Tinta Media - Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kondisi pemuda saat ini sesuai dengan harapan umat?
Dilansir dari liputan6.com, Luhut Binsar membagikan pesan kepada pemuda di Peringatan Sumpah Pemuda yang ke-95. Beliau mengatakan, "Jika engkau punya "privilege" ambillah kesempatan untuk men-challenge dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya."
Sumpah pemuda menjadi refleksi peran pemuda untuk memajukan bangsa di tengah berbagai program pembajakan potensi pemuda di berbagai bidang. Sistem saat ini realitanya justru melahirkan pemuda yang berpikir pragmatis. Ini dilihat dari banyaknya pemuda saat ini yang hanya berpilir individualis, hidup hanya untuk mencari kesenangan pribadi semata tanpa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Para pemuda merasa bahagia ketika segala keinginan secara pribadi terpenuhi, tidak berpikir bagaimana kondisi umat saat ini.
Salah satu contohnya, di tengah kelaparan atau sulitnya ekonomi, banyak pemuda yang bertingkah dengan makan banyak (mukbang) hanya untuk tontonan dan mengikuti tren, seolah-olah dia tidak menjadi pribadi yang peka terhadap kondisi lingkungan. Dia hanya mencari ketenaran dan mengenyampingkan kondisi masyarakat.
Mengapa ini terjadi? Hal ini karena sistem kapitalis telah membentuk pemuda bermental seperti ini, mencari kepuasan pribadi tanpa memperhatikan kondisi umat.
Sungguh, hal ini jauh berbeda dengan Islam. Islam mengajak pemuda untuk menjadi sosok yang berkepribadian Islam dengan pola pikir dan pola sikap islami. Dorongan ini bersumber dari syariat Islam. Salah satunya adalah hadis Rasulullah saw.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah saw. beliau bersabda,
Artinya: "Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah. "Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya." (HR Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasa'i, dan lainnya)
Dari hadis di atas bisa kita lihat bagaimana Islam sangat memperhatikan pemuda dan mengarahkan mereka untuk menjadi sosok yang memiliki kepribadian Islam. Islam mengarahkannya menjadi pribadi yang mampu membangun peradaban mulia, seperti Muhammad Al Fatih yang masa mudanya digunakan untuk perjuangan Islam, demi Islam dan umat.
Hal yang dilakukan Al Fatih diarahkan oleh negara sebagai pihak yang bertanggung jawab membentuk pemuda dan membangun generasi gemilang. Pemuda yang berkepribadian Islam, orientasi hidupnya jauh ke depan, bukan sebatas duniawi semata. Maka, tidak heran ketika kita melihat bahwa pemuda yang lahir di sistem Islam adalah pemuda yang dunia dan akhiratnya terbaik. Sejatinya, jika kita berharap para pemuda menjadi dambaan umat, maka jadikan Islam sebagai pedoman hidup pemuda sehingga akan selamat dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bish shawab.
Oleh: Siti Aisyah, S. Pd. I.
Praktisi Pendidikan/ Aktivis Muslimah