Tinta Media - Sobat. Hikmah adalah mata hati dan kata hati. Hikmah adalah ucapan atau kata-kata yang anda dengar, anda baca atau anda dapatkan dari mana pun dan dari siapa pun , yang memberi anda pemahaman dan makna baru setiap peristiwa yang terjadi sehingga anda dapat melihat berbagai perkara dengan cara yang lebih baik. "Barangsiapa melihat pelajaran dalam musibah maka ia telah mendapatkan hikmah." Demikian kata Imam Alin bin Abi Thalib ra.
Allah SWT berfirman :
يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” ( QS. Al-Baqarah (2) : 269 )
Sobat. Allah akan memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maksudnya, bahwa Allah mengaruniakan hikmah kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-Nya, sehingga dengan ilmu dan dengan hikmah itu dia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, antara was-was setan dan ilham dari Allah swt.
Alat untuk memperoleh hikmah ialah akal yang sehat dan cerdas, yang dapat mengenal sesuatu berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti, dan dapat mengetahui sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya. Barang siapa yang telah mencapai hikmah dan pengetahuan yang demikian itu berarti dia telah dapat membedakan antara janji Allah dan bisikan setan, lalu janji Allah diyakini dan bisikan setan dijauhi dan ditinggalkan.
Allah menegaskan bahwa siapa saja yang telah memperoleh hikmah dan pengetahuan semacam itu, berarti dia telah memperoleh kebaikan yang banyak, baik di dunia, maupun di akhirat kelak. Dia tidak mau menerima bisikan-bisikan jahat dari setan, bahkan dia menggunakan segenap panca indra, akal dan pengetahuannya untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang batil, mana yang petunjuk Allah dan mana yang bujukan setan, kemudian dia berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
Pada akhir ayat ini Allah memuji orang yang berakal dan mau berpikir. Mereka selalu ingat dan waspada serta dapat mengetahui apa yang bermanfaat dan dapat membawanya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sobat. Rasulullah SAW bersabda, “ Hikmah adalah cahaya mukmin. Maka semua kata yang menasihatimu dan mendorongmu kepada kebaikan serta menahanmu dari keburukan adalah hikmah.”
Sobat. Hikmah bisa datang dan muncul dari mana pun dan dari siapa pun. Pelajaran berharga dalam kehidupan kita tidak hanya datang dari para alim ulama atau para filsuf. Seorang panyair menuturkan : “ Ambillah hikmah dari mana pun ia berasal bak sinar matahari, ia datang dari segala arah.
Sobat. Andai tidak ada rasa sakit dan penderitaan, aku tidak memahami arti ketenangan dan kenyamanan. Tanpa masalah dan kesulitan, tentu aku tidak bergerak maju dan meraih bahagia. Inilah hikmah.
Sobat. Kesulitan dan kemudahan adalah dua kekuatan yang saling mengisi dan melengkapi hingga akhir zaman. Keduanya dibutuhkan untuk menciptakan perubahan dan kemajuan pada masa depan. Inilah Hikmah.
Sobat. Ketika berbagai kesulitan hidup menghantam kita, pandangan kita terhadap banyak hal sangat terbatas, kita membutuhkan keluasan dan pandangan jauh ke depan. Masalah apa saja bisa mengeruhkan kebeningan hidup kita. Tetapi ketika kita melihat masalah tersebut dari sudut pandang yang luas, saat itulah-dalam sekejap mata- masalah itu jadi terasa ringan. Oleh karenanya teruslah kita menambah ilmu dan memperluas cakrawala pandangan kita dalam kehidupan ini.
Sobat. Jangan terpendam dalam masa lalu. Jangan pedulikan apa pun dan siapa pun yang berusaha menjauhkan Anda dari arah perubahan dan kemajuan. Sandarkan diri Anda kepada Allah yakinlah bahwa Allah SWT tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
Sobat. Jika anda menghadapi masalah atau kesulitan dalam hidup, ambil napas dalam-dalam. Lalu, sambil hembuskan napas, ucapkan " Alhamdulillah " tiga kali lalu senyumlah. Dengarkanlah kabar gembira bahwa kebaikan dari segala kebaikan dalam perjalanan menujumu. Insya Allah
Sobat. Jalanilah sungguh-sungguh setiap saat dalam hidup anda seakan-akan itu adalah saat terakhir. Jalani kehidupan dengan menjaga cintamu kepada Allah SWT. Jadikan akhlak dan perilaku Rasulullah SAW sebagai teladan.
Sobat. Diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Siapakah diantara kalian yang harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri? Mereka (para shahabat) menjawab: Tidak ada di antara kami kecuali hartanya lebih ia cintai. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Sungguh hartanya adalah apa yang telah ia infakkan dan harta ahli warisnya adalah yang ia tinggalkan (tidak diinfakkan)” (HR. Al-Bukhari).
Sobat. Hadits ini menjelaskan, harta milik seseorang yang sesungguhnya adalah harta yang disiapkannya untuk kehidupan sesudah kematiannya. Harta tersebut benar-benar akan membawa manfaat baginya. Bukan harta yang dia kumpulkan lalu dibagi-bagikan kepada ahli warisnya. Harta yang ditinggalkan seseorang, walau diatasnamakan kepada dirinya, ia akan berpindah kepada ahli warisnya lalu diatasnamakan kepada mereka. Pertanyaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada para sahabatnya ini berlaku bagi kita juga. Yang jawabannya juga sama, setiap kita pasti lebih suka dengan harta kita sendiri.
Namun tidak setiap kita tahu hakikat harta miliknya. Harta kita yang sebenarnya adalah yang kita simpan untuk akhirat, sehingga kelak manfaatnya kembali kepada kita. Maksud harta yang akan menjadi milik kita adalah harta yang kita gunakan untuk kebaikan, mendekatkan diri kepada Allah, membantu orang susah, mengobatkan orang misin yang sakit, bersedekah, infak, dan semisalnya.
Sobat. Kisah ini sempat viral di berbagai literasi media sosial dan pesan berantai, sementara penelusuran atas penulis asli kisah ini tidak diketahui, yang menjadi kisah ini sangat inspiratif adalah betapa kedua tokoh ini sangat memahami arti dari nilai-nilai kebaikan kepada orang lain dan selalu menghadirkan Allah dalam keputusan yang di ambil. Adalah suami sepulang jam kantor menelepon istrinya bahwa ia mendapatkan bonus akhir tahun dari perusahaan tempat ia bekerja sebesar 150 juta, dan berencana untuk membeli sebuah mobil sederhana yang diimpikan sejak lama untuk keluarga kecil mereka, namun dalam perjalanan pulang sang suami mendapat telepon dari Ibunya yang membutuhkan uang 50 juta rupiah untuk membayar hutang almarhum ayahnya, dan langsung mengiyakan untuk membayar hutang itu, selang beberapa lama seorang sahabatnya memohon pertolongan untuk biaya operasi anaknya yang tidak ter-cover asuransi, sejumlah 80 juta. Ia pun berpikir sejenak.
Uang bonusnya tinggal 100 juta. Jika ini diberikan kepada sahabatnya, maka tahun ini ia gagal membeli mobil impiannya. Tapi nuraninya mengetuk, “Berikan padanya. Mungkin kamu memang jalan Allah untuk menolong sahabatmu itu. Mungkin ini memang rezekinya yang datang melalui perantara dirimu.” Ia pun menuruti panggilan nuraninya.
Setibanya di rumah, ia menemui istrinya dengan wajah yang lesu. Sang istri bertanya, “Kenapa, mas? Ada masalah? Tidak seperti biasanya pulang kantor murung gini?” Sang suami mengambil napas panjang, “Tadi ibu di kampung telepon, butuh 50 juta untuk bayar utang almarhum bapak. Tidak lama, sahabat abang juga telp, butuh 80 juta untuk operasi anaknya. Uang kita tinggal 20 juta. Maaf ya, tahun ini kita tidak jadi beli mobil dulu.”
Sang istri pun tersenyum, “Aduh, mas, kirain ada masalah apaan. Mas, uang kita yang sebenarnya bukan yang 20 juta itu, tapi yang 130 juta. Uang yang kita infakkan kepada orang tua kita, kepada sahabat kita, itulah harta kita yang sesungguhnya, yang akan kita bawa menghadap Allah, yang tidak mungkin bisa hilang jika kita ikhlas. Sedangkan yang 20 juta di rekening itu, masih belum jelas, benaran harta kita atau akan menjadi milik orang lain.”
Sobat. Sebagai penutup artikel ini yuk gunakan segala pengetahuan dan kecakapan untuk membuat kehidupan anda lebih baik, lebih maju, dan lebih terarah. Bekerja dan berjuanglah dengan penuh disiplin. Hadapilah segala kesulitan dan masalah dengan sabar, seraya tetap menjaga harga diri dan kehormatan. Jalanilah hidup anda dengan cinta penghargaan terhadap potensi yang anda miliki.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
(Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)