Beningkan Hatimu! - Tinta Media

Senin, 02 Oktober 2023

Beningkan Hatimu!



Tinta Media - Sobat. Alkisah, seseorang bertanya kepada Ibrahim bin Adham,” Wahai Abu Ishaq, kenapa hati terhalang dari Allah?” Dia menjawab,” Karena ia mencintai apa yang dibenci Allah. Ia mencintai dunia, cenderung kepada Negeri tipuan, senda gurau, dan permainan, serta meninggalkan amal untuk negeri abadi.”   

Hati itu bisa mati dan hidup. Jika ia mati, maka bawalah ia kepada hal-hal yang fardhu atau wajib. Jika ia hidup, maka didiklah ia dengan hal-hal sunnah. Demikian penjelasan Hasan a-Bashri.

Sobat. Obat hati ada lima, yaitu membaca Al-Qur’an dengan perenungan, mengosongkan perut, bangun malam, berdoa ketika sahur dan duduk bersama orang-orang sholeh. Ibnul qayyim  mengatakan  hati dan badan tidak bisa baik kecuali dengan menjauhi dan bertaubat dari dosa besar dan dosa kecil. Jika tidak, maka hatinya telah rusak, maka badannya rusak.

Sobat. Umar bin sholih bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal, “ Dengan  apa hati bisa lembut? Lalu beliau menjawab , “ Dengan memakan makanan halal.”

Sobat. Pangkal ketakwaan dan kejahatan adalah hati. Jika hati berbakti dan bertakwa, maka anggota badan berbakti. Jika hati jahat, maka anggota badan jahat.

Allah SWT Berfirman :
إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِي نَعِيمٖ وَإِنَّ ٱلۡفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٖ  
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.” ( QS. Al-Infitar (82) : 13-14)

Sobat. Ayat ini menjelaskan hasil atau akibat dari pencatatan amal manusia, yaitu adanya pahala dan surga bagi orang-orang yang berbuat kebajikan, dan azab bagi orang-orang yang berbuat maksiat dan dosa. Surga adalah balasan bagi orang-orang bertakwa dan beramal saleh. Allah berfirman:
 وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ  
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya). (an-Nazi’at/79: 40-41)

Sedangkan orang-orang yang durhaka diazab Allah di api neraka. Allah berfirman:
 
Maka adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya. (an-Nazi’at/79: 37-39)

Sobat. Dalam ayat 40-41 QS An-Nazi’at  ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.

Sobat. Siapa yang takut kepada Allah, maka ketakutan itu akan menunjukkannya kepada seluruh kebaikan. Siapa yang takut kepada Allah , maka Allah membuat segala sesuatu takut kepadanya. Siapa yang tidak takut kepada Allah, maka Allah membuatnya takut kepada segala sesuatu.

Allah SWT berfirman :
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا  
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” ( QS. An-Nisa’ (4) : 69)

Sobat. Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

1. Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.
2. Para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.
3. Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir
b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.
c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

4.  Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
(Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :