Tinta Media - Realitas kondisi peperangan antara Zionis Yahudi dan Hamas dinilai tak seimbang.
Hal itu disampaikan oleh Narator Muslimah Media Center (MMC) dalam tayangan program Serba-serbi: Tak Cukup Milisi, Pembelaan Atas Palestina Butuh Aksi Nyata Negara, Kamis (16/11/2023) di kanal YouTube MMC.
"Pertarungan antara mereka tidaklah imbang," nilai Narator.
Ia mengemukakan bahwa entitas Zionis Yahudi mendapat dukungan dari berbagai negara. "Mulai dari dukungan dana, senjata dan sejenisnya," tuturnya.
Sedangkan, ungkap Narator, posisi Hamas adalah milisi independen dari kalangan kaum muslimin Palestina tanpa dukungan negara.
Sehingga menurutnya, realitas yang terjadi adalah jelas, yaitu peperangan antara kekuatan negara versus kekuatan milisi.
"Padahal peperangan itu seharusnya negara melawan negara," ungkapnya.
Narator kemudian mengkronologiskan, kependudukan Zionis Yahudi di Palestina awalnya dibantu Inggris melalui perjanjian Balfour.
"Pada saat itu Inggris masih menjadi negara adidaya. Pun negara-negara Eropa, mendukung keputusan tersebut hingga saat ini," kisahnya.
Namun, lanjutnya, seiring dinamika perpolitikan Global, entitas Zionis Yahudi kini menjadi anak asuh negara kapitalisme, yakni Amerika Serikat (AS).
"Amerika inilah yang menjadi alasan entitas Zionis saat ini berani melawan dan memusuhi kaum muslimin," ulasnya.
Mirisnya, Narator juga menerangkan, sebagaimana yang diketahui tidak ada satu pun negara di negeri-negeri muslim yang mengirimkan tentaranya ke Palestina untuk membantu Hamas menghadapi Zionis Yahudi.
"Bahkan, penguasa Palestina berlindung di balik organisasi OKI dan PBB," terangnya.
Ia pun menyatakan, kejahatan dan penjajahan entitas Zionis Yahudi sudah nyata, namun penguasa negeri-negeri muslim justru mengabaikan realitas ini.
"Mereka hanya melakukan kecaman-kecaman," kesalnya memungkasi.[] Muhar
