Bullying Lagi, Bullying Lagi - Tinta Media

Selasa, 14 November 2023

Bullying Lagi, Bullying Lagi



Tinta Media - Kasus bullying terus terjadi. Berdasarkan data dari Januari hingga September 2023, telah terjadi 23 kasus bullying di Semarang dan 2 di antaranya hingga meninggal dunia. Bullying tak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun banyak terjadi.

Secara psikis, bullying bisa menyebabkan duka dan air mata, depresi, dan trauma hingga bunuh diri. Efeknya luar biasa. Kekerasan fisik bisa menyebabkan luka, cidera, cacat, bahkan sampai hilangnya nyawa.

Hal tersebut membuktikan bahwa ketika syariah ditinggalkan, maka akan terjadi kekacauan hidup, salah jadi benar, benar jadi salah. 

Padahal jelas, dalam Al-Qur'an surat al-Hujurat ayat 11 Allah berfirman, 

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olok perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok, janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk atau fasik setelah beriman dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

Jika ditelaah lebih jauh pemicu bullying antara lain adalah berkaitan dengan pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan pertemanan, kompetisi yang tidak sehat, pengaruh sosial media, dan masalah pribadi atau sakit hati.

Semua itu merupakan buah dari sistem kehidupan yang rusak, sebab manusia tidak  paham salah dan benar akibat jauhnya dari pemahaman agama.

Karena itu, perlu ada upaya untuk mencegah terjadinya bullying. Salah satunya adalah diperlukan peran orang tua untuk mencetak generasi yang bertakwa.

Jadi, bullying merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Lalu, bagaimana solusinya?

Ajarkan kepada anak untuk membela diri. Lalu, tanamkan pada anak sakhsiyah islamiyah. Untuk itu, baik orang tua maupun anak perlu belajar lebih dalam tentang Islam dan penting mencari guru yang mengajarkan Islam secara kaffah.

Jangan sampai kita justru membentuk anak sebagai pelaku bullying, misalnya dengan berkata kasar kepada anak. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Siapa yang dibunuh karena membela hartanya, maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya, maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya atau karena membela agamanya, ia syahid.(HR. Abu Daud dan An-Nasa’i).

Orang tua harus peka dan peduli terhadap sesama, tidak boleh tutup mata dan senantiasa melakukan aktivitas amar ma'ruf nahi mungkar. Selain itu, perlu juga kontrol sosial dari elemen masyarakat. Negara juga harus berperan menata sistem pendidikan, sistem hukum, dan sistem kehidupan agar sesuai dengan syariat Islam.

Islam adalah satu-satunya solusi atas setiap problem kehidupan. Islam memberikan perhatian besar kepada generasi, bahkan sejak dini. Dalam sistem Islam, keluarga menjadi madrasah pertama bagi anak-anak. Sejak balita, orang tua membiasakan anak-anak yang masih kecil untuk menghafal Al-Qur'an dengan cara memperdengarkan bacaan. Mereka juga dibiasakan untuk mengerjakan salat, berpuasa, berzakat, dan diberikan pemahaman yang benar tentang jalan hidup sesuai syariat.

Dalam Islam, negara berperan untuk melarang semua konten yang merusak, baik dalam media cetak, media elektronik, maupun media sosial, serta berkewajiban menutup semua pintu kemaksiatan. Oleh karena itu, kasus bullying ini mampu dituntaskan ketika ada pengaturan Islam secara sempurna dalam segala aspek kehidupan. Wallahu'alam.

Oleh: Dian
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :