dengan pemikiran mereka, maka di luar sana banyak saudara kita yang sampai mendekam di penjara demi bisa menyampaikan dakwah. Mulut mereka dibungkam untuk tetap diam, bahkan tidak sedikit yang harus meregang nyawa.
Maka dari itu, kitalah sebagai pemuda tangguh yang selayaknya menulis terkait apa yang kita ketahui, mengingat kerusakan para remaja yang begitu memilukan, mulai dari masalah percintaan hingga masalah persahabatan. Hal itu selalu ada.
Pertengkaran dan pembunuhan di kalangan pemuda pun semakin marak terjadi. Lalu, jika remaja saat ini seperti itu, maka siapakah yang akan meneruskan peradaban negeri ini ke depannya? Apakah pantas negeri Wakanda ini diteruskan oleh remaja rusak seperti itu. Tentunya tidak.
Karena itu, merupakan kewajiban bagi kita untuk mengubah remaja yang rusak. Remaja merupakan aset bangsa yang harus kita jaga karena merekalah yang akan meneruskan peradaban Islam ini nantinya.
Maka dari itu, tugas kita sebagai remaja penulis ideologislah untuk menyadarkan mereka dengan tulisan. Kita harus membuat semua pemuda sadar bahwa merekalah yang akan meneruskan negeri ini sehingga menjadi remaja yang solid dan kuat dalam berdakwah, menjadi tonggak awal berdirinya negara Islam. Insyaallah.
Oleh: Azzaky Ali
(Santri kelas X)