Pentingnya Persatuan atas Dasar Akidah Islam - Tinta Media

Kamis, 16 November 2023

Pentingnya Persatuan atas Dasar Akidah Islam



Tinta Media - Dalam rangka membentuk solidaritas dan dukungan untuk Palestina, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyeru agar masyarakat Kabupaten Bandung mendoakan warga Palestina yang sedang berjuang melawan serangan Zionis Yahudi. Beliau pun mengutuk tindakan Zionis ke warga Palestina. (BANDUNG, iNewsBandungRaya.id)

Kang Dadang mengatakan bahwa salah satu bentuk solidaritas dan dukungan untuk Palestina adalah dengan mendoakan. Selain itu, beliau juga mengutuk tindakan agresi zionis terhadap warga Palestina. 

Bupati Bandung Dadang Supriatna juga siap untuk melakukan langkah-langkah konkret, yaitu dengan mengirimkan logistik berupa makanan dan obat-obatan. 

Beliau juga mengatakan akan pentingnya generasi muda memahami Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, dengan memahami sejarah secara utuh, baik dan benar. Karena pemahaman itu penting untuk menjawab hal yang berkaitan dengan persoalan Palestina dan Yahudi. 

Adapun yang perlu dipahami adalah mengenai  pembukaan UUD NRI 1945, yaitu bahwa “kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”. 

Kang DS (Dadang Supriatna) mengatakan bahwa kita harus mencontoh para pendiri bangsa yang telah memberi keteladanan dalam menolak penjajahan. Seperti Bung Karno yang menolak atau tidak menerima kunjungan delegasi Yahudi di berbagai kesempatan, seperti di Asian Games Jakarta (1962) dan di Konferensi Asia Afrika Bandung (1955). Beliau (Bung Karno) pun lantang dan bersikap melawan penjajah Yahudi.

Sebagai umat Islam, memang wajib bagi kita untuk saling mendoakan. Itu merupakan bentuk dari keimanan. Namun, dalam masalah Palestina yang terus digempur habis-habisan oleh entitas yahudi, maka bentuk solidaritas dengan hanya mendoakan itu dirasa jauh panggang dari api. 

Posisi Palestina adalah tuan rumah, negara yang sedang dirampok dan dijajah. Maka, yang harus dilakukan adalah dengan cara mengusir sang penjajah. Begitu juga dengan memberi segala bantuan makanan dan obat-obatan, itu tidaklah cukup, walaupun sedikit meringankan. Karena sebenarnya, hal itu bukan solusi yang tepat, Itu hanya solusi pragmatis semata.

Memahami Akar Masalah.

Sebagian masyarakat menganggap bahwa masalah Palestina hanyalah masalah antara dua negara yang sedang bertikai. Karena itu, wajar jika para pemimpin negeri ini menganggap bahwa membantu warga palestina cukup hanya dengan doa, bantuan makanan dan, juga obat-obatan. Para pemimpin hanya mampu mengecam dan mengutuk perbuatan entitas Yahudi, dan itu dianggap sudah cukup. 

Padahal, serangan brutal entitas Yahudi laknatullah terus menjadi-jadi, korban pun sudah banyak berjatuhan, mulai dari orang tua, wanita, bahkan anak-anak. Lebih dari 8.100 jiwa wafat dan lebih dari 20.242 orang terluka hingga saat ini. 

Benar bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan sesuai dengan pembukaan UUD 45. Sayangnya, dalam sistem demokrasi seperti saat ini, umat Islam tersekat-sekat menjadi negara bangsa. Maka, wajar jika masalah di luar negeri menjadi urusan masing-masing negara. Kalau pun membantu, itu hanya berlandaskan atas kemanusiaan semata. 

Itulah buruknya pengaruh dari sistem yang rusak dengan paham nasionalismenya yang dijunjung tinggi. Akhirnya, solusi yang ditawarkan hanyalah solusi pragmatis seperti tersebut di atas, yaitu dengan hanya mendoakan, mengirim bantuan makanan serta obat-obatan, perundingan, dan yang serupa dengan hal itu.

Perlu Solusi Tuntas

Penting bagi masyarakat untuk memahami sejarah Palestina dan mempelajari Islam secara menyeluruh agar tidak gagal paham, dan mudah terkecoh oleh propaganda Barat yang digencarkan oleh para antek Barat di sosial media. Masyarakat harus paham bahwa sebenarnya masalah Palestina adalah masalah agama yang otomatis menjadi masalah bagi seluruh kaum muslimin di dunia. 

Islam telah mengatur secara rinci dari bangun tidur hingga bangun negara. Pada dasarnya, Islam membenci pembunuhan tanpa hak, dan mendukung atau mewajibkan untuk berperang jika memang kita diserang musuh. Mati dalam jihad adalah  keberuntungan karena syahid akan membawanya ke syurga.

Harus dipahami bahwa umat Islam adalah umat yang satu, yang diikat dengan akidah Islam, sehingga seluruh muslim adalah saudara. Sangat dianjurkan untuk saling membantu satu sama lain, walaupun berbeda suku, bahasa serta warna kulit. 

Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya, "Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan bahu-membahu adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam. (HR al-Bukhari).  

Jadi jelas bahwa sekat-sekat nasionalisme itu bukan dari Islam dan harus dihilangkan karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Umat Islam harus paham betul masalah ini sehingga mengetahui bahwa solusi semua permasalahan Palestina adalah dengan persatuan seluruh kaum muslimin di dunia. Hanya dengan jihad dan khilafah (negara yang menerapkan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan) Palestina akan betul-betul dibebaskan.

Jadi, jika kita ingin penjajahan di dunia harus dihapuskan, maka harus mencabut dari akarnya, yaitu mengganti sistem kufur dengan sistem yang sahih. Tidak ada jalan lain selain dengan itu. 

Oleh sebab itu, gencarkan dakwah ke masyarakat tentang pentingnya persatuan dengan ikatan yang sahih yang akan mampu menumbangkan ikatan nasionalisme yang rapuh dengan mengkaji Islam ideologis. Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :