Islam Solusi Tuntas untuk Mengatasi Bencana dan Perubahan Iklim - Tinta Media

Kamis, 09 November 2023

Islam Solusi Tuntas untuk Mengatasi Bencana dan Perubahan Iklim



Tinta Media - Direktorat  Jendral Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia memfasilitasi pembentukan kampung bedas siaga bencana. Daerah yang ditunjuk adalah Desa Nagreg, Kecamatan Nagreg dan Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Kedua desa ini merupakan daerah yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan yang rentan terhadap bencana alam.

Para pengurus dari kedua kampung bedas siaga bencana ini telah dikukuhkan oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna pada gelaran apel kesiapsiagaan bencana di lapangan desa Daerah Kecamatan Nagreg, pada hari Kamis (05/10/2023). Ini merupakan upaya serta langkah nyata untuk menanggulangi dan mengantisipasi apabila bencana tersebut akan terjadi.

Untuk antisipasi bencana terhadap perubahan iklim tersebut tidak bisa ditangani oleh pemerintah setempat saja, tetapi harus melibatkan berbagai pihak atau unsur, di antaranya  elemen masyarakat atau komunitas, unsur akademik, dunia usaha atau bisnis, serta media massa.

Untuk mengantisipasi bencana tersebut, Bupati Bandung Dadang Supriatna menginstruksikan kepada sejumlah pihak dan gerakan  untuk menggalakkan program wajib menanam pohon, minimal dua pohon kepada setiap warga. Bupati juga mengajak semua masyarakat untuk ikut melaksanakan salat sunnah bersama, yaitu salat Istisqa', dengan harapan agar negeri ini terbebas dari musim kemarau yang berkepanjangan, serta segera diberikan hujan.

Hal tersebut dianggap sebagai upaya efektif dan merupakan langkah yang baik, serta bisa mencegah bencana apabila itu terjadi, walaupun dampak tersebut akan dirasakan kelak setelah beberapa tahun kemudian.

Sebagai seorang muslim, harusnya kita menyadari bahwa Allah Swt. sudah memberikan keberkahan dari langit dan bumi beserta isinya kepada umatnya. Akan tetapi, keberkahan tersebut justru dirusak oleh manusia itu sendiri tanpa disadari sehingga menimbulkan berbagai kerusakan. Contohnya, menebang hutan untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit, gunung-gunung dijadikan tempat wisata dan perumahan penduduk, dan lain sebagainya.

Berbagai bencana terjadi disebabkan oleh ulah manusia yang memang saat ini mengadopsi sistem sekuler-kapitalis, yang hanya mengedepankan keuntungan semata bagi para pemilik modal, tanpa peduli dengan berbagai efek yang ditimbulkan. Padahal semua berimbas pada manusia ataupun alam. 

Di negeri kita yang tercinta ini pun penerapan sistem sekuler demokrasi kapitalisme liberalisme telah memberikan kebebasan kepada individu, terutama para pemilik modal, baik lokal maupun asing. Mereka boleh memiliki lahan sebanyak-banyaknya, mengeksplorasi dan mengeksploitasinya demi mendapatkan cuan. 

Alhasil, lahan-lahan tersebut dijadikan peluang bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang besar setelah dijadikan resto, cafe, villa, berbagai destinasi wisata dan lainnya. Tujuannya untuk mengeruk banyak keuntungan pribadi atau kelompok saja, tanpa memikirkan bagaimana dampak kerusakan lingkungan yang akan terjadi.

Padahal, hutan merupakan jantung serta paru-paru dunia, sehingga apabila dialihfungsikan, maka keseimbangan dan kelestarian alam pun akan terganggu, dan mengundang bencana.

Dalam sistem Islam, individu diperbolehkan memiliki harta sebanyak banyaknya, kecuali harta milik umum yang secara sifat jumlahnya berlimpah ruah, seperti kekayaan bahan tambang, minyak bumi, dan sebagainya. Ada juga barang-barang yang sifatnya tidak dapat dimiliki oleh pribadi, seperti sungai, laut, gunung, dan sebagainya, karena hal-hal tersebut  merupakan milik kaum muslimin seluruhnya. Sehingga, pengelolaannya tidak boleh diserahkan kepada perorangan ataupun kelompok orang. Negaralah yang berwenang mengelola untuk kemaslahatan rakyat.

Dari hal ini, bisa disimpulkan bahwa hanya sistem Islamlah yang akan mampu menjadi solusi hakiki untuk mencegah bencana akibat perubahan iklim, serta akan melindungi alam semesta beserta isinya.

Allah Swt. berfirman,

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. Dan Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang benar." (TQS. Ar Ruum (30): 41).
Wallahu"Allam Bisawwab.

Oleh: Yuli Ummu Shabira
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :