Tinta Media - Pemerhati Sejarah Ali Mustofa mengungkapkan ada pelajaran yang bisa di petik dari memanasnya situasi di Palestina.
"Pertama, kebenaran hadits Rasulullah saw bahwa umat Islam akan memerangi Yahudi sebelum datangnya hari kiamat," ujarnya kepada Tinta Media Ahad (15/10/23).
Mengutip dari hadist Rasulullah Saw dari riwayat Bukhari Muslim, "Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga kalian (umat Islam) memerangi Yahudi, kemudian batu berkata di belakang Yahudi," Wahai Muslim, inilah Yahudi di belakangku, bunuhlah!".
Bung Ali, sapaannya, menyebutkan bahwa hadist ini semakin relevan di abad sekarang, sebab pada abad-abad sebelumnya mereka bukanlah musuh yang sebanding dengan Umat Islam, malah justru mereka lama dinaungi oleh keadilan Islam yang pernah berkuasa kurang lebih 13 abad lamanya.
"Baru setelah zionis Yahudi berhasil menjajah Palestina dan mendirikan negara ilegal, mereka (yahudi) menempatkan posisinya sebagai musuh utama yang harus diperangi oleh umat Islam," ujarnya.
Kedua, bebernya, perlawanan jihad defensif oleh para mujahidin menunjukkan sikap kesatria dan kepahlawanan. Mereka (mujahidin) telah meneruskan tugas estafet para pendahulu yang telah berusaha menjaga dan membebaskan Al-Aqsa.
"Daya juang penduduk Palestina semoga bisa menginspirasi umat Islam sedunia agar bangkit dan melawan segala bentuk penjajahan. Termasuk penjajahan dalam bentuk non-fisik yang saat ini tengah melanda di negri-negri muslim di berbagai belahan dunia karena tidak diterapkannya syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan," bebernya.
Ketiga, ucapnya, apa yang terjadi di Palestina juga menunjukkan secara gamblang kebatilan bentuk kenegaraan (nation-state) yang merupakan produk barat turunan dari sistem sekularisme.
"Sebagaimana spirit pembelaan umat Islam di seluruh dunia yang alhamdulillah membara, sayangnya mereka tidak bisa berbuat banyak karena adanya tembok nation-state," ucapnya.
Keempat, ujarnya, memanasnya Palestina juga menjadi ujian bagi umat Islam seluruh dunia termasuk penguasanya terkait sikapnya mendukung Palestina atau justru mendukung penjajah zionis Yahudi.
"Wa bil khusus bagi penguasa-penguasa yang muslim, peristiwa ini juga menunjukkan wajah asli mereka, apakah mereka benar-benar membela Palestina, atau hanya retorika belaka tanpa aksi yang nyata seperti mengirim pasukan untuk menolong saudaranya, ataukah terkena penyakit Al-Wahn (cinta dunia dan takut mati) sehingga enggan menolong saudaranya dengan berbagai dalih," pungkasnya. [] Setiyawan Dwi