Menjadi Muslimah Produktif Sepanjang Masa - Tinta Media

Senin, 30 Oktober 2023

Menjadi Muslimah Produktif Sepanjang Masa

Tinta Media - Bagi sebagian muslimah, menjadi ibu mungkin adalah peran baru yang dilakoninya, terutama muslimah muda. Tak sedikit yang kelimpungan, bahkan 'kerempongan' dalam menjalani peran barunya. Banyak juga yang sulit beradaptasi karena semua berubah, baik dalam aktivitas, perhatian, kejiwaan, dan sebagainya.

Banyak di antara muslimah yang sebelum menikah dan melakoni peran baru sebagai ibu bersemangat mengkaji Islam, mengisi kajian, hadir di agenda dakwah, menerima amanah dakwah, tetapi setelah hadirnya bayi mungil dalam kehidupannya, gairah produktivitas, optimisme, dan militansi dakwah kian hari semakin menghilang. Kontribusi dakwah semakin melemah, bahkan kehadirannya pun sering alpa dalam agenda-agenda dakwah.

Menurut Komara dan Wahidah, dua tokoh intelektual muslimah, terjadinya kondisi ini dipengaruhi oleh dua hal mendasar, yaitu:

Pertama, adanya mental yang lemah (yang notabene diturunkan dari lemahnya visi dalam menjalani kehidupan rumah tangga). Ini dipengaruhi model of thinking-nya yang lemah. Hal ini sangat berpengaruh pada kemampuan dalam mengurai dan menyelesaikan masalah.

Kedua, signal belum terwujudnya komunikasi efektif dengan pasangan, sehingga suasana untuk saling menguatkan dan memperbaiki diri dalam kehidupan rumah tangga menjadi lemah.

Menjadi ibu dan muslimah pejuang memang bukan hal yang mudah. Beradaptasi dengan peran baru menjadi ibu baru juga secara alamiah tidak mudah. Namun, di sinilah kita dilatih untuk terus membangun kapasitas diri, menata waktu, mengelola keuangan, mengasah kepekaan, melatih kecepatan berpikir dan bergerak. 

Karena itu, dibutuhkan proses rekayasa agar dirinya mampu terberdayakan secara optimal atas kewajiban yang ditetapkan Allah padanya, baik di ranah domestik (sebagai rabbatul bait dan ummu ajyal) ataupun di ranah publik (berdakwah).

Para muslimah harus memahami dua kewajiban yang telah Allah Swt. bebankan padanya.

Pertama, dalam ranah domestik, muslimah harus menjalankan tugasnya sebagai ibu generasi yang memberikan pengasuhan terbaik kepada anak-anaknya, mengenalkan mereka pada akidah Islam, mengarahkan mereka untuk beramal dengan akidah yang diyakininya, hingga mereka tumbuh menjadi generasi terbaik untuk mengisi peradaban Islam. Selain itu, ia juga harus mampu menjadi pengelola rumah tangga. 

Kedua, dalam ranah publik, muslimah punya kewajiban berdakwah, menyadarkan umat tentang badai kerusakan yang terjadi sebagai efek tidak diterapkannya Islam dalam seluruh aspek kehidupan, menyampaikan bagaimana Islam mengatur seluruh urusan umat, agar umat mengenal Islam sebagai ideologi, dan mengambil Islam sebagai solusi kehidupan mereka.

Maka, untuk kita yang sedang berjuang menjadi ibu terbaik dan muslimah pejuang yang senantiasa produktif dalam melakoni peran sebagai pengemban dakwah, teruslah berdo'a kepada Allah Swt. agar dikuatkan pundak dalam memikul amanah dengan optimal, baik di ranah domestik maupun di ranah publik. Sehingga menjadi amal saleh yang mengantarkan pada surga tertinggi. 

Allah Swt. berfirman dalam surat Muhammad ayat 7,

ÙŠَٰٓØ£َÙŠُّÙ‡َا ٱلَّØ°ِينَ Ø¡َامَÙ†ُÙˆٓا۟ Ø¥ِÙ† تَنصُرُوا۟ ٱللَّÙ‡َ ÙŠَنصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ Ø£َÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ

Artinya: "Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

Wallahu'alam bisshawab.

Oleh: Aisyah Ummu Azra (Aktivis Dakwah)
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :