Tinta Media - Perang Palestina dan Israel terus bergulir. Korban jiwa terus bertambah dari sisi Palestina. Dari data terbaru Kementerian Kesehatan, sejak 7 Oktober, 6.500 warga Palestina tewas karena serangan udara dan bombardir yang dilakukan Israel. Al-Jazeera menyebut sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita di
Di sisi Israel, korban tewas mencapai 1.400 orang. Dengan begitu, jika digabungkan, total korban tewas dari kedua belah pihak kini hampir mencapai 7.200 korban jiwa (BBC News Indonesia, 26/10/2023).
Dari konflik tersebut, Amerika bersama Perancis dan Italia mencoba membuat aliansi baru untuk membela Israel. Mereka menganggap bahwa Hamas dan pasukan Palestina adalah kelompok teroris yang banyak membunuh warga sipil tak bersalah.
Padahal, jika kita telisik dari sisi sejarah, Israel telah lebih banyak membunuh warga sipil yang tak bersalah. Israel sendiri merupakan negara penjajah di Palestina. Asalnya, ia bukanlah apa-apa sebelum kemenangan Inggris dan sekutu pada perang dunia pertama melawan Daulah Utsmani yang terpaksa ikut perang.
Maka dari itu, tidak pantas bagi negara penjaga perdamaian dunia justru membela negara penjajah dan tidak memberikan hak keamanan bagi kaum terjajah. Hal ini justru menunjukkan akan runtuhnya ideologi mereka.
Lebih dari itu, sebenarnya mereka juga takut akan kebangkitan Islam. Mereka tahu jika Palestina dibiarkan menyerang, maka ia akan bangkit dan mengambil kembali negara mereka, bahkan bisa jadi mereka mendirikan Daulah Islam yang baru dan menghapuskan ideologi kapitalisme yang telah lama diterapkan.
Ironisnya, umat Islam hari ini justru diam dan terpaku oleh pemikiran nasionalisme yang dibawa oleh Barat melalui propaganda seperti 'hubbul Wathan minal iman' (cinta tanah air sebagian dari iman). Padahal, semboyan tersebut merupakan propaganda dari Barat untuk merusak kesatuan umat Islam berdasarkan akidah Islam yang satu. Semboyan tersebut lebih mengedepankan nasionalisme yang mementingkan kemaslahatan berdasarkan wilayah mereka masing-masing.
Sungguh miris ketika melihat saudara-saudara Palestina berjuang, sedangkan kaum muslimin yang lain hanya berdiam. Padahal, Rosulullah saw. telah bersabda bahwa umat Islam dengan umat Islam yang lain bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian merasakan sakit, maka bagian lain akan merasakan sakit juga. Akan tetapi, kenyataannya umat Islam hari ini justru bagaikan buih di lautan. Mereka begitu banyak, akan tetapi terombang-ambing oleh arus air laut.
Inilah kondisi umat Islam saat ini, begitu terpuruk dan terhinakan. Mereka kehilangan jati diri sebagai umat terbaik, yang telah menguasai 3/4 dunia dalam waktu empat abad. Mereka kehilangan taringnya untuk melawan orang-orang kafir yang menghinakan agamanya.
Maka dari sinilah, bagaimana peran kita dalam mengembalikan kejayaan kaum muslimin hari ini karena kebangkitan Islam itu pasti dan Islam akan menang. Tentunya, kepastian itu harus ada yang merealisasikan, yaitu dengan dakwah dan menjadi Hizbullah (pejuang Allah Swt) sebagaimana mana firman Allah Swt,
"Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). Dan barang siapa menjadikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang.(QS. Al-Maidah Ayat 55-56).
Oleh: Azzaky Ali (Sahabat Tinta Media)