Zionis Yahudi Tidak Disebut Teroris, Direktur Pamong Institute: Ini Ketidakadilan Dunia - Tinta Media

Rabu, 06 Desember 2023

Zionis Yahudi Tidak Disebut Teroris, Direktur Pamong Institute: Ini Ketidakadilan Dunia



Tinta Media - Menanggapi Zionis Yahudi yang menyerang anak-anak, sekolah, rumah sakit, dan pemukiman sipil tidak pernah disebut sebagai teroris, Direktur Pamong Institute Wahyudi al Maroky menilai sebagai ketidakadilan dunia.

“Jadi ini ketidakadilan dunia,” nilainya pada rubrik yang berjudul Zionis Yahudi Itu Teroris Internasional, Anak-anak dan Sekolah Diserang, RS, Rumah Ibadah Dibombardir di kanal YouTube Media Dakwah Jambi, Kamis (30/11/2023).

Menurut Wahyudi, sebenarnya kalau dikategorikan kejahatan internasional, Zionis telah melakukan kejahatan, karena rumah sakit diserang. “Jadi, Zionis itu, rumah sakit diserang, sekolah diserang, masjid diserang, bahkan ada gereja juga,” ungkapnya.

Ia merasa aneh, sampai sekarang orang masih tidak melabeli Zionis Yahudi Laknatullah itu sebagai teroris internasional yang paling besar. “Ya karena sebenarnya labelnya mereka yang pegang. Label teroris itu hanya disematkan kepada gerakan Islam, organisasi Islam. Sementara yang membunuh sampai ribuan anak-anak, belasan ribu korban itu tidak disebut teroris,” tuturnya.

“Ketika ketidakadilan menimbulkan perlawanan, perlawanannya disebut teroris lagi,” sesalnya.

Wahyudi mengungkap pernyataan Zionis yang mengatakan di rumah sakit itu ada terowongan yang dikaitkan dengan terowongan Hamas adalah fitnah. “Sebenarnya dunia juga sudah tahu bahwa Zionis itu selalu menebar fitnah. Dari dulu fitnah. Memang tukang memfitnah dia,” ungkapnya.
“Kalaupun tidak ada argumen juga, dia nyerang, nyerang aja,” tambahnya.

Dikatakannya dalam peraturan internasional memang rumah sakit tidak boleh diserang. “Tapi kan faktanya mereka serang aja itu, Zionis Yahudi itu menyerang dan tidak ada hukuman buat dia sebagai pelanggaran,” ujarnya.

“Kenapa tidak hukum tidak ada satu institusi yang menegakkan hukum untuk dia?” tanyanya melanjutkan.

Menurutnya, tidak ada yang bisa diharapkan dari institusi PBB maupun negara lain. “Kalau kita berharap institusinya PBB, ternyata PBB kan ya cincai sama dia, gak berbuat apa-apa. Kita berharap sama negara Amerika yang katanya menjunjung tinggi HAM, gak ada istilah ham-haman itu situ,” tegasnya.

Ia mengungkap tidak berfungsinya semua instansi internasional. “Kita berharap PBB ngurusi yang anak-anak, berapa ribu anak yang meninggal dibunuh? Coba bayangkan itu kan gak diurus sama PBB,” ungkapnya.
 
“Jadi, di situ kita bisa melihat PBB, komnasham, negara-negara OKI, International Court Criminal Justice, semua tidak berfungsi kalau korbannya umat Islam,” imbuhnya.

Memang menurutnya umat Islam butuh organisasi sendiri, butuh negara sendiri, butuh pemimpin sendiri yang bisa membantu menyelesaikannya. “Itulah yang disebut kalau kita bilang ya minimal kepemimpinannya, kepimpinan Islam baru bisa menyelesaikan masalah ini,” tuturnya.

Kalau ada korban, kena bom, kena tembak, kena runtuhan bangunan, menurutnya, wajar diurus oleh dokter. “Gitu wajar masuk rumah sakit, tapi pelaku yang membuat runtuh, membuat luka tembak, ini harusnya diurus oleh tentara,” ujarnya.

“Jadi kalau mau menghentikan itu, kirim tentara ke sana! Karena ya adilnya gitu. Harusnya begitu. Jadi jangan tentara dihadapi dokter, itu korban lagi nanti,” tegasnya.

Kalau tidak mau menyelesaikan masalah Palestina, Wahyudi berpandangan tentu tidak akan terjadi itu pengiriman pasukan. “Tentu harus ada penyadaran umat supaya bantuan dilakukan terus, tetapi juga penyadarannya terus untuk supaya punya kepemimpinan yang kuat, supaya bisa mengusirlah, minimal itu mencegah supaya tidak menyerang lagi,” pungkasnya. [] Raras
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :