Tinta Media - Sobat. Dr Ibrahim Elfiky menjelaskan bahwa berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena ia membantu anda memikirkan solusi sampai mendapatkannya, Dengan begitu anda bertambah mahir, percaya dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena dengannya Anda terbebas dari penderitaan kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik.
Sobat. Ada sepuluh sifat utama yang menjadi ciri khas kepribadian positif. Sifat-sifat itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita, serta memberi kebahagiaan, ketenangan, dan ketenteraman jiwa.
1. Beriman, memohon bantuan dan tawakkal kepada Allah.
Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepada Allah SWT, tawakal kepada-Nya, dan meminta pertolongan kepada-Nya di setiap waktu. Sebagaimana Allah berfirman :
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” ( QS. Ali Imran (3) : 159 )
Sobat. Setelah memberi kaum mukmin tuntunan secara umum, Allah lalu memberi tuntunan secara khusus dengan menyebutkan karunia-Nya kepada Nabi Muhammad. Maka berkat rahmat yang besar dari Allah, engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka yang melakukan pelanggaran dalam Perang Uhud. Sekiranya engkau bersikap keras, buruk perangai, dan berhati kasar, tidak toleran dan tidak peka terhadap kondisi dan situasi orang lain, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah, hapuslah kesalahan-kesalahan mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, yakni urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, dan kemasyarakatan. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad untuk melaksanakan hasil musyawarah, maka bertawakallah kepada Allah, dan akuilah kelemahan dirimu di hadapan Allah setelah melakukan usaha secara maksimal.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal Ayat sebelumnya diakhiri dengan perintah bertawakal kepada Allah, satu-satunya penentu keberhasilan dan kegagalan. Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada siapa pun dan apa pun yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu, tidak memberi pertolongan, maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Pasti tidak ada. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal, mengakui kelemahan diri di hadapan Allah setelah melakukan usaha secara maksimal.
Sobat. Tawakal kepada Allah itu doa sekencang-kencangnya hanya kepada Allah, ikhtiar sekuat dan semaksimal mungkin hanya untuk Allah dan pasrah sepasrah-pasrahnya hanya kepada Allah. Jadi tawakal itu mengandung tiga aktivitas yakni : Doa, Ikhtiar dan Pasrah.
2. Nilai-nilai luhur.
Pribadi yang sukses hidup dengan nilai-nilai luhur. Sebesar apa pun pengaruh dan godaan, ia akan selalu menjauh dari perilaku negative, seprti bohong, menggunjing, mengadu domba, memfitnah, merokok, serta segala yang membahayakan kesehatan dan menjauhkan dari Allah SWT. Kepribadian yang sukses memiliki ciri jujur, amanah, menyukai kebaikan, murah hati, bergantung pada Allah, dan selalu meneladani akhlak Rasulullah SAW dan orang-orang sholeh.
3. Cara pandang yang jelas.
Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan jangka panjang, pendek dan menengah. Ia tahu alasan menginginkan sesuatu, kapan menginginkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan mengerahkan seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Ia selalu merencanakan aktivitasnya dengan fleksibel hingga berhasil mewujudkan apa yang ia inginkan.
4. Keyakinan dan proyeksi positif.
Pribadi yang positif tahu betul kekuatan hukum keyakinan dan prediksi. Ia menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang diyakini dan diproyeksikan mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu. Keyakinan dan proyeksi itu terkait erat dengan Iman pada Allah dan dengan pengetahuan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik.
5. Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah.
Pribadi yang sukses mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara mengesampingkan hal-hal lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan. Karena itu, ia menyiapkan konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar. Ia mengetahui bahwa segala masalah pasti ada penyelesaian secara spiritual. Ia hadapi segala sesuatu dengan tenang kemudian dipahami secara positif. Ia terus berpikir seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada, sampai ia benar-benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
6. Belajar dari masalah dan kesulitan.
Sobat. Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada pemecahan masalah , tapi bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi. Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan masa depan. Dengan demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian, keterampilan, dan pengalaman yang dapat diandalkan.
7. Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya.
Ada tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual, keluarga, sosial, karier dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi masalah keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut memengaruhi aspek kehidupan yang lain. Ia sikapi segala masalah dengan wajar dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
8. Percaya diri, menyukai perubahan dan berani menghadapi tantangan.
Pribadi yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat dihindari . Karena tahu tujuan yang diinginkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala kemungkinan, lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. Ia juga selalu melakukan evaluasi dan memperbaiki : belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan kepercayaan pada Allah sepenuhnya.
9. Hidup dengan cita-cita, perjuangan dan kesabaran.
Pribadi yang sukses tahu betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa sempit. Tanpa cita-cita seseorang akan hilang ditelan gelombang kesulitan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan berbagai aneka penyakit kejiwaan atau fisik.
Pribadi yang sukses tahu bahwa cita-cita adalah fondasi kemajuan. Tanpa cita-cita segala sesuatu akan terhenti. Tanpa perbuatan dan perjuangan . kemajuan tak akan pernah terjadi. Ia selalu berusaha keras dalam mengejar cita-cita dan menghadapi tantangan hidup dan ia bersabar dalam menghadapi kesulitan yang terjadi. Karena dasar kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakal kepada-Nya, dan yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang yang berbuat baik.
10. Pandai bergaul dan suka membantu orang lain.
Pribadi yang sukses suka bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa saja. Ia juga menyukai cara-cara yang positif seperti menghormati orang lain hingga mudah diterima dan tidak pernah berusaha menguasai orang lain. Ia mencintai orang lain dan suka membantu mereka.
Tangannya selalu terulur untuk membantu siapa saja, bantuan harta, waktu, atau ilmu. Kepribadian yang sukses tahu betul bahwa orang bisa mati , tapi pikirannya kan tetap hidup dan membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan bantuan.
Sobat. Hidup yang Anda jalani saat ini adalah pancaran pikiran, keputusan, dan pilihan anda. Jika Anda rela menerima tantangan, berarti Anda telah merintis perubahan, kemajuan, dan perkembangan.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
(Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)