Pergolakan Palestina-Penjajah Yahudi Terus Abadi, Selama Tak Ada Sistem yang Pasti - Tinta Media

Rabu, 18 Oktober 2023

Pergolakan Palestina-Penjajah Yahudi Terus Abadi, Selama Tak Ada Sistem yang Pasti

Tinta Media - Konflik Palestina-Israel semakin memanas. Serangan balasan yang dilakukan Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza, Sabtu lalu (7/10/2023), memantik peperangan yang kesekian kalinya antara Palestina dan Israel. 

Konflik Berkepanjangan, Buruknya Sistem yang Mengendalikan

Serangan Hamas merupakan serangan yang dilakukan untuk merebut kembali tanah air warga Palestina dari pendudukan Israel (CNBCIndonesia.com, 9/10/2023). Pertempuran yang semakin meningkat, menelan sedikitnya 1.100 korban jiwa. Hingga akhirnya deklarasi perang pun dengan tegas diungkapkan Israel terhadap Palestina.

Israel pun membalas serangan Hamas. Gaza dibombardir dari segala arah. Kehancuran bangunan terjadi di setiap sudut kota (CNNIndonesia.com, 10/10/2023). Mayat-mayat kaum muslimin memenuhi jalanan. Asap hitam membumbung tinggi, akibat dari terbakarnya bangunan-bangunan di Gaza karena serangan bom Israel. Gempuran ini merupakan gempuran terburuk selama 75 tahun konflik yang telah berlangsung antara Palestina dan Israel.

Aneksasi lahan menjadi sebab utama peperangan panjang antara Palestina dan Israel. Upaya pencaplokan lahan oleh Israel telah menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir. Tempat tinggal yang telah ratusan tahun dihuni, direbut dengan kejam oleh Israel.Masalah ini pun berlarut-larut hingga kini. Konflik Palestina dan Israel, yang berawal pada tahun 1948 semakin rumit dan membelit dengan adanya sikap represif dan diskriminasi Israel terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun.

Tidakkah rakyat Palestina berhak membela tanah kelahirannya yang direbut?

Namun sayang, saat ini dunia belum menyajikan solusi yang pasti untuk menghentikan peperangan yang terjadi. Badan Keamanan PBB tak mampu berbuat banyak. Meutya Hafidz, Ketua Komisi I DPR RI,  memaksa adanya peran aktif PBB untuk menyegerakan proses dialog dan berusaha menyelesaikan akar konflik utama Palestina dan Israel (tempo.co, 11/10/2023). Meutya pun mengkritik dengan tajam perihal keberadaan PBB sebagai lembaga keamanan dunia, tak terlihat upayanya secara konkrit dalam penyelesaian perang antara Palestina dan Israel. Meutya  melanjutkan, konflik ini tak mampu tuntas dengan solusi yang diputuskan secara unilateral.

Fakta yang begitu memilukan. Palestina porak poranda. Bahkan bantuan makanan dari jalur Gaza pun diblokade Israel. Tak hanya makanan, Israel pun memutus akses listrik dan pasokan air di jalur Gaza. Lantas, dimana negara-negara Islam di dunia? Tidakkah kita membela?

Perjanjian, perdamaian dan diskusi, jelas tak mampu menjadi solusi menghentikan kekejaman Israel. Kekuatan fisik harus dilawan dengan kekuatan fisik. Sayangnya, sistem saat ini yang mengadopsi konsep nation state, menjadikan kekuatan negeri-negeri kaum muslim mandul. Tak mampu berdaya membela saudara sendiri.

Kecaman dan empati dunia tak mampu serta merta menghentikan peperangan yang terus terjadi. Perlu ada solusi pasti yang mampu menuntaskan. Semua ini terjadi sebagai akibat hilangnya perisai kaum muslimin. Banyaknya kaum muslimin bagai buih di lautan. Meskipun jumlahnya banyak, namun sayang, tak ada kekuatan sedikitpun.

Buruknya konsep penjajahan ala Barat yang terus dihembuskan. Konsep yang katanya mengecam segala bentuk penjajahan serta penindasan, tak mampu berlaku bagi rakyat Palestina. Palestina disebut sebagai negara Yahudi di atas Tanah Palestina. Jelas, konsep ini adalah suatu bentuk ketidakadilan.

Sistem Islam Ciptakan Perisai Pembela

Palestina adalah tanah kharajiyah. Kaum muslim wajib menjaganya dengan darah perjuangan. Selamanya akan menjadi hak milik kaum muslimin. Tak ada siapapun yang mampu merebut. Termasuk Israel sekalipun. Keberadaan Israel sebagai negara yang dipaksakan Barat merupakan bentukan alat yang merusak keberadaan kaum muslimin. Sudah semestinya dilawan dengan kekuatan. Tak ada kekuatan yang dahsyat selain sistem Islam. Dalam wadah Khilaf4h, Israel mampu dilawan dengan kekuatan perisai kaum muslimin. Karena Khilaf4h-lah satu-satunya wadah yang menyatukan kekuatan muslim dunia. Dan hanya dalam wadah Khilaf4h pula, jihad fii sabilillah dapat ditegakkan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghinakan mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS. At-Taubah: 14)

Kemenangan kaum muslimin hanya mampu diwujudkan dalam sistem Islam. Syariah Islam dan kepemimpinan berpikir dalam Islam meniscayakan kebangkitan umat. Hingga tersadar bahwa pembelaan terhadap saudara muslim adalah kewajiban. Kewajiban ini hanya mampu terlaksana dalam wadah institusi yang mampu menjadi perisai.

Khilaf4h manhaj An Nubuwwah. Inilah satu-satunya solusi pasti. Dalam naungan sistem yang hakiki. Hanya dengannya kemuliaan, keselamtan dan tanah milik kaum muslimin terjaga sempurna. Wallahu 'alam bisshowwab.

Oleh: Yuke Octavianty (Forum Literasi Muslimah Bogor)

 

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :