Muncul Ajakan Mewaspadai Khilafah, MMC: Yang Seharusnya Diwaspadai Demokrasi - Tinta Media

Jumat, 19 Januari 2024

Muncul Ajakan Mewaspadai Khilafah, MMC: Yang Seharusnya Diwaspadai Demokrasi



Tinta Media - Menanggapi munculnya ajakan untuk mewaspadai narasi kebangkitan Khilafah, Narator Muslimah Media Center (MMC) mengingatkan, yang seharusnya diwaspadai adalah sekularisme kapitalisme dengan sistem demokrasinya, bukan Khilafah. 

"Justru yang seharusnya diwaspadai dan dienyahkan adalah ideologi transnasional bernama sekularisme kapitalisme yang ditancapkan ke negeri ini melalui sistem demokrasi," ujarnya dalam Serba-serbi: Benarkah Narasi Khilafah Perlu Diwaspadai? Di kanal Youtube MMC, Selasa (16/1/2024). 

Narator lanjut menjelaskan, demokrasi adalah buatan manusia yang merupakan hasil berpikir orang-orang Eropa setelah mengalami penindasan oleh kerajaan dengan mengatasnamakan agama  yang bekerja sama dengan pihak gereja pada masa itu. 

"Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan manusia berdaulat atas hukum,"  jelasnya. 

Padahal, terang Narator, Allah Swt. telah memberi peringatan dalam Surah Thaha ayat 124 bahwa siapa saja yang berpaling dari peringatan (ayat-ayat) Allah maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang sempit. 

"Dan terbukti, dalam penerapan sistem sekularisme kapitalisme demokrasi, umat hanya merasakan kerusakan nyata di berbagai bidang. Kezaliman oligarki di mana-mana, kebatilan tersebar luas atas nama kebebasan, negara lepas tanggung jawab terhadap urusan rakyat dan para kapital berkuasa atas segala sesuatu," bebernya. 

Maka, kata Narator, sangat aneh ketika ada seorang muslim tapi menolak Khilafah dengan membuat narasi yang menyesatkan pemikiran umat terkait Khilafah. Dan di saat yang sama, ucapnya,  malah membela mati-matian sekularisme kapitalisme demokrasi. Padahal sistem tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rasul saw., tidak ada dalam syariat Islam, bertolak belakang dengan akidah Islam dan hanya membawa kerusakan," urainya. 

Sebaliknya, ia pun menegaskan, seharusnya Khilafah tidak boleh dianggap sebagai ancaman, tapi sebuah kewajiban yang harus diperjuangkan. 

"Umat harus menyadari bahwa Khilafah adalah mahkota kewajiban. Inilah yang dikatakan oleh Syaikh Taqiyuddin  an-Nabahni dan Imam al-Ghazali," ucapnya. 

Imam al-Qurtubi pun, terangnya,  menyebut bahwa Khilafah sebagai 'adzhamul wajibat, yaitu kewajiban yang paling agung. 

"Sebab tanpa adanya institusi Khilafah (sebagai pelaksana), maka hukum-hukum Allah yang berkaitan dengan sistem politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pergaulan dan sistem sanksi tidak akan pernah bisa terwujud," terangnya. 

Tak hanya itu, ucapnya, dengan penerapan syariat secara praktis oleh negara Khilafah, akan menjadikan alam semesta merasakan kerahmatan Islam sebagaimana disebut dalam  Al-Qur’an surah al-Anbiya ayat 107. 

"Juga datangnya keberkahan dari langit dan bumi untuk penduduk negeri berdasarkan al-Quran surah al-'Araf ayat 96," tandasnya. 

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Akademisi dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, Mohammad Iqbal Ahnaf  mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai narasi-narasi kebangkitan Khilafah yang bertepatan dengan momentum 100 tahun keruntuhan Khilafah Islamiyah.[] Muhar
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :