Tinta Media - Suami adalah kunci surga istri. Asal istri beriman dan menjaga diri dari dosa besar dan taat kepada suami kemudian mati dalam keadaan diridhoi suaminya maka dipastikan dia masuk surga dari pintu mana saja dia sukai.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu).
Tentu saja istri juga bukan manusia yang Maksum alias pasti tanpa dosa dan kesalahannya. Pasti saja ada kurangnya saat menaati suaminya. Kadang istri membangkang. Kadang marah dengan suara tinggi. Kadang berani membentak suami. Kadang menolak ketika diajak suami ke kamar. Kadang ga amanah dalam mengatur harta suami. Dll.
Dalam menunaikan hak suami pastilah terjadi berbagai kekurangan. Sehingga istri akan menyadari adanya berbagai khilaf dan salah yang berujung kepada introspeksi diri.
Oleh karena itulah sangat layak jika istri berkata kepada suami tercinta,"Suamiku, maafkanlah aku...".
Selamat berjuang Sobat, semoga sakinah. Aamiin.[]
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center