Tinta Media - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung meminta partisipasi partai politik untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Pihak KPU pun menyatakan selalu siap memberi pemahaman politik oleh parpol maupun Pemkab Bandung jika diperlukan. Hal ini tidak lain bertujuan untuk mengerahkan potensi suara para kader dan masyarakat dalam Pemilu 2024 mendatang.
Hal senada juga dipaparkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna. Menurutnya, keadaan kota Bandung yang berpenduduk padat mungkin saja bisa menimbulkan percikan- percikan dalam konstelasi pemilu. Namun ia juga menyinggung kelangsungan pemilu 5 tahun silam yang berlangsung aman, kondusif dengan capaian pemilih hingga 87 persen. Ema juga menargetkan peserta Pemilu 2024 di kota Bandung dapat naik ke angka 90 persen partisipan. Ia berharap dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu dapat menjadi jalan untuk menghadirkan pemimpin terbaik bagi negeri ini. (mediaindonesia.com 17 November 2023)
Menjelang pemilu Februari 2024 yang kian dekat, Pemkab Bandung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Badan Kesbangpol) menggelar pendidikan politik pada para pelajar yang notabene sebagai pemilih pemula. Kesbangpol akan memberikan pendidikan politik secara berkesinambungan pada para pelajar SMA/ SMK dan sederajat guna memberi edukasi pada mereka agar sama- sama mengawal dan menyukseskan pemilu. (inilahkoran.id 17 November 2023)
Memasuki tahun politik 2024 kaum muda digiring pihak berkepentingan untuk bersatu mengawal pesta demokrasi. Jumlah suara kaum muda ini tentu sangat menggiurkan bagi para elite politik untuk menambah perolehan suara sebagai wasilah bagi mereka agar dapat duduk di tampuk kekuasaan atau posisi yang diinginkan. Pendidikan politik bagi pemuda dan pelajar memang sangat penting keberadaannya, namun yang perlu diperhatikan di sini adalah pendidikan politik dalam kacamata demokrasi hanya sebatas mengarahkan kaum muda untuk terlibat dalam politik praktis.
Potensi mereka hanya ditujukan untuk memenuhi kantong-kantong suara saja. Bahkan mirisnya, ketika kaum muda dipahamkan dengan politik dalam paradigma Islam, banyak kalangan yang menentang dan dengan lugas mengatakan tidak boleh mengajarkan Islam politik dan tidak boleh membawa embel-embel agama (Islam) dalam masalah politik.
Seolah-olah Islam itu hanya perkara ubudiah saja. Boleh diajarkan dan didakwahkan dalam bentuk pengamalan ibadah ritual semata. Padahal dalam Islam, tidak ada satu pun pengaturan dalam kehidupan manusia yang luput dari aturan Islam. Begitu pun dengan masalah politik.
Syekh Mustofa Al- Ghulaya menegaskan bahwa "Sesungguhnya pada tangan pemudalah urusan umat, dan di kaki- kaki mereka lah terdapat kehidupan umat". Dari pernyataan ini, kita sadar bahwa sudah seharusnya kita peduli dengan generasi muda, agar kita tidak meninggalkan mereka dalam kondisi lemah dan terombang-ambing ide-ide kufur.
Pemuda sebagai agen of change sejatinya harus diarahkan pada tujuan hidup yang benar melalui proses pendidikan yang benar pula. Yaitu pendidikan yang bisa melejitkan potensi diri sebagai modal agar mereka bisa membawa kemanfaatan di tengah-tengah umat. Pendidikan politik yang benar sangat diperlukan bagi pemuda agar kelak mereka bisa mengurusi umat dan memecahkan permasalahan umat sesuai dengan perintah Allah SWT.
Para pemuda haruslah dipahamkan bahwa mereka wajib memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang tercermin dengan pengamalan Islam dalam segala aspek kehidupan dan senantiasa menghidupkan aktivitas dakwah amar makruf nahi mungkar saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran ditengah-tengah umat. Mereka wajib menjadikan Rasulullah Saw role model terbaik yang mereka ikuti dalam hal ketakwaan kepada Allah.
Rasulullah telah memberi contoh ketika beliau membina para sahabat di kalangan pemuda untuk menjadi kader- kader dakwah Islam. Para pemuda itu dengan kesadaran dan keikhlasan kepada Allah mengedukasi masyarakat arab dengan Islam sehingga Rasulullah bersama para kader dakwahnya bisa mengubah peradaban manusia yang terbelakang dan jahiliah pada saat itu menjadi peradaban manusia yang penuh dengan kemuliaan dan mampu bertahan kemuliaan itu hingga 13 abad lamanya.
Namun perlahan hancur dan lenyap bersamaan dengan lenyapnya sistem Islam yang menaungi umat. Oleh karena itu, keberadaan pemuda yang tercerdaskan dengan politik Islam akan sangat memahami bahwa berbicara tentang politik bukan hanya berbicara tentang siapa yang mereka pilih, namun juga berhubungan dengan sistem apa yang akan dijalankan untuk mengatur urusan umat agar keberkahan Allah dapat dirasakan seluruh Alam.
Wallahu alam bishawab.
Oleh : Selly Nur Amalia
Sahabat Tinta Media