MEMBACA SIKAP KAUM MUNAFIK DALAM KONFLIK PALESTINA - Tinta Media

Selasa, 17 Oktober 2023

MEMBACA SIKAP KAUM MUNAFIK DALAM KONFLIK PALESTINA

Tinta Media - Pandangan Islam Terhadap Persoalan Palestina

Pertama, persoalan Palestina bukanlah urusan Fattah, Hamas, atau PLO saja. Ini juga bukan sekedar konflik rakyat Palestina dengan Israel. Tapi merupakan persoalan umat Islam, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam.

 

Kedua, persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin disana. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel mundur dari Palestina

 

Ketiga, perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian. Sebab perdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah. Kondisi perang harus tetap dipertahankan, bukan perdamaian.

 

Keempat, Islam mengharamkan segala bentuk perdamaian dengan Israel . Karena perdamain dengan Israel mensyaratkan pengakuan keberadaan negara Israel yang sesungguhnya merupakan negara penjajah dan akan menghentikan jihad fi sabilillah.

 

Kelima, Islam mengharamkan segala bentuk jalan (wasilah) yang menghantarkan penguasaan orang-orang kafir penjajah terhadap Palestina atau mengokohkan penjajahan Israel  seperti tawaran  perdamaian , demokrasi, bantuan baik berupa hibang maupun hutang dll.

 

Keenam,  Umat Islam sebenarnya sedang menghadapi AS dan negara-negara Barat yang mendukung penuh negara Israel. Jadi bukan hanya Israel yang merupakan negara boneka. Karena itu memang dibutuhkan kekuatan seimbang. Sebab yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis. Kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim.Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam.

 

Sikap Kaum Muslim Atas Konflik Palestina

 

Palestina sebagai bumi para nabi, karena banyak Nabi yang lahir dari bumi Palestina. Karena itu konflik dengan Israel bagi seorang muslim adalah persoalan akidah, syariah dan juga politik, bukan hanya memandang sebagai persoalan kemanusiaan belaka. Karena itu sikap yang benar bagi seorang muslim adalah tidak pernah ragu membela muslim palestina dari penjajahan Israel.

 

Secara akidah, Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkat.

 

Secara syariah, Islam juga mengharamkan kolonialisme dan pembantaian. Kalau mereka menyebut itu persoalan penjajahan atau kolonialisme, ya itu persoalan Islam. Karena Islam memang anti penjajahan, apalagi itu terhadap tanah milik kaum Muslimin, tanah wakaf, tanah kharajiah.

 

Kemudian Israel melakukan kedzaliman luar biasa, membantai penduduk Palestina, terus disebutlah itu sebagai persoalan kemanusiaan. Ya itu persoalan Islam, karena ketika ada orang tanpa alasan syar’i membunuh ya itu berdasarkan Alquran bagaikan membunuh manusia secara keseluruhan.

 

Secara politik, sejak pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab ra, kaum Muslimin diamanahi melindungi kaum Nashrani dari ancaman Yahudi dengan mencegah Yahudi tinggal di Palestina. Hal itu dituangkan dalam Perjanjian Umariyah/Perjanjian Illiya tatkala penduduk Palestina yang semuanya Nashrani menyerahkan secara sukarela tanahnya kepada kaum Muslimin.

 

Karena itu sesama muslim harus saling membantu dimanapun berapa, terlebih saat muslim lainnya mendapatkan berbagai bentuk kezaliman dari orang-orang kafir. Sudah sangat jelas bahwa Israel adalah penjajah yang akan terus menguasai tanah palestina, terlebih saat negara barat terus memberikan dukungan atas penjajahan ini. Sebab negara barat memang merupakan negara-negara imperialis, seperti Amerika, Perancis, Inggris dan sekutunya. Banyak dalil yang menegaskan perintah untuk membantu sesama muslim karena ikatan aqidah.

 

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh; (itulah) janji yang benar yang ada dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapa yang lebih menepati janjinya dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS At Taubah : 111)

 

Orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat : 10)

 

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain ibarat bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Seorang mukmin kepada mukmin yang lain ibarat bangunan yang saling menguatkan, lalu beliau menyilangkan jari-jarinya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang membantu saudaranya, maka Allah akan membantu dirinya pada hari kiamat." (HR. Muslim). Dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda: "Rahmatlah (yang dihendaki), karena siapa yang tidak memberi rahmat, niscaya tidak diberi rahmat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak benar, hendaknya dia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaknya dia mengubahnya dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaknya dia mengubahnya dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.'" (HR. Muslim)

 

Dari hadis-hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa membantu dan mendukung sesama Muslim adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Kasih sayang, rasa peduli, dan solidaritas di antara umat Islam adalah hal-hal yang sangat dihargai dan ditekankan dalam ajaran Islam. Menyokong dan membantu sesama Muslim dalam kesulitan, baik dalam bentuk materi, moral, atau spiritual, merupakan wujud dari iman yang kuat dan kasih sayang sesama manusia. Kepada Palestina, seorang muslim bisa membantu berupa nyawa, kata, harta, rasa dan doa.

 

Sikap Kaum Munafik Atas Konflik Palestina

 

Sikap orang munafik sejak zaman nabi telah ada dan akan terus ada hingga akhir zaman. Dalam peristiwa perang uhud, lahirnya seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay. Kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah tidak hanya memadamkan api permusuhan di antara suku, tetapi juga menyatukan mereka dengan "menghapus" nama suku yang kerap menjadi pemicu konflik. Nabi Muhammad menyebut semua orang di Madinah sebagai kaum Anshar, karena telah menolong, membantu, dan mengizinkan umat Islam Mekkah (Muhajirin) untuk tinggal di Madinah.

 

Meski telah masuk Islam, Abdullah bin Ubay sangat tidak menyukai Nabi Muhammad dan menganggapnya sebagai penghalang untuk menjadi penguasa di Madinah. Abdullah bin Ubay selalu bersikap sinis terhadap Rasulullah karena merasa cemburu dan takut kehilangan pengaruh. Abdullah bin Ubay dianggap munafik karena tidak pernah mengungkapkan permusuhannya secara terbuka, tetapi dengan cara halus. Ia masuk Islam, tidak mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi, dan tidak menyangkal bahwa Nabi Muhammad adalah utusan terakhir Allah. Akan tetapi, semua sikapnya ditujukan untuk memadamkan dakwah dan pengaruh Rasulullah.

 

Sifat munafik Abdullah bin Ubay terlihat jelas dalam Perang Uhud antara umat Islam melawan kaum kafir Quraisy pada tahun 625. Dalam perang itu, 700 umat Islam harus melawan 3.000 kaum kafir Quraisy. Sebelum perang, Nabi mengadakan musyawarah bersama para sahabat, termasuk Abdullah bin Ubay. Abdullah bin Ubay awalnya mendukung semua strategi yang dipaparkan oleh Rasulullah.

 

Namun, di perjalanan menuju medan pertempuran, Abdullah bin Ubay justru bertindak sebagai provokator yang mematahkan semangat pasukan Muslim. Ia bersama 300 pasukannya menarik diri dari barisan dan menyatakan tidak akan berperang melawan kaum musyrikin karena Nabi lebih memilih pendapat anak-anak muda dibandingkan usulannya.

 

Abdullah bin Ubay juga mengatakan bahwa perang itu juga tidak membawa keuntungan apa-apa bagi kelompoknya. Tidak hanya itu, aksi pembelotan Abdullah bin Ubay mengundang kemarahan pasukan dan memecah konsentrasi mereka. Setelah pembelotan dalam Perang Uhud, Abdullah bin Ubay menyebar fitnah tentang Aisyah, istri Nabi Muhammad. Sepulang dari Perang Bani Musthaliq, Aisyah difitnah telah berselingkuh dengan laki-laki bernama Shafwan. Embusan kebohongan Abdullah bin Ubay tidak hanya menggoyahkan rumah tangga Nabi, tetapi membuat kegaduhan di antara umat Islam.

 

Fitnah yang menimpa Aisyah akhirnya terselesaikan setelah turun wahyu Allah SWT yang mengungkap kebenarannya. Selain peristiwa-peristiwa tersebut, banyak tindakan-tindakan keji Abdullah bin Ubay yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al Quran. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebut bahwa surat An-Nur ayat 33 diturunkan berkaitan dengan Abdullah bin Ubay yang memaksa budak perempuannya agar melacurkan diri demi uang.


Munafik termasuk salah satu sifat tercela. Al-Qur'an dan hadits bahkan menjelaskan secara khusus ciri-ciri orang munafik.
 Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an menyebutkan orang munafik akan ditempatkan di neraka jahanam. Demikian dengan beberapa hadits Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa sifat munafik harus dihindari oleh semua umat muslim. Orang-orang beriman jangan sampai tertipu dengan kaum munafik, karena mereka memang sangat pandai berbohong atau pandai melakukan pencintraan.

 

Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok) kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan (kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)? (QS Al Munafiqun : 4)

 

Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim." (HR Muslim)

 

Lihatlah sikap orang muslim atas konflik Palestina hari ini. Jika ada tujuh sikap berikut, maka mereka terkategori sebagai orang-orang munafik. Pertama, bersikap merendahakan dan mengejek kepada saudara sesama muslim yang peduli dan membela muslim palestina. Kedua, melakukan berbagai fitnah keji kepada muslim palestina. Ketiga, menimbulkan berbagai kegaduhan baru agar umat Islam ragu membela palestina. Keempat, memilih diam karena takut kehilangan dunia dan jabatan. Kelima, membela Israel dengan berbagai aopologi murahan. Keenam, menebar kebohongan perihal konflik Palestina, seperti mengatakan bahwa konflik Palestina hanya sebatas masalah kemanusiaan belaka, bukan masalah agama. Ketujuh, gemar mengkhianati saudararanya demi mengabdi kepada musuh-musuh Allah.

 

Ingat, Abdullah bin Ubay modern akan terus lahir, maka waspadalah, jangan sampai umat Islam tertipu dengan gaya mereka. Jika muslim, maka membela muslim Palestina, jika munafik, maka justru akan memusuhinya.

Oleh: Dr. Ahmad Sastra (Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa)

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 17/10/23 : 13.00 WIB)

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :