Keimanan Terkikis dalam Kehidupan Sekuler Kapitalis - Tinta Media

Selasa, 03 Oktober 2023

Keimanan Terkikis dalam Kehidupan Sekuler Kapitalis

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya.“(HR. Tirmidzi)

Tinta Media - Sabda Rasulullah Muhammad saw. tersebut tidak hanya beliau ucapkan, tetapi juga beliau contohkan dalam perbuatan. Sebab, berakhlak baik terhadap sesama merupakan salah satu manifestasi dari keimanan. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap yang dicontohkan Rasulullah harus pula diterapkan oleh seluruh umat manusia, terutama umat Islam. Sebab, Rasulullah adalah suri tauladan terbaik.

Sayangnya, ketika manusia hidup di bawah naungan sekuler kapitalis seperti saat ini, (memisahkan aturan agama dari kehidupan dan kehidupan lebih berorientasi pada keuntungan materi), justru keimanan semakin terkikis. Bahkan, tidak sedikit lahir individu-individu sadis yang tega menyakiti orang terdekat. Padahal, orang terdekat seperti keluarga merupakan pihak yang seharusnya dilindungi dan disayangi.

Seperti dilansir dari Republika.co.id, bahwa Seorang suami bernama Nando (25 tahun) tega membunuh istrinya bernama Mega Suryani Dewi (24). Pembunuhan tersebut terjadi di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/9/2023). Kapolsek Cikarang Barat, AKP Rusna Wati mengatakan, Nando membunuh istrinya lantaran kesal ditanya masalah uang belanja. (12/09/23)

Peristiwa di atas bukanlah satu-satunya. Kekerasan berujung pembunuhan pada pasangan juga terjadi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Seorang suami berinisial BSK tega menusuk istrinya NSL hingga meninggal dunia karena tidak terima digugat cerai. (Kompas.com, 16/09/23)

Sungguh pilu. Kehidupan suami istri yang seyogyanya penuh kasih sayang justru dihiasi pertikaian berujung kematian. Seorang suami yang seharusnya menjadi pelindung bagi istrinya justru menjadi pencabut nyawa bagi orang yang dulu dicintainya.

Berbagai tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sungguh marak terjadi, bahkan sering berujung pada kematian. Penyebabnya pun bermacam-macam. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya pengelolaan emosi dan daya tahan dalam menghadapi beratnya kehidupan. Ini adalah potret buram kehidupan sekuler kapitalis yang terbukti telah mengikis keimanan individu hingga setipis tisu.

Bagaimana tidak? Masyarakat telah disibukkan dengan urusan dunia demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian besar dan sulit. Ditambah lagi tidak terwujudnya suasana keimanan akibat urusan agama dianggap sebagai urusan individu, sehingga diberikan pilihan untuk menaati aturan agama ataukah tidak.

Tak ayal, masyarakat banyak yang semakin jauh dari aturan agama dan mengabaikan halal haram. Bahkan, dalam kehidupan rumah tangga pun masyarakat banyak yang meninggalkan aturan agama. Tak heran, rumah tangga hanya dianggap untuk memenuhi kebutuhan materi. Ketika kebutuhan materi tidak terpenuhi dalam keluarga, maka berbagai kerusakan pun terjadi.

Paradigma kapitalisme sekuler jelas berbeda dengan paradigma Islam. Dalam Islam, setiap perbuatan manusia terikat dengan hukum syara' (syariat Islam) yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, Sang Pencipta. Kehidupan Islam berorientasi pada rida Allah, bukan pada manfaat duniawi. Inilah akidah Islam yang sahih.

Akidah Islam memberikan kekuatan dan membentuk kesabaran seorang hamba dalam menghadapi kesulitan dan beratnya ujian kehidupan. Keimanannya menjadi perisai untuk sabar dan tetap dalam kewarasan ketika menghadapi masalah, sehingga tidak akan berbuat maksiat apalagi sampai menghilangkan nyawa seseorang. Sebab, Islam mewujudkan keyakinan bahwa Allah tidak akan membebani manusia di luar kesanggupannya.

Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (QS. Al-Baqarah: 286)

Selain itu, seperangkat aturan Islam yang sempurna mewujudkan kepemimpinan Islam tegak di atas akidah, sehingga mampu berdiri untuk mengurus urusan umat atas landasan keimanan terhadap Allah Swt. Oleh karena itu, pemimpin dalam Islam akan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat secara optimal.

Maka, sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat hingga tataran individu, baik kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, maupun pendidikan dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Dengan begitu, tidak akan terjadi tindak KDRT hanya karena alasan kesulitan ekonomi.

Tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup, pemimpin dalam Islam juga wajib menjaga akidah umat sehingga negara menjadi satu-satunya jalan dalam menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Dengan begitu, urusan agama bukan diserahkan kepada individu untuk memilih menerapkan atau tidak. Akan tetapi, negara wajib menjamin terlaksananya aturan tersebut oleh setiap individu.

Dengan begitu, tiga pilar tegaknya aturan Allah akan terwujud, yakni keimanan individu, kontrol masyarakat, dan peran negara. Semua terlaksana atas dasar iman. Hal ini tidak akan terwujud selama aturan kapitalis sekuler masih diterapkan. Wallahu a'lam!

Oleh: Wida Nusaibah (Pemerhati Masalah Sosial)
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :