Tinta Media - Penjajahan entitas Yahudi atas Palestina masih berlangsung hingga menimbulkan banyak korban terutama dari warga Palestina. Apalagi, mereka juga menyerang hingga menghancurkan rumah penduduk, rumah sakit, sekolah, juga lahan pertanian. Disebutkan oleh Hamas, bahwa jumlah korban tewas di wilayah Palestina hampir 15 ribu, yakni mencapai 14.854 sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Hamas mengatakan korban tewas terdiri dari 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, sedangkan 36.000 orang lainnya terluka.
Kementerian kesehatan mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan data jumlah korban secara pasti, karena peperangan sengit yang menghambat pemulihan jenazah. (detikNews.com, 24/11/23)
Entitas Yahudi adalah Penjajah
Bentuk hipokrit Barat yaitu satu sisi mengancam segala bentuk penjajahan dan penindasan, di sisi lain membiarkan Palestina terjajah melalui legitimasi PBB yang mengakui zionis Yahudi sebagai “Negara Yahudi” di atas tanah Palestina.
Setidaknya ada tiga alasan kenapa entitas Yahudi layak disebut sebagai penjajah dan Palestina adalah milik kaum muslimin, yakni:
Pertama, Palestina adalah tanah kharajiyah yang didapatkan kaum muslimin dengan jiwa dan darah mereka.
Kedua, entitas Yahudi itu ibarat tamu tidak diundang dan hidup menumpang. Namun, setelah diberi tumpangan mereka justru ngelunjak dengan meminta tanah kepada Palestina sebagai pemilik tanah.
Ketiga, Palestina adalah milik kaum muslimin di seluruh dunia, bukan hanya milik bangsa Palestina. Di tanah yang diberkahi itu terdapat kiblat pertama kaum muslimin, tempat Rasul Isra' Mi'raj, ada makam para sahabat dan syuhada’, juga tempat tinggal para nabi. Maka layak jika Palestina disebut sebagai "Bumi para nabi".
Oleh karena itu, tidak layak bagi kaum muslimin meminta pertolongan kepada negara barat dan sekutunya. Apalagi mengharapkan pertolongan dari PBB. Sebab, meminta bantuan kepada negara barat dan PBB merupakan kesia-siaan, karena pada dasarnya mereka tidak akan pernah berpihak pada Palestina dan kepentingan kaum muslimin. Barat selalu menampakkan standar ganda. Tidak satu pun negara barat yang berani menyebut entitas Yahudi sebagai teroris atau menyeret mereka ke pengadilan internasional.
Khilafah, Solusi Tunggal untuk Pembebasan Palestina
Solusi dua negara dan diplomasi sudah pasti bukan solusi hakiki. Membagi dua tanah untuk Palestina dan entitas Yahudi adalah bentuk pengkhianatan. Sebab, Palestina adalah tanah kharajiyah yang diperoleh dengan damai karena dengan sukarela bergabung ke dalam daulah Khilafah. Kemudian direbut oleh bangsa Romawi dan kembali direbut oleh kaum muslimin dengan darah dan jihad. Maka selamanya Palestina akan mejadi milik kaum muslimin.
Masalah Palestina adalah masalah kaum muslimin. Tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain. Apalagi kepada penjajah dan zionis bengis seperti entitas Yahudi. Maka, yang harus dilakukan oleh kaum muslimin adalah memerangi kaum penjajah tersebut.
Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Perangi mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantara) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka, serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin.” (TQS At-Taubah (9):14)
Walhasil, harus ada kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fi sabilillah. Tidak ada solusi lain bagi Palestina selain Khilafah. Dengan Khilafah, sekat bangsa akan terurai, persatuan kaum muslim akan terwujud, akidah Islam menjadi pondasi kekuatan Islam.
Khilafah juga akan menyerukan jihad memerangi musuh-musuh Islam. Hanya jihad dan Khilafah solusi tunggal dan fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah.
Hanya Khilafah, rumah dan tempat aman bagi kaum muslim meminta perlindugan. Dengan Khilafah, maka kehormatan, nyawa, dan harta kaum muslimin bisa terjaga. Oleh karena itu, umat Islam tak boleh lengah dari perjuangan tegaknya bisyarah Rasulullah, yakni Khilafah ala minhajin nubuwwah. Wallahu a'lam!
Oleh: Titik Suyanti
Pemerhati Masalah Global