Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai, label teroris yang disematkan terhadap Pejuang Hamas merupakan bentuk ketidakadilan dan kezaliman yang luar biasa.
"Ini adalah suatu ketidakadilan dan kezaliman yang luar biasa," tuturnya kepada Tinta Media Selasa (10/10/2023).
Bagaimana tidak, ujarnya, kelompok atau organisasi yang berjuang merebut haknya kembali yaitu Tanah Palestina yang dikuasai oleh entitas penjajah Yahudi dikatakan sebagai teroris.
Kemudian ia menyatakan dan menekankan kembali bahwa labelisasi itu merupakan ketidakadilan yang luar biasa karena yang merebut Tanah Palestina justru tidak disebut apa-apa.
"Sementara, yang merebut wilayah itu, yang melakukan serangan tidak pernah berhenti, tidak disebut apa-apa. Ini adalah suatu ketidakadilan yang luar biasa," tegasnya.
UIY juga mengatakan bahwa seharusnya mereka itu memberikan dukungan terhadap Hamas bukan malah menuduh atau menyebut Hamas sebagai teroris. "Alih-alih mendukung atau men-support Hamas, justru melabeli mereka dengan sebutan teroris," cecarnya.
Ketika sebuah organisasi atau kelompok, imbuhnya, dilabeli sebagai teroris, maka apapun yang dilakukan, sebenar apapun yang dilakukan menjadi salah. Sebagaimana yang dilakukan Hamas saat ini. Padahal sangat jelas bahwa Hamas ini bisa disebut _front liner_ selalu berada di garda terdepan yang mewujudkan, merealisasikan aspirasi umat Islam dunia menyangkut Palestina.
Israel Teroris
UIY kembali menyatakan bahwa yang layak disebut sebagai teroris adalah Israel. "Yang layak dikatakan sebagai teroris adalah Israel," tukasnya.
Sebagaimana yang dikatakan komisi HAM internasional, lanjut UIY, pelaku pelanggaran HAM terbesar adalah Amerika, berikutnya adalah Israel, sudah tak terhitung kejahatan yang mereka lakukan.
Sikap Kaum Muslimin
UIY juga tidak lupa menyampaikan sikap kaum muslimin harus berani dan tegas, bahwa persoalan Palestina adalah persoalan eksistensi penjajahan entitas Yahudi.
"Kita harus berani dan tegas mengatakan bahwa persoalan Palestina ini adalah persoalan eksistensi penjajahan oleh entitas Yahudi yang menguasai tanah Palestina," terangnya
Tanah Palestina, bebernya, adalah tanah Kharaj yaitu tanah kaum muslimin yang diberkati oleh Allah SWT. Tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan tanah tersebut kepada penjajah. Sehingga perjuangan untuk merebut tanah tersebut harus digaungkan sebagaimana yang kita saksikan pejuang Palestina tidak pernah menyerah.
Terakhir, ia menyerukan bahwa usaha merebut kembali Tanah Palestina ini bisa dicapai hanya dengan kekuatan Umat Islam yakni ketika bersatu dalam kepemimpinan tunggal yang disebut Khalifah dengan institusi yang menaungi adalah khilafah.
"Usaha merebut kembali Tanah Palestina ini bisa berhasil salah satu faktor penting adalah adanya kekuatan dari umat Islam itu sendiri, yakni ketika Umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan tunggal yaitu Khalifah dan institusi yang menaungi adalah khilafah," pungkasnya.[] Nur Salamah