Tinta Media - Pada Jumat tanggal 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB tabrakan kereta kembali terjadi, kecelakaan terjadi di jalur tinggal km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka Jawa Barat, antara kereta Commuter line Bandung Raya dengan Kereta Api Turangga. Tentu saja pemberitaan ini menggemparkan publik, berita ini tidak hanya viral di dalam negeri tetapi media asing pun memperbincangkan kejadian kecelakaan tersebut, salah satunya adalah Agence France Presse (AFP). AFP selain melaporkan jumlah korban tewas dan luka juga memberikan kritik terkait berulangnya kecelakaan transportasi di Indonesia.
Adanya kecelakaan kereta yang kembali terulang seharusnya bisa menjadikan bahan evaluasi untuk pemerintah. Apakah penyebabnya human error atau adanya sistem error ? Media asing pun membahasnya bahwa sistem per kereta apian di Indonesia sudah sangat lawas.
Sungguh sangat miris di saat pemerintah jorjoran membangun proyek prestisius yang tidak terlalu urgen dengan puluhan triliun tetapi tidak ada perhatiannya dengan infrastruktur kereta api yang masih uzur, padahal ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Moda transportasi ini sangat butuh untuk di perhatikan demi keselamatan banyak pihak, baik penumpang, petugas maupun masyarakat sekitar.
Sudah seharusnya pemerintah lebih bertanggung jawab untuk memberikan jaminan keselamatan transportasi bagi warga negaranya. Sebab, keamanan merupakan hak dasar rakyat dan negara wajib memenuhinya. Tapi ini semua tidak akan terealisasi selama sistem yang dipakai adalah sistem demokrasi kapitalisme. Di sistem ini penguasa membuat kebijakan bukan untuk kemaslahatan rakyatnya tetapi hanya untuk mengambil keuntungan. Tentu saja ini hanya menguntungkan segelintir pemilik modal.
Berbanding terbalik dengan sistem kapitalisme, di sistem Islam negara sangat bertanggung jawab menyediakan sistem dan sarana transportasi yang aman. Islam sangat menghormati nyawa manusia sehingga akan optimal dalam menjamin keselamatan penumpang dalam berbagai kondisi. Hal ini terjadi karena pemimpin dalam Islam memahami bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya baik di dunia maupun akhirat.
Sudah menjadi tugas kita untuk mengembalikan kehidupan pada sistem yang menerapkan Islam secara Kaffah, dengan beramar makruf nahi munkar. Karena hanya dengan menerapkan sistem Islam maka kesejahteraan, keselamatan dan jaminan hidup bisa terpenuhi dengan sempurna.
Wallahu a'lam bi ash-shawwab
Sumber:
MuslimahNews (Opini) "Tabrakan Kereta Berulang, Mitigasi Harus Kencang" oleh Nida Alkahfi, 9 Januari 2024.
Oleh: Ummu Arkaan
Sahabat Tinta Media