Tinta Media - Serangan masif entitas Yahudi terhadap umat Muslim di Gaza kian gencar. Dikabarkan Rumah Sakit al-Ahli di Gaza menjadi sasaran pemboman Israel yang mengakibatkan 500 orang syahid, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak (voaindonesia.com, 18/10 /2023 M).
Sungguh tindakan penjajah Israel di luar batas
kemanusiaan. Mereka menyasar hampir semua titik yang bahkan sangat vital bagi
warga Muslim Gaza yakni rumah sakit.
Atas serangan ini presiden AS Joe Biden yang rencananya
akan ke Yordania untuk bertemu dengan Raja Abdullah II menjadi ditunda. Tidak
ada pernyataan resmi dari pihak Amerika bahwa serangan tersebut adalah tindakan
teroris yang dilakukan Israel. Mereka hanya mengumumkan penundaan ke Timur
Tengah (untuk bertemu dengan Raja Yordania, presiden Palestina dan presiden Mesir)
setelah presiden Palestina menyatakan hari berkabung atas serangan tersebut.
Sementara itu atas berbagai kerusakan akibat serangan
Israel, para pemimpin negeri-negeri Muslim malah meminta ijin dulu kepada
Amerika untuk membuka pintu Rafah agar bisa melintas bantuan obat-obatan dan
makanan bagi warga Gaza yang mengalami serangan.
Ini sungguh memalukan untuk pemimpin negeri Muslim yang sebenarnya
tanpa perlu ijin Amerika, mereka bisa membuka sendiri pintu Rafah dengan
tentara kecil mereka. Baik oleh tentara Yordania atau tentara Mesir yang ada
disana.
Tidak Berharap
Dari sini bisa kita memahami bahwa para pemimpin negeri Muslim
tidak dapat diharapkan dapat membantu lebih banyak untuk warga Gaza. Mereka lebih
tunduk pada kafir penjajah Amerika dari pada membela kehormatan warga Muslim
Gaza dan juga tempat suci ketiga bagi umat Muslim.
Padahal yang diharapkan sekarang dari para pemimpin
negeri-negeri Muslim adalah mengirimkan pasukannya untuk melawan Israel. Jelas
perundingan tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, malahan memperpanjang
penderitaan warga Palestina.
Sehingga dari rencana pertemuan yang akan diadakan
nantinya, bahwa solusi agar entitas Yahudi harus keluar dari Palestina pasti tidak
akan terwujud.
Padahal itulah akar masalah yang sesungguhnya yakni
keberadaan penjajah entitas Yahudi di tanah Palestina yang telah diserahkan kunci
kotanya oleh Uskup Agung Jurusalem, Patriarch Sophronius,
pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab tahun 637 M.
Sehingga pertemuan yang akan dilangsungkan tersebut tentu
tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperpanjang penderitaan warga
Palestina.
Bahkan Amerika sendiri secara terang-terangan berada di
belakang Israel. Bagaimana mungkin mereka melakukan perundingan dengan negara
yang bersahabat dengan penjajah Israel?
Biden pernah meyakinkan Netanyahu, dengan mengatakan:
“Anda tidak sendirian, kami bersama Anda dan di belakang Anda. Kami berdiri
bersama Anda dalam membela kebebasan (Israel) hari ini, besok dan selamanya” (mediaumat.id,
20/10/2023).
Apakah ini tidak cukup bukti bahwa apa yang akan
dilakukan Amerika pada perundingan-perunding dengan penguasa Muslim adalah dia
(Amerika) tetap mendukung Israel?
Tentara Muslim
Ketika para pemimpin negeri-negeri Muslim lebih memilih
perundingan dengan negara kafir penjajah Amerika, maka sudah pasti bisa ditebak
bahwa hasilnya adalah seruan untuk lakukan gencatan senjata.
Hal ini seperti yang disebutkan diatas tidak akan
menyelesaikan masalah karena entitas Yahudi masih berdiam di atas tanah Palestina
yang merupakan milik kaum muslimin.
Maka yang paling diharapkan oleh rakyat Gaza adalah
kehadiran tentara-tentara dari negeri-negeri Muslim. Inilah yang bisa
menggentarkan Israel laknatullah.
Allah berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 60 yang
artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
miliki Dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang ( yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah Dan musuhmu Dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya.”
Wahai para pemimpin negeri-negeri Muslim, segerakanlah memobilisasi
tentara-tentara kalian yang tangguh demi menjaga kesucian tanah Al-Quds dan
juga menjaga darah kaum muslimin yang ada disana sebagai wujud ukhuwah
Islamiyah yang telah diwajibkan oleh Allah Swt.
Memerangi langsung Yahudi adalah jalan kebenaran yang
pernah disampaikan baginda Nabi Saw. Sehingga bukan sekedar kecaman atau jalan
perundingan yang penuh tipu daya dan tidak menyelesaikan masalah. Tetapi
tindakan nyata yang mampu menghentikan penjajahan Yahudi.
Imam al-Bukhari telah mengeluarkan dari Abdullah bin Umar
ra., ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Kalian akan memerangi Yahudi maka kalian menguasai
mereka kemudian batu pun berkata: “ya Muslim ini orang Yahudi di belakangku
bunuhlah dia”.
Wallaahu a'lam.
Oleh: Langgeng W Hidayat (MT Anwarul Iman Surabaya)