Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai bahwa ketegaran luar biasa penduduk Gaza tumbuh dari spirit tauhid jihad fii sabilillah.
"Banyak sekali orang di seluruh dunia terpana menyaksikan ketegaran luar biasa yang ditunjukkan oleh penduduk Gaza, inilah karakter yang luar biasa yang tumbuh dari spirit tauhid jihad fii sabilillah," tuturnya dalam video : Vivere Pericoloso (Hari-Hari yang Menantang) , melalui kanal Youtube Justice Monitor Channel, Selasa (2/1/2024).
Menurutnya, ketegaran penduduk Gaza kontras dengan sikap pengecut dari Zionis penjarah tanah Palestina.
"Nah saudara dalam perang di Gaza kita tak melihat rasa putus asa di wajah mereka, ini kontras dengan kepengecutan yang ditunjukkan oleh Zionis penjarah tanah Palestina yang dikutuk oleh manusia sedunia. Makin banyak berita yang menyebut terjadi demoralisasi di tubuh tentara dan pemerintah Zionis akibat banyak korban di kalangan mereka,” ungkapnya.
Di jalur Gaza, lanjutnya, memang tidak semua yang meninggal itu dalam keadaan dirinya berperang langsung melawan musuh. Meski begitu menurutnya, mereka semua tetap syahid, dengan mengutip hadis Rasulullah Saw. bahwa mereka yang meninggal karena terbakar dan tertimpa reruntuhan bangunan tetap disebut syahid.
Menurutnya, mati syahid merupakan setinggi-tingginya derajat kematian. “Kata Nabi, setinggi-tinggi derajat kematian adalah kematian syuhada. Sebegitu tingginya derajat itu hingga orang yang mati syahid berulang-ulang ingin mati syahid lagi sampai 10 kali setelah ia melihat besarnya kemuliaan mati syahid,” jelasnya.
UIY menekankan, umat Islam tidak boleh membiarkan, tetapi harus melawan orang yang hendak merampas tanah atau harta walaupun dengan taruhan nyawa. “Bila ada orang yang hendak menjarah harta milik kita apalagi tanah Palestina yang sangat istimewa sama sekali tidak boleh dibiarkan, harus terus dilawan,” tukasnya.
Ini, lanjutnya, persis sebagaimana pesan Nabi dalam hadis sahih riwayat Muslim ketika ada seorang bertanya kepada Nabi , bila ada orang yang hendak merampas hartanya.
“Nabi menjawab, jangan kau berikan itu kepadanya. Lalu orang ini bertanya lagi, bagaimana jika ia ingin membunuhku? Nabi menjawab, bunuhlah dia. Lalu orang ini bertanya lagi, bagaimana jika ia malah membunuhku? Nabi menjawab, engkau dicatat syahid. Tapi bagaimana bila aku yang membunuhnya? orang itu bertanya kembali, lalu Nabi menjawab, ia yang di neraka,” bebernya.
Menurutnya, menjadi seorang muslim semuanya bernilai kebaikan. “Apalagi untuk jihad yang ikhlas maka pasti akan mendapatkan satu dari dua kebaikan yakni kemenangan atau kesyahidan,” pungkasnya.[] Evi