Tinta Media - Pengamat Kebijakan Publik Dr. Riyan, M.Ag. memberikan dua catatan terhadap pernyataan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengaitkan perang antara penjajah Zionis Yahudi dan Hamas di Palestina dapat membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam program Kabar Petang: Stop Kaitkan Isu Terorisme dengan Tragedi di Gaza! Di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (27/11/2023).
"Pertama, catatan saya adalah bahwa kita mesti mengingatkan, teroris yang sesungguhnya itu adalah entitas Zionis penjajah beserta pendukungnya. Dalam hal ini tentu saja kita tahu, ya Amerika dan sekutu-sekutunya," sebutnya.
Sehingga menurut Riyan, harus ditegaskan pula, bahwa Hamas juga rakyat Palestina dan siapapun yang kemudian mendukungnya bukanlah teroris sebagaimana stigma yang dibuat oleh Amerika dan entitas penjajah Zionis Yahudi.
"Karena merekalah justru yang harusnya dijadikan sebagai teroris sesungguhnya. Bahkan teroris dalam skala internasional," tegasnya.
Jadi, Riyan memandang, apa yang disampaikan Kapolri dalam konteks ini jelas merupakan hal yang tidak nyambung.
"Bagaimana mungkin pelaku teroris yang sesungguhnya yaitu entitas Zionis dan didukung oleh Amerika serta sekutu-sekutunya itu malah justru kemudian dianggap sebagai sesuatu yang baik. Dalam konteks ini bahwa seolah-olah yang salah itu adalah Palestina dan juga para pejuang-pejuangnya," herannya.
Kedua, Riyan melanjutkan, masyarakat harus dipahamkan betul bahwa akar masalah daripada persoalan Palestina ini adalah penjajahan.
"Penjajahan yang dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi yang didukung oleh Amerika dan juga negara-negara sekutunya," terangnya.
Ia pun meyakini, bahwa perjuangan rakyat Palestina dan siapapun yang kemudian mendukungnya tidak ada hubungannya dengan terorisme.
Riyan lantas menilai, berita isu tentang terorisme adalah sebuah pengalihan permasalahan negara, karena menurutnya, hal itu senantiasa muncul ketika banyak sekali terjadi kasus-kasus besar persoalan yang lain, terutama yang terjadi di negeri ini.
" Ya misalnya seperti sekarang kita lihat, banyak pihak mengkritik adanya dinasti politik yang dilakukan oleh keluarga Presiden. Maka kemudian, kita tidak tahu tiba-tiba ada isu terorisme," pungkasnya. [] Muhar