Drama Politik Demokrasi - Tinta Media

Minggu, 03 Desember 2023

Drama Politik Demokrasi




Tinta Media - Di Kampung Cibeureum Empe RT 004/020, Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, relawan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Santri Dukung Ganjar (SDG) Jawa Barat, membantu pembangunan gedung organisasi keagamaan. Pada hari Sabtu (11/11/2023) lalu, dilaksanakan Pemberian bantuan dan kerja bakti.

Menurut Koordinator wilayah SDG, sosok Ganjar Pranowo-Mahfud telah menginspirasi kegiatan ini. Misi dari pasangan calon presiden-calon wakil presiden ini adalah mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul, berkualitas, produktif, dan berkepribadian. Pembangunan gedung organisasi keagamaan di Pangalengan ini akan dijadikan tempat kegiatan kemasyarakatan dan pendidikan keagamaan. 

Material bangunan diberikan oleh Santri Dukung Ganjar. Menurut Koordinator Wilayah SDG Jabar, pemberian bantuan ini adalah sesuai dengan misi Ganjar-Mahfud, bahwa perubahan masyarakat dilakukan melalui pendidikan untuk membangun Indonesia Emas di 2045."

Warga Asahan begitu antusias menyambut kadatangan Capres Ganjar Pranowo. Menurut Ach Hakiki, mereka membangun bersama masyarakat dari sektor keagamaan terlebih dahulu, untuk menopang kemajuan Pangalengan. 

Sektor pendidikan dan keagamaan akan dikembangkan oleh SDG. Oleh sebab itu, SDG akan ikut terlibat langsung dalam pembangunan di Pangalengan. Hal ini karena Pangalengan adalah kecamatan yang cukup besar, tetapi belum ada perguruan tinggi di sana. Mereka menyosialisasikan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di sela kegiatan gotong royong membangun gedung organisasi keagamaan. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi bukti nyata tentang visi misi Ganjar-Mahfud. 

Mereka juga turun memberikan bantuan konkret ke masyarakat, tidak sebatas gagasan saja. Atang Sukmajaya sebagai tokoh masyarakat, menyambut baik bantuan yang diberikan para pendukung Ganjar-Pranowo. Menurut nya bantuan tersebut adalah positif.

Sebenarnya, fenomena drama dari calon presiden dan calon wakil presiden menjelang pemilu sudah menjadi  hal biasa. Sudah menjadi tradisi juga ketika menjelang pemilu, para calon presiden dan calon wakil presiden mendekati dan berinteraksi dengan warga, seperti memberikan bantuan-bantuan, memberi janji-janji manis agar mereka dipilih oleh masyarakat. Akan tetapi, ketika sudah terpilih, mereka lupa akan janji-janji tersebut. 

Drama politik menjelang pemilu adalah bukti dari sistem politik demokrasi yang telah menjadi panggung perpolitikan. Berbagai drama politik akan kita temui di setiap tahun politik  yang dilakoni oleh para politisi kita.  Pertarungan antara kontestan politik memberikan dampak kepada rakyat, bahkan tidak jarang mengorbankan nyawa rakyat. 

Drama politik adalah salah satu produk dari penerapan sistem politik demokrasi. Sistem politik inilah yang menjadi panggung utama arena pertarungan politik yang hanya bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan. Sistem ini seakan-akan berpihak pada kepentingan rakyat, tetapi pada prakteknya justru rakyat terabaikan dari periayahan negara. 

Ada alasan mengapa sistem politik demokrasi dikatakan sebagai panggung terwujudnya drama politik, yaitu karena sistem ini berlandaskan pada sekuler liberal yang menentang agama sebagai pedoman dalam menjalankan pemerintahan, juga dalam mekanisme pemilu. Aturan agama yang diabaikan oleh para politisi menjadikan politik uang, kecurangan, dan penipuan akan selalu ada dan mewarnai drama politik ini. 

Sistem politik demokrasi ini sama halnya dengan model negara korporatokrasi, yaitu negara yang dipimpin oleh sejumlah korporasi, sementara posisi pejabat semacam regulator untuk para pengusaha kakap, agar bisa memuluskan kepentingan mereka.

Sistem politik Islam tentunya berbeda dengan sistem politik demokrasi yang hanya berbicara masalah kekuasaan dan menghalalkan segala cara dalam kontestasinya. Politik dalam Islam bermakna ri'ayah su'unil ummah (mengurusi urusan umat), baik di dalam maupun di luar negri. Dalam sistem Islam, rakyat dan pemerintah bersama-sama melakukan aktivitas politik. Urusan rakyat diatur oleh pemerintah secara praktis, sedangkan rakyat mengontrol sekaligus mengoreksi pemerintah dalam pelaksanaan tugasnya. 

Fungsi pemimpin negara adalah bertanggung jawab terhadap urusan rakyat, sekaligus melindungi dari segala macam bahaya. Sehingga, fokus utama kerja penguasa adalah mengurusi urusan umat, bukan sekadar janji-janji manis belaka. 

Inilah salah salah satu urgensi adanya kepemimpinan dalam Islam, agar masyarakat benar-benar diriayah semua kepentingannya. Hal ini karena seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. di akhirat kelak.
Wallahu'alam bisshawab.

Oleh: Enung Sopiah
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :