Hiduplah bersama Al-Qur’an - Tinta Media

Selasa, 19 Desember 2023

Hiduplah bersama Al-Qur’an



Tinta Media - Sobat. Hidup bersama Al-Qur’an selalu menguntungkan dan tidak pernah rugi. Melihat dan membolak-balikkan mushaf Al-Qur’an adalah perbuatan ibadah. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan khidmat adalah ibadah. Membacanya, apalagi dengan tadabbur adalah sebaik-baiknya ibadah. Mengkaji kandungannya adalah ibadah. Mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain adalah ibadah. 

Sobat. Ketika  seorang berinteraksi dengan Al-Qur’an, yang terserap dalam dirinya adalah keindahan, kesejukan, dan kedamaian. Kalam-Nya adalah citra diri-Nya Yang Mahaindah, Mahakasih (Rahman) dan Mahasayang (Rahim). 

Allah SWT berfirman : 

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ 

“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” ( QS. Al-An’am (6) : 155 ) 

Sobat. Ayat ini kembali menerangkan sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur'an yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang dibutuhkan oleh umat manusia seluruhnya dan jin, untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, 

Sedangkan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkauannya dari Kitab Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuknya dan laksanakan semua perintah dan larangan yang ada di dalamnya, agar kamu diberi rahmat, dan kamu diberi hidayah di dunia ini. 

Sobat. “Maksud dari kata diberkahi itu adalah Al-Qur’an itu banyak manfaat dan faedahnya dan Allah SWT akan memberikan keberkahan kepada siapa pun yang mengikuti dan mengamalkannya”, ujarnya. 

Beliau menambahkan karena sifat Al-Qur’an yakni mubarak (diberkahi) maka segala hal yang berkaitan dengan-Nya itu akan mendapatkan keberkahan. Seperti bashirah (Al-A’araf : 203), jiwa ( Al Isra’ : 82) , pahala dan rezeki (Al Ma’idah : 56). 

Allah SWT berfirman : 

وَإِذَا لَمْ تَأْتِهِم بِآيَةٍ قَالُوا لَوْلَا اجْتَبَيْتَهَاۚ قُلْ إِنَّمَا أَتَّبِعُ مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ مِن رَّبِّيۚ هَٰذَا بَصَائِرُ مِن رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ  

“Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al Quran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman". ( QS. Al-A’raf (7) : 203 ) 

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan tingkah laku teman-teman setan dalam usaha mereka menentang Nabi Muhammad, bilamana wahyu tidak datang kepada Nabi Muhammad disebabkan keterlambatan turunnya ayat, maka orang-orang musyrikin itu mendesak Nabi Muhammad agar beliau menciptakan sendiri ayat-ayat itu. Desakan mereka itu sebenarnya mengandung arti pengingkaran terhadap Al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad. Sebab mereka memandang Al-Quran itu ciptaan Nabi Muhammad belaka, karena itu bisa dibuat kapan saja. 

Maka Allah memerintahkan kepada Nabi untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Al-Quran itu wahyu Allah yang diwahyukan kepadanya. Nabi hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadanya. Bukan haknya untuk mendesak Allah agar menciptakan sesuatu perkara, Nabi hanya dapat menunggu wahyu yang akan disampaikan kepadanya, untuk disampaikan pula kepada umatnya. Jika tidak ada dia tidak boleh mengubah sendiri Al-Quran karena Al-Quran itu adalah kalam Allah, dia mempunyai tiga fungsi bagi orang-orang yang beriman sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat ini. 

Pertama, sebagai bukti yang nyata dari Allah untuk menunjukkan keesaan-Nya, kenabian Muhammad dan hari Kiamat. Siapa yang memperhatikan dan merenungkan isi Al-Quran, tentu akan yakin bahwa Al-Quran itu dari Allah SWT. 

Kedua, sebagai petunjuk atau pedoman yang membimbing manusia dalam mencari kebenaran dan jalan yang lurus. 

Ketiga, sebagai rahmat dalam kehidupan manusia dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman. Al-Quran memberikan peraturan-peraturan dan ajaran-ajaran yang mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh kaum Muslimin untuk kehidupan mereka sehari-hari. 

Allah SWT berfirman : 

وَمَن يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ  

“Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” ( QS. Al-Maidah (5) : 56 ) 

Sobat. Ayat ini merupakan jaminan Allah kepada orang mukmin yang telah menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin menjadi pemimpin dan penolongnya. Allah menjamin dan menjanjikan kemenangan bagi mereka. Mereka dinamakan "hizbullah", penganut agama Allah yang setia. Pertolongan Allah akan turun kepada mereka, sehingga mereka akan mendapat kemenangan yang paling gemilang. 

Allah SWT berfirman : 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا 

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” ( QS. Al-Isra’ (17) : 82 ) 

Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur'an kepada Muhammad sebagai obat dari penyakit hati, yaitu kesyirikan, kekafiran, dan kemunafikan. Al-Qur'an juga merupakan rahmat bagi kaum Muslimin karena memberi petunjuk kepada mereka, sehingga mereka masuk surga dan terhindar dari azab Allah. 

Al-Qur'an telah membebaskan kaum Muslimin dari kebodohan sehingga mereka menjadi bangsa yang menguasai dunia pada masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Kemudian mereka kembali menjadi umat yang terbelakang karena mengabaikan ajaran-ajaran Al-Qur'an. 

Dahulu mereka menjadi umat yang disegani, tetapi kemudian menjadi pion-pion yang dijadikan umpan oleh musuh dalam percaturan dunia. Karena mereka dulu melaksanakan ajaran Al-Qur'an, negeri mereka menjadi pusat dunia ilmu pengetahuan, perdagangan dunia, dan sebagainya, serta pernah hidup makmur dan bahagia. Ayat ini memperingatkan kaum Muslimin bahwa mereka akan dapat memegang peranan kembali di dunia, jika mau mengikuti Al-Qur'an dan berpegang teguh pada ajarannya dalam semua bidang kehidupan. 

Sebaliknya jika mereka tidak mau melaksanakan ajaran Al-Qur'an dengan sungguh-sungguh, mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan agama dan masyarakat, serta hanya mementingkan kehidupan dunia, maka Allah akan menjadikan musuh-musuh mereka sebagai penguasa atas diri mereka, sehingga menjadi orang asing atau budak di negeri sendiri. 

Cukup pahit pengalaman kaum Muslimin akibat mengabaikan ajaran Al-Qur'an. Al-Qur'an menyuruh mereka bersatu dan bermusyawarah, tetapi mereka berpecah belah karena masalah-masalah khilafiah yang kecil dan remeh, sedangkan masalah-masalah yang penting dan besar diabaikan. 

Ayat ini juga mengingatkan kaum Muslimin bahwa bagi orang-orang yang zalim, yaitu yang ingkar, syirik, dan munafik, Al-Qur'an hanya akan menambah kerugian bagi diri mereka, karena setiap ajaran yang dibawa Al-Qur'an akan mereka tolak. Padahal, jika diterima, pasti akan menguntungkan mereka. 

Sobat. Dengan Al-Qur’an seorang akan diangkat derajatnya oleh Allah. Keberuntungan seseorang karena Al-Qur’an tidak terhenti di dunia saja namun juga di akhirat. Rasulullah SAW bersabda,” Bacalah olehmu Al-Qur’an, karena Al-Qur’an akan datang menjadi penolongmu pada hari kiamat nanti.” Marilah kita jadikan diri kita dan keluarga kita menjadi shahib Al-Qur’an, agar kita selamat di dunia sampai akhirat. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :