Islam Solusi Masalah Banjir - Tinta Media

Minggu, 28 Januari 2024

Islam Solusi Masalah Banjir



Tinta Media - Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait kondisi cuaca ekstrem, Jumat (19/1/2024) di sela-sela Talkshow Ngabedaskeun di Rumah Dinas Bupati Bandung, 

Beliau mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi berbagai bencana yang akan melanda di saat kondisi cuaca ekstrem,a seperti banjir dan tanah longsor. (BeiNewsBandungRaya.id)  

Begitu juga kepada Dinas Lingkungan Hidup dan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dadang menginstruksikan untuk menyiapkan langkah antisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana. 

Pemkab Bandung mengambil beberapa langkah, yaitu pemetaan daerah rawan longsor dan banjir, penyuluhan dan edukasi tentang kebencanaan kepada masyarakat dan pelajar di sekolah agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana, menyiapkan personil di setiap titik daerah rawan bencana seperti di Sungai Citarum dan daerah rawan longsor. 

Langkah berikutnya yang dilakukan adalah menyiapkan logistik, peralatan evakuasi, dan berbagai kebutuhan lain terkait penanggulangan bencana. Di samping itu, anggaran tak terduga pasca bencana telah disiapkan sebesar Rp20 miliar, untuk kondisi tanggap darurat oleh Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung. Masyarakat pun diimbau untuk tidak membuang sampah ke sungai dan saluran air agar tidak menyumbat aliran air. Diharapkan dengan adanya upaya ini, risiko terjadinya bencana di Kabupaten Bandung bisa berkurang. 

Sudah kita ketahui bersama bahwa banjir tahunan menjadi hal yang tak bisa dihindarkan untuk daerah rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor ketika datang musim penghujan. Derasnya air hujan pun bisa saja sewaktu-waktu bisa membuat sungai meluap, tanggung jebol, dan sebagainya. 

Warga hanya bisa pasrah dengan semua ketentuan Allah atas apa yang menimpa mereka. Di samping sebagai makhluk kita harus yakin bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah, tetapi jika kita telaah secara mendalam, semua musibah yang terjadi juga ada andil dari perbuatan manusia itu sendiri. 

Bermula dari sistem pembangunan dan tata kelola lahan kapitalisme sekuler, itulah andil manusia dalam merusak keharmonisan lingkungan. Paradigma yang salah dalam penataan dan pembangunan yang kapitalistik menjadikan rusaknya lingkungan. 

Sebagai contoh, pembangunan jor-joran telah dilakukan oleh  pemerintah dan pihak swasta dengan dalih untuk kemajuan ekonomi tanpa memperhatikan akibatnya. Itulah hasil dari penerapan sistem yang salah, yaitu kapitalisme sekuler, sistem buatan manusia yang hanya mementingkan diri sendiri dan segelintir orang. 

Cara pandang kapitalisme tentang kemajuan adalah dengan megah dan banyaknya gedung-gedung pencakar langit, serta fasilitas umum, seperti jalan tol, jalan kereta api listrik, dan apartemen mewah. Lahan pertanian semakin menyusut, hutan semakin sedikit karena terus dijadikan sebagai bancakan para kapitalis. 

Hal ini karena yang mempunyai modal akan bebas untuk membeli lahan sebanyak-banyaknya. Ujung-ujungnya, banyak rakyat yang terdampak  banjir  ketika musim hujan tiba. 

Pembangunan dalam kapasitas hanya untuk mendapatkan keuntungan dan cuan tanpa memperhatikan akibat terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Berbagai langkah yang dilakukan oleh Pemkab Bandung seperti yang disebutkan di atas, beserta anggaran bantuan tak terduga (BTT) mungkin ada manfaatnya. Namun, itu bukan solusi hakiki sebagai pemecah persoalan. 

Permasalahan yang datang akibat dari sesuatu yang sistematis harus diselesaikan dengan solusi yang sistematik juga. Solusi ini tidak bisa hanya dengan berbagai upaya, tetapi masih ada dalam sistem yang rusak. Masyarakat tetap abai dalam masalah sampah karena belum ada kesadaran dari individu masing-masing. 

Jelaslah bahwa banjir berulang, tanah longsor, dan berbagai bencana di musim hujan adalah buah dari penerapan sistem buatan manusia yang justru akan merusak tatanan kehidupan. Begitu juga dengan pembangunan yang sangat pesat, tidak akan menjamin sebuah negara menjadi negara maju dan sejahtera ketika tidak diatur dengan sistem yang benar sesuai syariat. Pembangunan digalakkan tanpa peduli terhadap rusaknya keharmonisan lingkungan adalah sebuah kezaliman yang nyata. 

Ini berbeda dengan sistem Islam. Pembangunan dalam sistem Islam bertujuan untuk kesejahteraan rakyat tanpa merusak lingkungan. Semua dilakukan atas dasar iman, bukan manfaat. Kawasan atau lahan dengan segala isinya boleh dimanfaatkan oleh manusia dengan cara yang sesuai aturan Islam, tidak boleh sembarangan, dan akhirnya menimbulkan kerusakan lingkungan. Namun, ada juga kawasan yang dilindungi seperti hutan lindung yang tidak boleh diambil hasilnya. 

Sudah terbukti semasa Islam diterapkan dulu, seorang khalifah berhasil menyejahterakan dan memberikan rasa nyaman kepada rakyat. Keharmonisan lingkungan tetap terjaga dengan baik ketika penataan ruang itu dilakukan sesuai syariat. Pembangunan sangat pesat tanpa merusak lingkungan di masa kekhalifahan dulu. Masa kegemilangan itu berawal dari tertancapnya keimanan pada individu dan masyarakat, serta sistem sahih yang diterapkan oleh sebuah negara, yaitu Daulah Islam. Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media 

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :