Tinta Media -- Mindset kapitalisme yang menganggap bahwa kehidupan ini untuk mendapatkan kepuasan materi sebanyak-banyaknya, dinilai Narator MMC membuat manusia gelap mata dan tega menganiaya anak sendiri.
"Mindset kapitalisme ini bikin seseorang gelap mata dan tega menganiaya anak sendiri hanya karena terusik saat main game," ujarnya dalam tayangan MMC Milenials: Gegara Main Game Ayah Bunuh Bayinya, melalui kanal Muslimah Media Center, Senin (20/11/2023).
Narator menyebutkan faktor lingkungan ikut menentukan bagaimana mindset seseorang dalam memandang kehidupan. Naasnya, Ia melanjutkan, lingkungan tempat hidup telah didominasi oleh paham kapitalisme sekularisme.
"Di dalam masyarakat sekuler aturan Islam memang bukan sesuatu yang dianggap penting. Sebaliknya kepuasan materi diagungkan sehingga kemaksiatan menjadi kebiasaan dan seseorang enggak ada takut-takutnya untuk melakukan kemaksiatan," ungkapnya.
Menurutnya, ini membuktikan bahwa negara gagal membentuk generasi berkepribadian Islam melalui sistem pendidikannya yang sekuler.
“Mana mungkin bisa membentuk kepribadian Islam?Jika Islam hanya diajarkan sebagai ibadah ritual, sedangkan untuk mengatur kehidupan manusia boleh membuat aturannya sendiri. Ketika ada orang yang ingin mendalami Islam secara mendalam malah dikatakan radikal dan ditakut-takuti dengan isu terorisme," sesalnya.
Ia lalu menegaskan, hanya dengan penerapan Islam secara kafah kasus-kasus semacam itu bisa dicegah.
"Masyarakat Islam memberikan suasana kondusif untuk ketakwaan seseorang. Masyarakat terbiasa dengan aktivitas amar ma'ruf nahi mungkar dan berlomba-lomba dalam kebaikan," ujarnya.
Menurutnya, jika semua aturan Islam sudah diterapkan tapi masih ada yang melakukan kemaksiatan maka Khilafah akan mengambil sanksi tegas yang telah ditetapkan oleh Allah.
“Bagi pembunuh hukumannya adalah kisas sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 178. Kecuali jika keluarga korban memaafkan maka sanksi kisas diganti dengan diyat senilai 100 ekor unta yang 40 diantaranya lagi bunting,” jelasnya.
Ia memaparkan, sistem sanksi yang asalnya dari Allah ini memiliki fungsi jawazir dan jawabir. “Fungsi jawajir membuat seseorang tidak berani melakukan kejahatan yang serupa, sedangkan fungsi jawabir membuat pelakunya terbebas dari sanksi di akhirat kelak berkaitan dengan pembunuhan itu," tutupnya.[] Muhammad Nur.