Tinta Media - Banyaknya berbagai konflik yang terjadi di belahan bumi, menunjukkan kegagalan aturan yang bersumber dari kapitalis sekularisme. Dari sinilah pentingnya sebuah perubahan peradaban untuk mengembalikan kehidupan manusia agar sesuai fitrahnya. Butuh sebuah aturan yang komprehensif agar tatanan kehidupan kembali kepada fitrah manusia, yakni aturan Islam yang diterapkan dalam sebuah sistem pemerintahan.
Kesadaran umat Islam untuk melanjutkan kehidupan dengan tegaknya sebuah peradaban Islam, makin menguat di kalangan masyarakat. Banyaknya kezaliman dan kehancuran yang terjadi akibat sistem kapitalis sekuler, membuat umat semakin merindukan adanya sebuah sistem pengganti yang bisa memberi solusi.
3 Maret 1924 M, tepatnya pada bulan Rajab 1342 H, menjadi titik tolak penderitaan umat Islam ketika runtuhnya kekhalifahan terakhir. Sejak saat itu sistem kapitalis sekuler mendominasi dan membuat sengsara umat Islam di dunia.
Sistem kapitalis telah banyak melahirkan kebijakan-kebijakan yang merusak dan menyengsarakan rakyat. Sistem buatan manusia yang jauh dari kata memanusiakan manusia, sehingga menimbulkan kerusakan di setiap sendi dan lini kehidupan manusia itu sendiri.
Sehingga umat Islam harus bersegera bangkit untuk mengalahkan musuh yang sudah di ambang kehancuran. Perlu usaha bersama dan saling bergandengan memperkuat ukhuwah untuk mengalahkan kapitalisme.
Mengutip arti dari surah An-Nur ayat 55: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi...,”.
Karena sejatinya bumi ini milik orang-orang beriman, jika semua orang beriman maka bumi ini akan bisa diwarisi. Sebagaimana umat juga akan merengkuh kembali apa yang diwariskan oleh Rasulullah SAW, dan sahabat yang mulia yakni, kekhilafahan Islam. Manusia boleh berselisih, boleh berpendapat banyak hal, tapi Allah SWT. dan Rasulullah SAW. yang menetapkan, tidak akan pernah menyelisihi.
Tegaknya sistem kehidupan Islam kaffah, telah ditunggu untuk menggantikan sistem yang rusak pada saat sekarang. Janji Allah SWT. dan Rasulullah SAW. pasti akan datang. Kapitalisme akan ambruk digantikan dengan tegaknya peradaban Islam yang cemerlang.
Saat ini geliat dakwah untuk menuju tatanan kehidupan Islam sudah semakin bergemuruh, memanas di seluruh negeri, bahkan di seluruh dunia. Dakwah Islam kaffah mendapat tempat dan diterima di hati umat, maka pantulan dari kapitalisme itu semakin menguat pula. Sehingga semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Maka umat juga harus semangat, karena itu suatu tanda, dakwah mulai dirasakan dampaknya oleh kaum kapitalis.
Sebagai contoh, ketika dakwah mulai menggeliat di berbagai negeri Asia, Timur Tengah, Asia Tenggara sampai di Eropa, maka dimunculkan gelombang moderasi Islam. Tuduhan radikal, teroris, ekstremis dan semacamnya mulai digulirkan. Isu moderasi Islam dipakai obat dari radikalisme. Dari sinilah awal mula terjadi benturan pro dan kontra khilafah.
Mereka menyusun langkah-langkah untuk membangun jaringan Islam moderat di seluruh dunia yang ramah terhadap barat. Berbagai strategi disusun untuk menghadang dakwah Islam kaffah. Upaya umat Islam untuk kembali kepada ajaran agamanya yang kaffah dianggap sebagai bahaya, dunia Islam harus ramah terhadap demokrasi kapitalis dan tunduk kepada aturan-aturan internasional. Maka dibuat pemetaan dan penilaian kekuatan Islam untuk diadu domba.
Tanda-tanda hancurnya kapitalisme makin kuat terasa, semakin banyaknya tantangan dari mereka, berarti mereka sudah merasakan dahsyatnya dentuman dakwah di tengah-tengah kaum Muslim.
Maka dari itu perlu bersemangat untuk menyambut kemenangan dengan berdirinya sebuah institusi yang disebut khilafah yang merupakan metode syar’i dari Nabi Muhammad SAW. Wallahu’alam bishawab.[]
Oleh: Isty Da’iyah
Mutiara Umat Institute