Tinta Media - Siapa yang enggak punya rasa takut? Setiap orang normal pasti punya rasa takut. Meski sebabnya macam-macam. Takut miskin. Takut gagal. Takut ditolak orang lain. Takut diabaikan. Takut dosa. Hingga takut mati dan masuk neraka.
Mengapa manusia punya rasa takut? Sebab manusia tidak tahu akan masa depan. Dan manusia itu lemah dan tak punya kuasa. Kedua hal inilah yang membuat manusia menjadi takut. Dia tak tahu apa yang akan dialaminya besok. Karena dia tak kuasa maka bisa saja besok adalah masa yang buruk untuk hidupnya
Sebagian manusia enggak mau berdakwah sebab takut miskin. Dia berprasangka bahwa dengan sibuk dakwah maka waktu nyari duitnya akan berkurang. Terlebih lagi dia harus senantiasa terikat dengan hukum syara dalam kerja atau usahanya. Sehingga makin mempersempit peluang keberhasilannya.
Pandangan ini merupakan pandangan yang sesat dan menyesatkan. Mengapa? Sebab rezeki untuk setiap orang sudah ditentukan oleh Allah dalam lauhul mahfuzh jauh sebelum manusia diciptakan. Artinya sebab rezeki itu di langit bukan di bumi. Sehingga semua proses di bumi tidak akan berpengaruh terhadap rezeki.
Oleh sebab itu. Rejeki tidak bergantung kepada kecerdasan, kekuatan, keturunan, pekerjaan, siapa suami atau istri, siapa ortunya, siapa anak istrinya, dan seterusnya. Mengapa? Karena itu merupakan proses di bumi. Sementara rezeki ditentukan di langit.
Pastinya juga rezeki tidak bergantung apakah kita dakwah atau tidak. Mau dakwah mau tidak rejeki sudah dijamin. Mau Istiqomah ngaji mau tidak maka tak ada hubungan dengan menjadi kaya atau miskin. Mau dakwah pol Polan akan tetap kaya jika Allah tetapkan demikian. Sementara mau tak mau dakwah sama sekali akan tetap miskin sesuai ketentuan Allah.
Karena itu merupakan kebodohan yang fatal jika manusia mengira dirinya akan lebih kaya jika meninggalkan dakwah. Lihatlah, betapa banyak orang yang lari dari dakwah tetap saja miskin. Sementara banyak orang tetap Istiqomah dalam dakwah namun tetap kaya.
Betul kan? Jadi masihkah takut miskin sehingga tidak berdakwah?
Disisi lain kadang lucu juga masalahnya. Kok lucu? Iya bagaimana ga lucu. Toh selama ini juga sudah miskin kenapa masih takut?
[]
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center