Tinta Media - Sobat. Diriwayatkan, ada sekelompok orang datang kepada Rasulullah SAW, mereka kemudian memanggil, “ Wahai Rasul, wahai orang baik kami, wahai anak orang baik kami, wahai tuan kami, wahai anak tuan kami.” Beliau menjawab,” Wahai manusia, panggillah dengan panggilan kalian. Janganlah kalian terpedaya oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba dan Rasulullah ( Utusan Allah ). Aku tidak suka jika kalian menghormatiku melebihi kedudukanku yang telah Allah berikan kepadaku.” ( Hr. Ahmad).
Sobat. Demikian sikap agama Islam dalam menghormati manusia. Ia tidak meridhai manusia diangkat kedudukannya seperti seperti berhala yang disembah-sembah, apalagi sampai mengeluarkan biaya milyaran bahkan biaya yang amat besar agar banyak orang yang memberikan penghormatan dan penghargaan.
Sobat. Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung.” ( HR. Bukhari ). Selain itu Islam mengharamkan umatnya untuk memproduksi patung, meskipun mereka membuatnya untuk non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “ Manusia yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat patung.” ( HR. Bukhari )
Sobat. Kesungguhan Islam menjaga tauhid dari segala bentuk kemiripan dengan syirik sudah mencapai puncaknya. Melalui kehati-hatian dan kesungguhan itu, Islam benar-benar berada di jalan yang hak. Sebab umat-umat terdahulu biasa membuat patung orang-orang sholeh yang sudah meninggal lalu mereka menyebut nama orang-orang sholeh yang sudah meninggal tersebut. Lama kelamaan, patung orang-orang sholeh dikultuskan, bahkan dianggap sebagai tuhan selain Allah, diharapkan, ditakuti, dan dimintai keberkahannya.
Sobat. Banyak sekali unsur yang disisipkan oleh para penganjur kebesaran dan pemalsu sejarah melalui pintu yang terbuka ini. Mereka menyerukan banyak orang dan para pengikutnya untuk mendirikan berhala yang menipu ini. Begitulah mereka menyesatkan masyarakat dengan memanfaatkan jasa-jasa orang besar.
Sobat. Keabadian sesungguhnya yang harus diperhatikan oleh orang-orang mukmin adalah keabadian yang ada di sisi Allah, Zat yang Maha mengetahui perkara yang tersembunyi dan samar, Zat yang tak pernah sesat dan tak pernah lupa. Begitu banyak ulama yang jasa-jasanya diabadikan dalam catatan kebadian di sisi-Nya. Mereka adalah para pahlawan yang tidak diketahui di sisi makhluk. Itu semua terjadi karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik, orang-orang yang bertakwa, dan orang-orang yang menyembunyikan amalnya.
Sobat. Meskipun keabadian itu harus ada di tangan manusia, tetapi tidak mesti dengan disimbolkan dengan patung dari orang besar yang ingin diabadikan jasa dan namanya seperti tradisi yang dilakukan orang-orang eropa dan amerika. Satu-satunya cara yang diridhai Islam adalah mengenang jasa-jasa mereka dalam hati dan ingatan atau melalui lisan dan shirah yang dengan cara menyebut-nyebut jasa dan perjuangan dengan metode periwayatan seperti hadits . Jasa apa yang mereka tinggalkan? Dan begitu, nama mereka akan selalu harum di kalangan generasi selanjutnya.
Allah SWT berfirman :
قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". ( QS. Al-Kahf (18) : 110 )
Sobat. Katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, mengakui bahwa semua ilmuku tidak sebanding dengan ilmu Allah, aku mengetahui sekedar apa yang diwahyukan Allah kepadaku, dan tidak tahu yang lainnya kecuali apa yang Allah ajarkan kepadaku. Allah telah mewahyukan kepadaku bahwa, "Yang disembah olehku dan oleh kamu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya." Oleh karena itu barangsiapa yang mengharapkan pahala dari Allah pada hari perjumpaan dengan-Nya, maka hendaklah ia tulus ikhlas dalam ibadahnya, mengesakan Allah dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya dan tidak syirik baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi seperti riya, karena berbuat sesuatu dengan motif ingin dipuji orang itu termasuk syirik yang tersembunyi. Setelah membersihkan iman dari kemusyrikan itu hendaklah selalu mengerjakan amal saleh yang dikerjakannya semata-mata untuk mencapai keridaan-Nya.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah berfirman, "Saya adalah yang paling kaya di antara semua yang berserikat dari sekutunya. Dan siapa yang membuat suatu amalan dengan mempersekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku tinggalkan dia bersama sekutunya." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)
Sobat. Kita pun tahu bahwa Rasulullah SAW, Khulafa’ Rasyidun, para pejuang Islam, dan para Imam besar, jasa-jasanya tidak diabadikan dalam bentuk patung berharga atau patung batu yang diukir. Sama sekali tidak. Akan tetapi, jasa dan perjalanan hidupnyalah yang diturunkan dari generasi ke generasi, dari orang terdahulu kepada orang belakangan, dari ayah kepada anak. Perjuangan mereka dikenang dalam hati dan disebut-sebut dalam lisan. Namanya harum tercium di setiap majelis dan pertemuan, memenuhi akal dan hati, tanpa ada patung berharga.
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo dan Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur