Tinta Media - Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana, M.Si. mengemukakan, ada dua pelajaran penting dari pendudukan penjajah Zionis Yahudi di Palestina bagi umat Islam sedunia.
"Ada dua hal penting untuk kita ambil pelajaran dari apa yang terjadi di Palestina saat ini," ujarnya dalam program Kabar Petang: Geng Arab Pelindung Sejati Eksistensi Zionis Yahudi? Di kanal Youtube Khilafah News, Ahad (5/11/2023).
Pertama, menurut Budi, pentingnya mengokohkan kembali ikatan umat Islam sebagai satu tubuh.
"Umat Islam di manapun adalah satu ikatan dan diikat oleh akidah Islam. Maka, ketika ada yang mendapatkan kekejaman, kezaliman, bahkan penjajahan sebagaimana yang dialami oleh saudara muslim di Palestina, sudah semestinya memberikan bantuan," ucapnya.
Namun, Budi juga menerangkan, bantuan yang dimaksud adalah bukan sekadar bantuan kemanusiaan yang hanya menghentikan dampak-dampak dari penjajahan yang sifatnya sementara.
"Tetapi bantuan konkret mengusir penjajah itu, agar kemudian bangsa Palestina bisa mendapatkan kembali hak kemerdekaannya," terangnya.
Kedua, lanjut Budi, persoalan Palestina adalah buah dari perubahan konstelasi (persaingan) internasional.
"Ketika sudah tidak ada lagi negara Islam (Khilafah) yang menjadi perisai, pembela terhadap nasib umat Islam, maka inilah yang kemudian terjadi," ungkapnya.
Nasib umat Islam, beber Budi, akhirnya mengalami keterpurukan dan penindasan, termasuk juga mengalami penjajahan sebagaimana yang dialami di Palestina.
Maka, menurutnya, di sinilah umat Islam butuh negara yang punya pengaruh dalam konstelasi internasional.
"Sebagaimana dulu kekhilafahan Islam Turki Utsmani ketika masih ada, merekalah penjaga bumi Palestina," tuturnya mengisahkan.
Budi melanjutkan, dirayu bagaimanapun oleh kaum Zionis untuk menjual tanah Palestina, maka Khalifah sebagai pemimpin umat Islam pada saat itu menyatakan bahwa itu adalah milik umat Islam.
"Tidak boleh diserahkan sejengkal pun kepada siapapun termasuk Zionis," lanjutnya.
Ia menegaskan, inilah yang harus disadari umat Islam, pentingnya keberadaan negara adidaya yang memiliki pengaruh dalam konstelasi internasional bagi umat Islam.
Karena bagaimana pun, kata Budi, ini dapat dipahami bahwa lahirnya negara Zionis Israel Yahudi adalah buah dari perubahan konstelasi internasional ketika khilafah Turki Utsmani kalah di perang dunia pertama.
"Kemudian wilayah Palestina berada di bawah penguasaan Inggris. Dan Inggris kemudian menyediakan tanah Palestina itu untuk tempat migrasi orang-orang Yahudi. Dan kemudian dikuatkan dan dikokohkan pasca perang dunia kedua ketika konstelasi internasional dikuasai oleh Amerika Serikat sebagai negara adidaya," ulasnya.
Budi pun menyatakan, maka saat ini bisa terlihat dengan nyata, pembelaan Amerika Serikat sebagai negara adidaya yang menjadi penjaga negara Zionis Yahudi ini betul-betul tanpa tedeng aling-aling, seolah-olah tidak peduli dengan cercaan cacian dunia internasional, termasuk juga dari negeri-negeri muslim.
"Karena dia adalah pembela Zionis Israel Yahudi ini," tunjuknya.
Budi juga mengatakan, Amerika Serikat kini terus berusaha untuk memberikan bantuan sedapat mungkin, bahkan melakukan pembelaan yang tanpa bisa diterima oleh nalar.
Jadi, ia lantas menyampaikan, untuk menyelesaikan problem penjajahan di Palestina, umat Islam butuh negara Islam (Khilafah) yang punya pengaruh di level dunia internasional.
"Dan itu memang harus diupayakan dan diwujudkan oleh umat Islam saat ini," pungkasnya. [] *Muhar*