Tinta Media - Akibat pertempuran yang terus terjadi lebih dari sepekan, banyak warga Palestina tak terkecuali anak-anak yang tinggal di Jalur Gaza menjadi korban dari serangan membabi buta penjajah Yahudi laknatullah. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Israel telah membunuh 2.215 warga Palestina di Gaza, termasuk 724 anak-anak, dan melukai 8.714 orang, termasuk 2.450 anak-anak, sementara Menurut PBB, hampir satu juta orang telah mengungsi.
Kondisi memprihatinkan ini membuat banyak manusia dari berbagai belahan dunia serta para penguasa muslim menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel. Presiden RI Jokowi Widodo juga menyerukan agar mencari akar masalah dan meminta menyelesaikan konflik tersebut melalui PBB.
Pada Rabu sore (11/10) di kedutaan besar Amerika di Jakarta, demonstrasi pun terjadi, terdiri dari gabungan Forum Persaudaraan Islam(FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF-U) dan Alumni 212. Mereka menyebutnya “Aksi Bela Palestina" Selain untuk memprotes dukungan Amerika pada Israel pasca serangan Hamas. Mereka juga menyerahkan surat tuntutan yang isinya antara lain permintaan agar Amerika menghentikan dukungannya kepada Israel, serta harapan mereka agar Amerika berupaya keras untuk mengakhiri pertempuran diantara Israel dan Hamas serta mengambil peran lebih besar dalam mewujudkan perdamaian diantara Israel dan Palestina.
(voaindonesia.com 11/10/2023)
Pada dasarnya akar masalah dari Palestina Israel adalah ketiadaannya hukum Allah.
Sehingga melahirkan masalah penjajahan di Palestina, serta menjaganya tetap eksis.
Dan selama eksistensi penjajah israel masih ada maka penjajahan pada palestina akan masih terus ada.
Derasnya dukungan terhadap palestina dari berbagai belahan dunia saat ini, sejatinya telah menunjukan betapa besar, kekuatan umat sesungguhnya. Namun sangat disayangkan, masih ada banyak orang yang tidak memahami akar masalah tersebut dan hanya memandang masalah Palestina tidak lebih sekedar masalah kemanusiaan dan konflik, padahal masalah utama dari itu semua adalah eksistensi negara israel itu sendiri.
Zionisme Yahudi
Zionisme adalah gerakan politik yang dibuat oleh orang yahudi, guna mempersatukan kaum yahudi di seluruh dunia dengan mendirikan negara Yahudi di Palestina, ide ini dicetuskan oleh Theodore Hertzl (Bapak pendiri Zionisme) dalam buku yang berjudul “Der Judenstaat” atau “The Jewish State” tahun 1896. kemudian di dukung oleh Lord Walter Rothschild, seorang ahli zoologi dan politisi Inggris. Sekaligus yang mendanai gerakan zionis.
Seusai PD I, inggris dan Perancis melalui Perjanjian Sykes-Picot 1916 membagi wilayah Turki Utsmani. Dan melalui sepucuk surat di tahun 1917 Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, menyatakan dukungan Inggris untuk pembentukan “tanah air nasional Yahudi” di Palestina kepada Lord Rothschild, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Dan untuk menguatkannya inggris melalui Liga bangsa-bangsa menerbitkan minded for Palestine di tahun 1922, yang menjadi legitimasi bagi orang-orang Yahudi pindah ke palestina.
Tahun 1947 usai PD II. Kepemimpinan dunia beralih dari Inggris menjadi Amerika. Amerika mengubah liga bangsa-bangsa menjadi PBB. Melalui usul PBB yang di namakan UN Partition Plan (Resolution 181). Amerika membagi wilayah Mandat Britania atas Palestina. Dengan pembagian 55 % untuk zionis yahudi dan 45% untuk bangsa arab.
Tahun 1948, sehari pasca Zionis Yahudi memproklamirkan negara yang bernama Israel. Israel di serbu oleh negara-negara Arab seperti Lebanon, Suriah, dan lainnya. Berakhir dengan kemenangan Israel hingga memperluas teritorialnya lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Tentu saja, kemenangan tersebut tidak murni ketangguhan Israel sebagai negara yang baru sehari berdiri, tapi karena Amerika dan Inggris ikut bermain di belakangnya.
Jadi, serangan Hamas pada Israel bukanlah awal mula dari perang, namun merupakan rantai yang telah dimulai sejak beberapa dekade yang lalu, yang membuat rakyat palestina mengalami banyak penderitaan, akibat dibantai,ditangkap dan dibunuh oleh israel. Dan sebagai negara yang di jajah sudah sewajarnya Hamas dan umat di palestina melawan. Tidak mungkin berdamai dengan penjajah, kecuali jika penjajah tersebut hengkang dari tanah mereka.
Anak Emas Amerika
Inggris dan Amerika bagai ibu dan bapak bagi Israel, sementara PBB adalah bidan yang membantu dalam proses melahirkan Israel. Dan kehadiran buah hati seperti Israel bagi Amerika, sangatlah bermanfaat dalam menyeimbangkan hegemoni serta pengaruhnya di timur tengah.
Sehingga apapun yang terjadi, Amerika akan selalu menjaga anak emasnya, baik itu melalui hubungan dagang, pemberian bantuan bilateral hingga bantuan militer. Amerika menunjuk Israel sebagai negara pertama yang diberikan status sekutu utama non-NATO selain Mesir. Amerika juga memberikan dukungan politik besar-besaran kepada Israel, misalnya di Dewan Keamanan PBB dari 24 veto yang diajukan Amerika 15 di antaranya, digunakan untuk melindungi Israel. Dan masih banyak lagi bukti kedermawanan Amerika terhadap Israel
Maka, jika menyerahkan masalah konflik palestina - Israel pada PBB dan mengharapkan Amerika mau menghentikan dukungannya kepada Israel adalah suatu hal yang mustahil, sebab Inggris dan Amerika adalah otak sekaligus dalang yang menciptakan Israel.
Palestina Butuh Pembebasan
Sementara pemimpin-pemimpin negara muslim saat ini, konon katanya tegas membela palestina, mereka tidak lebih dari para pengkhianat bermuka dua, di depan melontarkan kecaman, namun di belakang, mereka bergandengan tangan dengan para penjajah. Akibat mereka sendiri tersandera oleh kepentingan politik dan ekonomi yang terus bergantung pada Amerika. Solusi pengiriman bantuan sandang, pangan, obat-obatan maupun relawan untuk mengobati para korban, itu tidak salah, hanya saja mereka sengaja mengabaikan kebutuhan yang lebih mendesak daripada itu semua, yaitu pembebasan palestina.
Maka alangkah baiknya jika semangat membara dalam mendukung dan membela palestina, harus di imbangi dengan memahami akar masalahnya, dari perspektif yang lebih komprehensif, sehingga menemukan solusi yang tepat untuk mengakhiri penderitaan palestina, jangan sebatas mengikuti arus tren atau memanfaatkan situasi dengan sekedar ikut-ikutan, ini sangat memalukan.
Daulah Khilafah
Mengingat besarnya dukungan serta negara-negara yang ada di di belakang Israel, maka dalam melawannya di butuhkan kekuatan besar yang mampu menyatukan negri-negri muslim di bawah negara besar yaitu Daulah Khilafah yang sesuai dengan Metode kenabian.
Sebab hanya Khilafah yang akan menyatukan umat, mempertahankan setiap jengkal wilayah negeri Islam.
Sejarah telah menjadi saksi, sekaligus bukti, kemampuan khilafah dalam memimpin dunia, berabad-abad lamanya dan negara- negara di bawah naungannya, hidup damai dan sejahtera. Namun setelah 102 tahun dunia tanpa Khilafah, dunia menjadi porak poranda, penjajahan dimana-mana baik itu secara fisik maupun pemikiran.
Oleh karena itu baik Palestina, Suriah, Yaman atau dimanapun umat muslim yang saat ini tertindas sesungguhnya tidak memerlukan dukungan basa-basi, tapi sangat membutuhkan solusi yang hakiki dengan di tegakkannya kembali khilafah 'ala minhaj nubuwah, sehingga Israel bersama induk semangnya dapat segera di musnahkan.
Wallahu'alam bissawab.
Oleh: Indri Wulan Pertiwi
Aktivis Muslimah Semarang