Palestina Butuh Aksi Nyata Negeri Muslim - Tinta Media

Senin, 04 Desember 2023

Palestina Butuh Aksi Nyata Negeri Muslim



Tinta Media - Imbas dari agresi Zionis Yahudi yang semakin membabi buta ke jalur Gaza membuat milisi pendukung Palestina di Timur Tengah ikut melancarkan tindakan balasan. Terbaru, puluhan roket ditembakkan ke Kota Kiryat Shmona kawasan Zionis oleh milisi Hizbullah di selatan Lebanon. Houthi di Yaman pun meluncurkan dronenya untuk menyerbu Zionis. (cnnindonesia.com, 3/11/2023)

Milisi-milisi Islam yang sadar atas kewajibannya dalam membela Palestina melakukan perlawanan. Membela Palestina berarti membela saudara-saudara sesama muslim yang sedang dizalimi oleh Zionis Yahudi, meskipun negara-negara milisi tersebut mengambil perbedaan sikap.

Pengkhianatan Para Penguasa

Telah diketahui bersama bahwa tidak ada satu pun negeri muslim yang mengirimkan pasukan atau tentara untuk membantu rakyat Palestina. Kejahatan dan penjajahan yang dilakukan Zionis Yahudi ini sudah terlihat jelas dan nyata. Sayangnya, penguasa negeri muslim mengabaikan fakta mengenai ini. Mereka hanya mampu mengecam.

Bahkan, yang lebih menyakitkan hati ialah penguasa Arab Saudi yang mengadakan Riyadh Season besar-besaran di saat Zionis Yahudi menghujani Palestina dengan bom. Penguasa muslim lain, seperti Turki, masih menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi. Sikap-sikap seperti ini merupakan pengkhianatan besar terhadap rakyat Palestina.

Penguasa muslim tidak memperhatikan fakta bahwasanya peperangan antara  Hamas dan Zionis Yahudi tidaklah seimbang. Posisi Hamas adalah milisi independen kaum muslimin di Gaza yang tidak memiliki dukungan negara. Sedangkan Zionis Yahudi didukung oleh negara. Maka, tampaklah ketidakseimbangan tersebut. Perang melawan negara haruslah dihadapi oleh negara juga. Beberapa negara mendukung Zionis Yahudi dengan memberi bantuan berupa senjata, dana, dan lainnya. Maka sudah tampak jelas bahwa perang ini adalah perang antara negara dan milisi yang tidak seimbang.


Karena Nasionalisme

Islam mewajibkan untuk membela sesama muslim. Negeri muslim pun harus memenuhi kewajiban membela muslim yang lain, terutama jika musuh melakukan hal yang di luar batas kemanusiaan, apalagi sampai menghilangkan nyawa kaum muslimin. 

Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 191 yang artinya,

"Dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu ...."

Penguasa negeri muslim tidak berupaya untuk mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh milisi untuk melakukan balasan serangan. Hal ini disebabkan oleh rasa nasionalisme yang ada di negeri-negeri kaum muslimin. Rasa nasionalisme ini juga yang memudahkan Barat menguasai dan mengendalikan kaum muslimin. Oleh karena itu, tidak ada perlawanan atau tentara dari penguasa muslim atas kekejaman dan kebiadaban yang dilakukan Zionis Yahudi dan para sekutunya. 

Menyedihkan, Zionis Yahudi mampu melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, padahal wilayahnya dikelilingi oleh negeri-negeri muslim yang secara jumlah lebih besar jika dibandingkan dengan Zionis Yahudi.


Melalui Tangan Negara

Pembebasan Palestina memerlukan tindak nyata sebuah negara, bukan hanya milisi. Langkah para milisi seharusnya diikuti oleh para penguasa muslim karena negara punya kekuatan besar untuk mengirimkan tentara dan senjata ke Palestina. Namun, hal ini tidak akan mungkin bisa dilakukan jika umat Islam tidak bersatu.

Andai saja negeri-negeri muslim bersatu, Zionis Yahudi beserta sekutunya akan mampu dikalahkan. Jihad merupakan pertolongan yang nyata bagi Palestina. Bantuan ini hanya bisa dilakukan oleh negara. Akan tetapi, negeri-negeri muslim saat ini tersandera oleh AS.

Nasionalisme tidak dikenal oleh Islam. Kaum muslimin tidak disekat-sekat, tapi bersatu seperti satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh yang sakit, maka bagian yang lain akan merasakan sakitnya juga. Allah Swt. berfirman yang artinya,

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (TQS. Al-Hujurat: 10)

Dahulu, umat Islam bersatu dalam satu negara. Negara menerapkan syariat Islam secara kaffah. Negara ini menjadi junnah bagi kaum muslimin. Negara ini juga akan melindungi kaum muslimin dari serangan musuh, bahaya, dan semua hal yang mengancam kaum muslimin. Dalam hadis dikatakan,

"Sesungguhnya al-Imam adalah perisai, di mana (orang-orang) akan perang di belakangnya (mendukung) atau berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)

Dengan adanya negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, kaum muslimin Palestina tidak akan mengalami kedukaan seperti saat ini. Mereka tidak akan terusir kedua kalinya seperti peristiwa Nakba dahulu. Sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya tidak akan dibom oleh rudal-rudal Zionis Yahudi.

Dalam perlindungan negara dalam Islam, mereka akan mendapatkan kesejahteraan hidup. Dalam Islam, tanah Palestina adalah tanah milik umat Islam. Darah para syuhada dari pasukan Salahuddin Al Ayyubi telah menyirami tanah Palestina ketika Salahuddin Al Ayyubi merebut kembali Al Quds dari penjajahan.

Tanah Palestina juga selalu dijaga dengan jiwa maupun raga oleh para khalifah dahulu. Oleh sebab itu, arah perjuangan kaum muslimin untuk Palestina seharusnya berada dalam satu suara, yaitu berjuang menegakkan kembali negara yang dapat melindungi umat Islam, sebuah negara yang akan menghabisi kezaliman dan kebiadaban Zionis Yahudi beserta dengan para sekutunya. Wallahu 'alam.

Oleh: Ummu Azmi 
(Aktivis Muslimah)


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :