Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menyatakan, ide atau paham nasionalisme telah berhasil memecah belah persatuan kaum Muslim.
"Ide nasionalisme dalam sistem negara bangsa atau nation state telah berhasil memecah belah kaum Muslim," ujarnya dalam tayangan Serba-serbi: Boikot Ide-ide yang Membelenggu Persatuan Umat, Mungkinkah? Jumat (17/11/2023) di kanal YouTube MMC.
Tidak hanya itu, menurut Narator, nasionalisme juga telah memperlemah bahkan menjadikan negara-negara bangsa dengan skat-skat batasan wilayahnya sebagai legitimasi untuk tidak membela dan melindungi kaum muslimin di belahan dunia lainnya.
Padahal, terang Narator, Allah SWT telah berfirman;
"Sesungguhnya orang-orang mu'min itu bersaudara (QS. al-Hujurat: 10)," kutipnya.
Ia melanjutkan, di ayat yang lain Allah SWT juga berfirman;
"Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan (QS. al-Anfal: 72)," sebutnya.
Namun Narator mengungkapkan, atas nama nasionalisme, para penguasa negara bangsa mengabaikan kedua ayat tersebut .
"Meski pada hakikatnya mereka dipersaudarakan dengan ikatan akidah, namun rasa persaudaraan itu kini telah hilang. Akibatnya, tidak ada upaya mengirimkan bantuan riil kepada saudara Muslim di negara lain yang sedang dalam bahaya," ungkapnya
*Penyakit*
Bisa dikatakan, bahwa dalam pandangan Narator, nasionalisme telah menjadi penyakit yang membuat negeri-negeri muslim memandang penderitaan umat Islam di negeri lain sebagai masalah asing yang tidak ada hubungannya dengan persoalan umat Islam.
"Tidak ada kemauan politik untuk bertindak, kecuali untuk kepentingan nasional mereka," bebernya.
Narator mengingatkan, umat Islam harus menyadari bahwa ide nasionalisme adalah rekayasa yang berasal dari kafir barat penjajah untuk menghancurkan kesatuan suatu negara, termasuk kesatuan umat Islam di bawah institusi khilafah sebelum keruntuhannya pada tahun 1924.
"Sebagaimana diketahui, dulu umat Islam bersatu dalam satu negara besar dan kuat. Yakni, Daulah Khilafah Islam," kenangnya.
Namun sejak barat berhasil meruntuhkan Khilafah pada tahun 1924, sambung Narator, wilayahnya kemudian dipecah belah,
"Sejak itu, hingga kini dunia islam terpecah menjadi lebih dari 50 negara. Jelas, ini adalah kondisi yang berbahaya bagi umat saat ini," ungkapnya.
Amerika dan negara-negara Barat pengusung ideologi kapitalisme, kata Narator, terus menyebar luaskan pemikiran beracun tentang nasionalisme untuk mempertahankan eksistensi ideologi mereka yang saat ini sedang merajai dunia .
Maka, ia juga menegaskan, penjajahan Palestina yang berlarut-larut sesungguhnya terjadi karena tidak adanya kekuatan besar umat Islam yang mampu mengusir penjajah.
"Semua ini terjadi karena ide nasionalisme sudah membelenggu, bahkan sudah mengakar di negeri negeri muslim," tegasnya.
Ia pun mengatakan, umat Islam saat ini harus memahami, bahwa penyebab mendasar diamnya penguasa Muslim terhadap nasib buruk umat Islam di Palestina adalah karena ide nasionalisme. "Yang merupakan turunan dari ideologi kapitalisme," ucapnya.
*Harus Berani*
Narator lantas berpesan, umat Islam harus berani menyerukan dan memboikot ide-ide (pemikiran/paham) yang membelenggu dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina di bawah negara Khilafah Islamiyah yang akan mempersatukan umat Islam di dunia.
"Umat Islam harus memahami bahwa mereka memiliki ideologi sahih yang mampu membangkitkan umat Islam di seluruh dunia secara objektif," pesannya.
Karena menurutnya, ideologi Islam jelas lebih unggul daripada ideologi-ideologi lainnya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang membawa kebaikan bagi umat manusia. Apapun rasnya, agamanya, bahasanya, maupun warna kulitnya.
Demikian juga dengan penguasa muslim, Narator menekankan, harus membuang semua pemikiran asing dan mendukung penerapan Islam di bawah institusi khilafah.
"Umat Islam wajib menjadikan Islam sebagai ideologi yang menjamin cara berpikir mereka," harapnya.
*Khilafah dan Keunggulan Islam*
Narator membeberkan, tercatat dalam sejarah, selama sekitar 1300 tahun, ketika ideologi Islam diterapkan oleh Khilafah sebagai kesatuan negara Islam.
Ia menuturkan, mulai dari masa Rasulullah SAW di Madinah hingga Khilafah Utsmaniyah, ideologi Islam terbukti bisa lebih unggul dibandingkan dengan ideologi kapitalisme dan komunisme.
"Kekuatan dan keunggulannya terletak dalam diri individu-individu muslim di masyarakat. Juga kemampuan sistemnya dalam menerapkan berbagai aturan yang selaras dengan pemikiran dan perasaan umat," terangnya.
Dengan begitu, Narator MMC kemudian memungkasi, sistem khilafah sendirilah yang menjaga dan melindungi pemikiran dan perasaan masyarakat.
"Sehingga umat menganggap, negara khilafah sebagai bagian dari diri mereka. Bukan sesuatu yang asing," pungkasnya. [] Muhar.