Rumah Tangga Sadis di Masa Kapitalis - Tinta Media

Selasa, 10 Oktober 2023

Rumah Tangga Sadis di Masa Kapitalis

Tinta Media - Seorang suami di Cikarang bunuh istri, karena kesal dimintai uang belanja (07/09/2023). Tak terima diceraikan, suami di Singkawang tusuk istri hingga meninggal (07/09/2023). Suami di Ciamis, aniaya istri hingga meninggal (10/09/2023). Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) hingga Oktober 2022 sudah ada 18.261 kasus KDRT di seluruh Indonesia, sebanyak 79,5% atau 16.745 korban adalah perempuan (metrotvnews.com, 4 Oktober 2022).

Berdasarkan jurnal penelitian yang berjudul "Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga pada Survivor yang Ditangani oleh Lembaga Sahabat Perempuan Magelang" (2009) oleh Evi Tri Jayanthi dan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, terdapat delapan penyebab KDRT di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah perselingkuhan, masalah ekonomi, hingga budaya patriarki.

Begitulah, di negeri yang mayoritas muslim ini, rumah tangga yang menjadikan laki-laki dan perempuan hidup dalam ikatan pernikahan yang suci, akhirnya menjadi salah  satu penyebab adanya kekerasan bahkan ada yang sampai berujung pada kematian.

Negeri ini dihuni oleh mayoritas muslim. Dan Islam pun telah menjadikan akidah Islam sebagai perisai dalam setiap fase dan permasalahan kehidupan. Akidah Islam menbuat individu yakin bahwa tidak ada individu yang tidak diuji oleh Allah.Termasuk setiap rumah tangga pun punya ujiannya masing-masing. Akidah Islam inilah yang akan menjadikan baik suami istri menyadari masing-masing dari mereka memiliki hak dan kewajiban untuk saling dipenuhi sehingga terwujud rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana firman Allah dalam surat Ar Ruum ayat 21, meskipun mereka ada dalam masalah. Masalah justru menjadi ujian dari Allah yang dianggap untuk melayakkan posisi mereka sebagai hamba terbaik dari Allah. Karena inilah, hubungan suami istri dalam rumah tangga dalam Islam adalah termasuk hubungan ibadah yang akan bernilai pahala jika dijalankan sebagaimana  tuntunan Islam.

Namun, di tengah zaman kapitalis yang menjadikan asas hidup sekuler atau pemisahan agama dari kehidupan ini, wajar akidah Islam hanya dianggap dalam masalah ibadah saja. Dalam kehidupan kapitalis, agama harus dipisahkan dari ruang kehidupan selain ibadah ritual termasuk dalam hubungan rumah tangga. Wajar, akhirnya banyak pasangan rumah tangga yang hanya menjadikan hubungan rumah tangganya berlandaskan pada materi saja. Suami istri harmonis hubungannya karena banyaknya materi yang ada pada rumah tangganya. Kalau suami kerja, disayang istri. Kalau suami tak menghasilkan uang istri menjadi tak taat karena tak ada uang sebagai penyokong keharmonisan rumah tangganya. Begitupun juga suami, menganggap istri sebagai beban material yang harus dibahagiakan dan dipenuhi kebutuhan materinya saja. Akhirnya ketika istri tidak mampu memberikan balasan timbal balik kesenangan materi pada suami, suami juga berkurang sayangnya ke istri. Pun juga ketika suami tidak mampu memenuhi kebutuhan materi istri, muncullah emosi dalam diri suami karena menganggap bahwa istri adalah beban. Akhirnya membuat suami tega melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Nauzubillaah. Rumah tangga seperti inilah yang banyak menghadirkan kasus kasus kekerasan dalam rumah tangga di negeri mayoritas muslim ini.

Maka, disinilah perlu peran masyarakat dan negara hadir untuk membangun keimanan yang kuat berdasarkan akidah Islam yang mampu menjadi perisai yang kokoh bagi suami istri sehingga akan melahirkan masyarakat yang beraqidah islam yang kuat. Selain itu, negara perlu menjadi pengurus seluruh kebutuhan rakyat yang menjamin pemenuhan kebutuhan rakyat sehingga masyarakat hidup dalam kesejahteraan. Maka kembalilah konsep rumah tangga yang benar sesuai tuntunan Allah, yang hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya landasan berumah tangga. Rumah tangga dilandasi sebagai salah satu cara untuk meraih ridlo Allah.

Kalau sedang senang maupun penuh ujian, maka dijalani berdua oleh suami istri sebagai bentuk keridloan terhadap Qadla Allah SWT. Semua ini hanya akan mungkin jika negara dibangun berlandaskan islam kaffah yang berlawanan dg Kapitalis sekarang. Islam Kaffah yang akan memampukan negara mengurusi individu dengan aqidah islam. Pun dengan penerapan seluruh peraturan kehidupanny dibangun berlandaskan akidah Islam. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, para khulafaur Rasyidin dan Khalifah setelahnya.

Wallahu a'lam bi showab.

Oleh : Ummu Muhasib (Sahabat Tinta Media)

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :