Tinta Media- Islam moderat, program global yang terus menjadi aksi internasional. Sebetulnya program ini telah lama dihembuskan Barat. Sebagai upaya untuk mencegah bangkitnya kembali jiwa Islam politik yang shahih.
Islam Moderat, Konsep yang Keliru
Pemikiran umat pun semakin terselewengkan dengan adanya Islam moderat. Mulai dari toleransi, pencampuradukan akidah agama Islam dengan agama lain, hingga menyamakan persepsi bahwa semua agama itu sama. Paham yang mengandung kesalahan besar. Pemikiran demikian sangat berbahaya bagi umat.
Parahnya lagi, kurikulum pendidikan yang ada saat ini pun, kental dengan tujuan memoderasikan pemahaman kaum terpelajar. Melalui berbagai program asing yang jelas-jelas aroma liberalisasinya. Internasionalisasi kampus (kompas.com, 27/6/2023), visa pendidikan, beasiswa ke negeri-negeri Barat, dan program lain yang tampak "keren".
Namun faktanya, jelas-jelas program ini sebagai program yang mem-brain wash pemikiran kaum pemikir dan cendekiawan. Tidak heran saat pemikiran-pemikiran yang kini ada adalah pemikiran liberal yang sekuleristik.
Saat ini, umat Islam pun terbuai dengan "buaian" manis moderasi Islam. Islam yang moderat, "dipercaya" dapat menghilangkan radikalisme, fanatisme dan kekacauan dalam kehidupan. Moderasi Islam, digadang-gadang mampu menyatukan umat dalam persatuan dan kesatuan ala nasionalisme.
Namun, betulkah demikian?
Faktanya, Islam moderat adalah suguhan yang disajikan Barat untuk menghambat kebangkitan Islam. Barat yakin, bahwa Islam dan Khilafah akan bangkit kembali. Saking yakinnya, mereka pun berpikir keras sekuat mungkin untuk menghambat kebangkitan kaum muslimin. Caranya, dengan terus menghembuskan moderasi Islam yang "soft" dan terasa sangat indah bagi kaum muslimin.
Namun, ternyata, jerat bayang Islam moderat sangat berbahaya untuk Islam kaffah, yang memperjuangkan kesejahteraan hakiki untuk umat. Boleh ber-"Islam", asal tidak Islam politis.
Demikian syarat yang diberikan Barat bagi kaum muslimin. Kaum muslimin tetap boleh melakukan ritual ibadah, namun kaum muslimin yang memiliki pemikiran kritis tentang dakwah politik, akan digerus, ditindak, dicekal tanpa rasa kemanusiaan.
Padahal, Islam dan politik adalah dua saudara kembar yang tak terpisahkan. Dalam Islam, politik diartikan sebagai pengurusan seluruh kebutuhan umat.
Sangat berbeda dengan arti "politik" yang saat ini dipahami umat kebanyakan. Politik yang kini diterapkan dalam sistem sekularisme saat ini justru menjadikan kehidupan kian tidak terarah. Bahkan kehidupan dikendalikan salah arah. Kepentingan rakyat terus dicabik-cabik atas nama kepentingan penguasa dan oligarki. Miris.
Islam Membangkitkan Pemikiran Umat
Islam kaffah adalah aturan (syariat) yang Allah turunkan untuk mengatur segala urusan dan kebutuhan umat melalui jalan dakwah politis. Dakwah politis merupakan metode dakwah yang dicontohkan Rasulullah SAW, untuk mewujudkan Islam yang kaffah.
Hanya dengan metode inilah Islam yang "real" bisa terwujud. Melalui wadah Khilafah manhaj An Nubuwwah, Islam yang kaffah dapat menjadi solusi semua masalah ummah. Rahmat Allah pun pasti tercurah untuk langit dan bumi. Innaka laa tukhliful mii'ad. Allah pasti tak akan menyalahi janji-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah: 208)
Islam wajib diterapkan secara utuh dan menyeluruh demi keselamatan seluruh umat. Tanpa memilih-milih. Karena Islam sifatnya kaffah, bukan parsial. Konsep moderasi merupakan konsep penerapan Islam yang setengah-setengah. Dan jelas, konsep ini keliru dan berseberangan dengan konsep Islam yang shahih.
Inilah satu-satunya jalan agar rahmat Allah SWT. tercurah bagi kehidupan manusia. Dan hanya dengan sistem Islam-lah pemikiran umat dapat dibentuk dengan konsep yang shahih berdasarkan syariah Islam demi menggapai kebangkitan umat yang sempurna.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor