Tinta Media - Kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayah Kabupaten Bandung meningkat secara signifikan. Sejak bulan Januari sampai September 2023, sudah ditemukan 117.823 kasus terduga TBC. Ini adalah jumlah yang besar untuk temuan penderita TBC. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung adalah dengan pengobatan berjenjang selama enam bulan secara gratis menggunakan BPJS atau SKTM. (Galamedianews. Com)
Peningkatan kasus TBC tidak hanya di Kabupaten Bandung. Daerah lain di Indonesia pun terjadi hal yang sama. Penderita Insfeksi Saluran Pernapasan (ISPA) terus bertambah. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan karena secara dunia, Indonesia merupakan negara dengan temuan kasus TBC ke-2 terbanyak, dan Kabupaten Bandung menduduki peringkat ke-2 di Jawa Barat terkait kasus tersebut.
TBC adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang paling mudah menular melalui percikan air liur saat batuk atau berbicara. Salah satu faktor pencetus penyakit TBC adalah polusi udara dan kondisi sekarang. Saat musim kemarau, banyak terjadi kebakaran hutan, ditambah polusi udara dari industri serta kendaraan, makin menambah resiko meningkatnya kasus TBC. Udara semakin kotor, sangat sulit mendapatkan udara segar dan bersih di kota-kota Indonesia.
Bila ditelusuri, pangkal masalah polusi udara ini adalah diberlakukannya sistem kapitalisme dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Sistem kapitalisme-liberal memberikan kebebasan untuk mengelola SDA kepada swasta/ oligharki dan menjadikan keuntungan sebagai tujuan, sehingga SDA dieksploitasi semaksimal mungkin selama masa konsesi masih berlaku. Akibatnya, terjadi kerusakan di mana-mana. Air, udara, dan tanah, semua terkena polutan beracun yang berbahaya bagi mahluk hidup, terutama manusia.
Pemerintah dengan sistem demokrasi, terikat kepada oligharki karena utang budi politik saat pemilu sehingga abai terhadap kepentingan rakyatnya. Akhirnya, rakyat menjadi korban, dicuri haknya sebagai pemilik SDA, kemudian dijadikan konsumen yang dipaksa harus menggunakan produk oligharki dengan harga mahal.
Kesejahteraan semakin jauh dalam angan-angan. Kemiskinan dan kesehatan masyarakat makin buruk. Demikianlah sistem kapitalis merusak alam dan rakyat. Kapitalisme hanya menguntungkan segelintir orang yang mempunyai modal.
Berbeda dengan sistem Islam dalam naungan Khilafah, landasan pengelolaan SDA adalah Syariat Islam dari Allah Swt. Sang Pemilik dan Pengatur Alam Semesta. Khalifah dan para pejabat yang amanah akan melarang pengelolaan SDA oleh swasta.
Rasulullah saw. bersabda,
"Kaum muslimin berserikat dalam air, api, dan padang rumput."
Artinya, SDA yang mengalir tak terputus, misalnya barang tambang, minyak bumi, serta hutan, dan sebagainya adalah milik seluruh rakyat. Semua rakyat harus mendapatkan bagiannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ada batasan yang jelas dalam Islam antara kepemilikan individu, umum, dan negara. Ada pula peraturan yang ketat dari Allah Swt. dalam pengelolaannya sehingga tidak menimbulkan mudarat bagi manusia dan lingkungan. Sehingga, dengan penerapan sistem Islam dalam naungan Khilafah, tidak akan ada polusi udara yang makin buruk maupun penyakit yang makin banyak dan kronis. Wallahu 'alam bish shawwab.
Oleh: Wiwin
Sahabat Tinta Media