Tinta Media - Hujan yang turun secara terus-menerus yang mengguyur wilayah Kecamatan Pangalengan sejak Minggu (7/1/2024) hingga Senin subuh membuat sungai Cisangkuy meluap dan menjadi penyebab bencana banjir bandang dan longsor. Kejadian itu mengakibatkan tembok (TPT) dengan panjang 15 meter di sekitar kantor desa ambruk.
Akibat dari bencana tersebut, 19 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 30 sampai 50 sentimeter. Adapun saat ini, banjir telah surut dan warga sudah membersihkan rumah mereka.
Suhendar Rahmani, Kapala Desa Margamulya mengatakan bahwa pihak desa telah berkoordinasi dengan DAS Cisangkuy dan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk segera memperbaiki drainase aliran sungai Cisangkuy.
Akan tetapi, belum ada tindak lanjut, meskipun ada sedikit (TPT bantaran) yang dibangun melalui program dana Desa Margamulya. (BANDUNG,KOMPAS.COM)
Bagi kaum mukmin, musibah harus dihadapi dengan kaimanan. Seorang muslim wajib mengimani bahwa tak ada satu pun musibah yang dia alami, melainkan atas kehendak Allah Swt.
Allah Swt. berfirman,
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa kecuali dengan izin (kehendak) Allah." [QS. Taghabun (64): 11]
Dengan kata lain, musibah yang terjadi adalah bagian dari qadha Allah Swt. Sikap kita sebagai seorang muslim adalah rida terhadap ketetapan-Nya. Karena merupakan qadha, musibah pun harus dihadapi dengan kesabaran dan tawakal.
Selain sabar dan tawakal, saat terkena musibah, seorang muslim juga diperintahkan untuk segera bertobat kepada Allah Swt. dan banyak melakukan muhasabah. Itu sebabnya, Allah Swt. mengingatkan bahwa beragam musibah (bencana) sering datang karena perbuatan (dosa) manusia itu sendiri.
Jika kita lihat fakta saat ini, ketika musim penghujan tiba, bencana banjir seolah sudah menjadi langganan. Bagi sebagian wilayah di negeri ini, semua itu pasti ada penyebabnya.
Selain karena faktor curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi akibat faktor tangan manusia sendiri. Ini mulai dari banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai dan saluran-saluran air, yang akhirnya mengakibatkan sampah tersumbat dan menghalangi jalanya air.
Belum lagi minimnya resapan air (drainase) di sebagian wilayah, sehingga ketika hujan turun, air hujan pun meluber ke pemukiman. Belum lagi akibat dari alih fungsi lahan yang seharusnya menjadi resapan air, ini malah beralih menjadi hunian, perumahan, ataupun bangunan-bangunan lain. Sehingga, air hujan yang seharusnya meresap ke dalam tanah, terhalangi oleh material bangunan. Alih fungsi lahan ini biasanya dilakukan oleh para elite pengusaha demi meraup keuntungan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.
Belum lagi musibah tanah longsor yang juga kerap terjadi di musim penghujan. Dengan banyaknya penebangan pohon secara liar, ini jelas-jelas merugikan dan merusak lingkungan. Pohon yang seharusnya menjadi resapan air dan penyangga tanah, kini hilang akibat penebangan tersebut. Pantas saja musibah banjir dan longsor selalu datang tatkala musim penghujan tiba. Ini semua karena manusialah yang sudah membuat kerusakan di muka bumi.
Padahal, Allah Swt. telah memperingatkan di dalam
Al-Qur'an, yang artinya:
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." [QS. Ar-Rum (30): 41]
Selain itu, sesungguhnya pangkal kemungkaran terbesar hari ini bukan hanya karena pribadi-pribadi yang bermaksiat pada Allah Swt., melainkan lebih dari itu, yaitu ketika hukum (syari'at) diabaikan dan tidak diterapkan. Justru sistem buatan manusialah yang dipakai dan diterapkan. Padahal, itu merupakan pangkal dari segala macam kerusakan.
Sudah kita ketahui bersama bahwa penerapan sistem kapitalis yang berasas manfaat inilah yang jelas-jelas adalah biang dari segala permasalahan. Nyaris kepentingan para kapitalis saja yang diprioritaskan, sedangkan rakyat yang menanggung penderitaan.
Kerusakan-kerusakan ini hanya bisa terselesaikan saat Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Maka, keberkahan dari langit dan bumi pun akan didapat dan dirasakan.
Allah Swt. berfirman:
"Andai penduduk negeri beriman dan bertakwa, Kami pasti akan membukakan bagi mereka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka (mendustakan ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." [QS. Al-A'raf (7): 96]
Saatnya umat kembali kepada aturan Islam, sebagai dasar keyakinan dan aturan kehidupan, karena hanya dengan aturan Islam, semua problematika kehidupan akan terselesaikan. Wallahu A'lam.
Oleh: Dedeh
Sahabat Tinta Media