Tinta Media - Tidak ada orang yang sempurna. Demikianlah tak ada suami sempurna. Pasti ada kurangnya. Oleh karena itu dalam memenuhi hak istri pun pasti banyak kurangnya. Baik suami kaya maupun miskin sama saja. Sebab, jika diberi kelebihan di satu sisi pastilah punya kekurangan disisi yang lain.
Maka jadi suami tak boleh sombong apalagi songong. Bersikap semau gue karena sudah merasa menafkahi istri. Bertingkah seolah selalu benar tak pernah salah. Selalu minta dilayani apa saja tanpa peduli situasi dan kondisi istri. Ujungnya kan ribut nantinya.
Itulah mengapa relasi yang harus dibangun antara suami istri adalah semangat menunaikan kewajiban masing-masing. Bukan saling menuntut hak. Sebab jika saling menunaikan kewajiban akan muncul introspeksi yang berujung sadar diri bahwa masih ada kekurangan diri. Namun jika saling menuntut hak yang akan muncul adalah kurangnya pihak lain yang ujungnya ribut.
Suami pasti menyadari kekurangannya dalam menunaikan hak istri. Misalnya nafkah kurang, perhatian kurang, kasih sayang kurang, kadang bersikap kasar, dll. Kadang egois tak mau mengalah. Kadang mau menang sendiri. Kadang nyari-nyari kesalahan istri. Dll.
Jangan sampai suami menjadi orang yang sangat menyebalkan bagi istri. Sudahlah kurang ganteng, kurang gagah, kurang ilmu, miskin, keras kepala, sombong, ga romantis,dll. Na'udzubillah min dzalik.
Pastilah, ada yang kurang dalam proses memimpin istri ke surga. Pastilah ada yang kurang dalam nafkah. Pastilah ada salah yang terjadi saat menyayangi dan mencintai. Oleh karena itu mestinya suami selalu berkata kepada istrinya,"Istriku maafkanlah aku".
Selamat berjuang Sobat semoga menjadi sakinah.[]
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center