Orang yang Paling Butuh Kasih Sayang dan Kelembutan kita adalah Orang Terdekat Kita - Tinta Media

Jumat, 05 Januari 2024

Orang yang Paling Butuh Kasih Sayang dan Kelembutan kita adalah Orang Terdekat Kita



Tinta Media - Berbuat memang tak semudah bicara. Beramal tak semudah berkata kata. Moga Allah mudahkan semua urusan kita. 

Sobat, sering kali kita bisa berkata manis dan lemah lembut bisa berlemah lembut kepada orang lain. Kepada pelanggan, bos di kantor, teman kerja, relasi bisnis dll. Bahkan kita bisa juga ramah kepada orang yang belum kita kenal sebab baru ketemu saat itu. 

Namun sering kali juga kita bersikap kasar dan tak perhatian justru kepada istri atau suami atau anak kita. Atau orang tua kita. 

Padahal andai kita berlemah lembut kepada orang lain yang jauh disebabkan oleh maslahat yang ingin kita raih berupa gaji, karir, dukungan sosial, dll. Maka Maslahat dari istri dan anak serta orang tua mestinya tak kalah dari gaji dan karir bukan? 

Bahkan pastinya lebih berharga. Yakni hidup sakinah dalam keluarga dakwah. Dalam upaya proses saling membahagiakan dengan saling menunaikan kewajiban masing-masing untuk meraih ridho Allah. Tentu semua ini lebih besar, lebih berharga, lebih mulia daripada sekedar gaji dan karir bukan? 

Nah, jika untuk gaji, karir dan dukungan sosial kita bisa menyebar kasih sayang dan kelembutan, mengapa untuk sakinah bahagia dunia akhirat dalam keluarga bersama istri dan anak kita tak bisa? 

Aneh bukan? Padahal Baginda Nabi Muhammad Saw telah bersabda: 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى 

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada keluarganya. Aku sendiri adalah orang yang paling baik pada keluargaku.” (HR. Tirmidzi, no. 3895) 

Maka salah satu kebaikan yang paling penting adalah kasih sayang dan kelembutan. 

Coba lihat bagaimanakah contoh dari suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berada di rumah. 

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ 

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari, no. 6039) 

Dalam Syarh Al-Bukhari karya Ibnu Batthol rahimahullah disebutkan bahwa Al-Muhallab menyatakan, inilah pekerjaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya. Hal ini wujud tanda ketawadhu’an (kerendahan hati) beliau, juga supaya umatnya bisa mencontohnya. Karenanya termasuk sunnah Nabi, hendaklah seseorang bisa mengurus pekerjaan rumahnya, baik menyangkut perkara dunia dan agamanya. 

As-Sindi rahimahullah dalam catatan kaki untuk Shahih Al-Bukhari menyatakan bahwa membantu urusan rumah termasuk kebiasaan (sunnah) orang-orang shalih. 

Nah Sobat, kalo Kita mampu berlemah lembut ketika diluar rumah maka mengapa kita tak bisa melakukannya di dalam rumah kepada orang orang terdekat dan tersayang? Mestinya bisa kan? Yuk kita coba!
Ngaji yuk![]


Oleh: Ustadz Abu Zaid 
Tabayyun Center 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :