Tinta Media - Menanggapi serangan Hamas atas entitas penjajah yahudi, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memberikan beberapa catatan.
"Pertama, ini menunjukkan semangat perlawanan kaum Muslimin untuk melawan penjajahan tidak pernah padam, meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (15/10/2023).
Kedua, apa yang terjadi dalam serangan kemarin itu menunjukkan kelemahan entitas penjajah Yahudi ini yang sering disebut memiliki pertahanan rudal yang paling canggih di dunia yang dikenal dengan iron dome tapi tidak mampu menghadapi kecerdikan dari pejuang-pejuang hamas.
"Ini telah memberikan pukulan yang keras bagi entitas penjajah Yahudi," tegasnya.
Menurutnya, ini seharusnya memberikan kebahagiaan bagi kaum Muslimin bahwa masih ada saudara-saudara mereka yang masih memperjuangkan dan tetap istiqomah untuk memperjuangkan bebasnya tanah Palestina dari penjajahan entitas penjajah yahudi.
Ketiga, ini sekaligus merupakan tamparan keras bagi penguasa-penguasa arab yang sesungguhnya memiliki pasukan yang lebih canggih dan lebih banyak terlatih. Demikian juga persenjataan yang masih canggih. Tetapi menjadi lumpuh karena ketiadaan kemauan politik untuk membebaskan tanah Palestina.
"Ini memberikan tamparan keras sesungguhnya bagi mereka dan menjadi catatan bagi umat, dan bagi rakyat yang menjadi jalan bagi keruntuhan kekuasaan mereka," tegasnya.
Farid mengungkap, akar masalahnya sudah sangat jelas bahwa konflik Palestina ini adalah penjajahan oleh entitas penjajah Yahudi. Yang kelahirannya dibidani oleh Inggris dan kemudian dijaga oleh negara negara barat terutama Amerika Serikat.
"Jadi persoalannya sangat jelas, siapa yang kemudian diusir dari tanah Palestina tahun 1948 itu adalah orang Palestina. Siapa yang kemudian menjadi pengungsi lebih dari satu juta orang itu keluar dari tanah Palestina dan sebagian besar kemudian menjadi pengungsi itu adalah rakyat Palestina," ungkapnya.
Jihad Fisabilillah
Ia menyampaikan untuk menyelesaikan persoalan ini, juga sangat jelas, yaitu bagaimana mengusir entitas penjajah Yahudi dari tanah Palestina. "Itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan jihad fisabilillah," tegas Farid.
Jalan perdamaian (solusi dua negara) itu, katanya, justru akan tetap memelihara entitas penjajah Yahudi karena perdamaian tentunya mensyaratkan pengakuan terhadap entitas penjajah. "Solusi dua negara itu juga akan menjaga eksistensi penjajah yahudi karena dua negara yang dimaksud di situ adalah Palestina dan entitas penjajah yahudi," paparnya.
Karena itu, ujar Farid, untuk membebaskan tanah Palestina diperlukan juga kekuatan global umat Islam yang akan menggerakkan tentara-tentara negeri Islam yang akan menyatukan komitmen dari seluruh negeri Islam.
"Disinilah relevansi perjuangan penegakan khilafah ala minhaji nubuwah sekaligus untuk menyingkirkan penghalang dari jihad fi sabilillah yaitu para penguasa-penguasa di negeri Islam sendiri. Di samping negara-negara barat, merekalah yang menjaga eksistensi entitas Yahudi hanya berdiam diri, bahkan melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi," ulasnya.
Menurutnya, tegaknya khilafah Islam ala minhajin nubuwah akan menumbangkan penguasa-penguasa pengkhianat ini dan menyatukan negeri-negeri Islam menjadi kekuatan global yang membebaskan tanah palestina. "Dengan kekuatan tentara-tentara negeri-negeri Islam ditambah dengan kaum Muslimin siap untuk jihad fisabilillah," pungkasnya. [] Muhammad Nur