Tinta Media - Pemerhati Remaja Wendy Lastwati mengungkap, setidaknya ada tiga poin akar masalah dari tindakan perundungan (bullying) yang marak terjadi. Hal tersebut dijelaskan dalam kegiatan Keputrian di SMK Utama Informatika, Jumat (6/10/2023) di Depok.
Pertama, pola asuh pendidikan. “Pola asuh keluarga dalam mendidik yang bersifat sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) adalah pola asuh yang salah,” ujarnya di hadapan sekitar 90 siswi SMK.
Kedua, masyarakat yang individualis yaitu masyarakat yang apatis (tidak peduli) terhadap tindak kriminal termasuk perundungan.
Ketiga, kebijakan negara. “Kebijakan negara hanya mengutamakan nilai dan sekuler, bukan dari proses bagaimana seseorang belajar,” terangnya.
Faktor Melakukan Perundungan
Dalam kesempatan yang sama, Kak Wendy, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan ada beberapa faktor seseorang bisa melakukan perundungan. “Faktor pertama pelaku melakukan bullying karena pelaku memiliki masalah keluarga, stres atau trauma,” terangnya.
Faktor lainnya, ujarnya, yaitu pelaku tidak berinteraksi dengan orang tua/wali, melihat pertengkaran di rumah setiap hari, dan 14 persen pelaku adalah korban di masa lalu.
Pandangan Islam
Kak Wendy pun menegaskan, dalam pandangan Islam tindakan perundungan itu dilarang. “Bullying bukan dari Islam! Justru Islam melarang perbuatan tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, hal tersebut diterangkan dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 11. Isi terjemahnya yakni:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Kak Wendy menjelaskan, perundungan adalah penyakit sosial peradaban sekuler, dan pondasi keimananlah benteng dari pelaku jahat dan sadis.
Ia pun menegaskan, dalam pola asuh orang tua yang islami juga sangat penting, yakni suasana keimanan harus ditanamkan orang tua, anak kenyang perhatian dan kasih sayang.
“Selain itu, negara berperan membangun sistem sesuai syariat Islam. Peran negara yaitu membangun sistem pendidikan dan sistem pergaulan sesuai syariat Islam,” pungkasnya.[] Mustikawati