Imbauan MUI Soal Palestina - Tinta Media

Senin, 04 Desember 2023

Imbauan MUI Soal Palestina



Tinta Media - Imbauan untuk tidak berangkat ke Palestina sekalipun alasannya untuk berjihad terus digaungkan. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bandung Cece Hidayat, pada hari  Jumat (17/12/2023) di Masjid Al Fathu, Komplek Perkantoran Pemkab. Beliau melakukan orasi saat aksi kemanusiaan konflik Palestina.

Beliau mengatakan untuk membantu perjuangan masyarakat Palestina tidak perlu berangkat ke sana, tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara untuk membantu masyarakat Palestina, di antaranya bisa dengan berdo'a, salat ghaib, memberi bantuan dana untuk membantu kebutuhan masyarakat di sana. Melawan secara ekonomi pun bisa dilakukan dengan memboikot produk. Itu saja udah cukup. Jadi, kalaupun ada yang mengajak berjihad ke sana, lebih baik tidak dilakukan.

Untuk saat ini, imbauan untuk tidak berangkat berjihad ke Palestina bukan hanya dilakukan negara kita saja. Negeri-negeri Islam yang wilayahnya berdekatan dengan Palestina, seperti Arab, Yaman pun juga mengimbau masyarakatnya untuk tidak pergi kesana.

Iimbauan MUI untuk melarang jihad ke Palestina sungguh mencerminkan ambiguitas dari sikap MUI terhadap pembelaan muslim Gaza. Hal ini telah men-downgrade makna jihad yang sesungguhnya. Padahal, inilah momen yang tepat bagi MUI yang dipandang sebagai kumpulan para ulama untuk menunjukkan posisinya yang mulia sebagai pewaris Nabi  dengan merealisasikan firman Allah dan sabda Rasulullah tentang jihad.

MUI terkesan mencari aman hanya dengan mengeluarkan fatwa. Itu pun akhirnya menjadi bola liar di tengah masyarakat. Ini karena di satu sisi mereka mengeluarkan fatwa untuk boikot produk Zionis, sementara di sisi lain, tidak mengeluarkan data list produk yang diboikot tsb. 

Jika MUI benar-tidaknya mendukung dan membela Palestina, seharusnya MUI mengeluarkan fatwa dan mendesak pemerintah agar mengirimkan pasukan militer ke Gaza secara independen, tidak  dalam kerangka misi perdamaian PBB. Ini karena yang demikian itu tidak akan pernah menyelesaikan  masalah Palestina.

Apa yang terjadi dengan Palestina bukanlah sekadar konflik dua negara, tetapi merupakan penjajahan kepada seluruh kaum muslimin di dunia. Berbagai bentuk penyerangan dilakukan tanpa empati dan simpati. Begitu banyak warga sipil, di antaranya perempuan, bayi, balita, anak-anak yang menjadi korban kekejian Zionis Yahudi.

Penderitaan rakyat Palestina ini sungguh menyesakkan dada, tetapi negara-negara lain sekan tak punya daya. PBB sekalipun seakan diam seribu bahasa. Solusi yang ditawarkan tak mampu mengembalikan tanah Palestina yang jelas telah direnggut oleh Yahudi. Semua ini menjadi bukti brokbroknya sistem demokrasi. Sistem inilah yang menjadi penyebab utama setiap permasalahan yang ada di dunia, sistem yang menjadikan negara tersekat-sekat dengan ikatan nasionalisme atau ikatan kebangsaan, sehingga kaum muslimin di dunia yang sejatinya adalah satu menjadi terpecah belah.

Sementara, dalam  sistem Islam, sesama muslim adalah saudara, yang diibaratkan satu tubuh. Apabila bagian tubuh yang satu sakit, maka bagian tubuh yang lain akan merasakan sakit yang sama.  Jadi, jika hari ini rakyat Palestina yang mayoritasnya muslim sedang disakiti, dizalimi, maka seyogyanya kita sebagai muslim akan merasakan hal yang sama. Maka, harus ada aksi riil untuk membantu dan menolong saudara kita, yaitu dengan jihad melawan zionis yahudi.

Adapun makna jihad dalam Islam adalah upaya mengerahkan segenap kemampuan untuk melakukan peperangan di jalan Allah, baik secara langsung atau dengan cara menyampaikan pendapat (tentang jihad), atau menggugah semangat, perang untuk menegakkan kalimatullah. 

jihad adalah puncak keagungan Islam dengan metode yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Namun, kepengurusan jihad ini ada di tangan seorang pemimpin Islam yang dinaungi oleh sebuah institusi, yaitu Khilafah. 

Teringat sebuah kisah ketika sistem Islam tegak di muka bumi ini. Ada seorang wanita dari mal kaum muslimin yang dilecehkan pemuda Yahudi. Maka, ketika kejadian ini terdengar oleh sang khalifah, khalifah langsung bergerak dengan ratusan pasukan kudanya untuk menyerang pemuda yang telah melecehkan wanita tersebut. Walhasil, pemuda itu pun diberi hukuman. 

Itu baru satu orang perempuan yang mendapatkan penjagaan dari seorang khalifah. Maka, jika kita merujuk pada kisah tersebut, adalah suatu hal yang pasti akan dilakukan oleh seorang pemimpin dalam Islam ketika melihat rakyatnya terzalimi, maka akan mengerahkan segenap kekuatan militer guna mengusir dan menumpas para penjajah kafir, utamanya para Zionis Yahudi.

Maka jelas, konsep jihad memiliki makna 'perang di jalan Allah Swt. untuk meninggikan kalimat-Nya. Jihad ini hanya bisa terlaksana sempurna jika ada institusi penegak syariat dan hukum Islam, yaitu Khilafah. Tanpa Khilafah, jihad hanya akan bermakna aktivitas bersungguh-sungguh, bukan perang dengan adanya pasukan dan militer. Wallahu 'alam bushshawab.

Oleh: Susi Trisnawati 
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :