Stunting Buah dari Penerapan Sistem yang Rusak - Tinta Media

Sabtu, 23 September 2023

Stunting Buah dari Penerapan Sistem yang Rusak




Tinta Media - Bupati Bandung Dadang Supriatna menghadiri peringatan Harganas dan Hari Anak Nasional, Selasa (05/09/2023), di Gedong Budaya Soreang. Beliau mengatakan bahwa keluarga yang baik akan melahirkan putra putri  dengan kualitas baik dan tentunya bisa menopang bangsa dan negara. 

Bupati Bandung juga mengungkapkan bahwa kasus stanting menjadi perhatian kita semua. Indonesia menghadapi permasalahan ini cukup serius. Karena itu, peran keluarga menjadi semakin penting. Menurut Bupati Bandung, angka stunting di Kabupaten Bandung pada tahun 2021 yaitu 31,1 persen dan kemudian turun 6,1 persen, dan menjadi 25 persen di tahun 2022. 

Bupati Bandung mengapresiasi Ketua Tim Penggerak PKK desa dan kecamatan se-Kabupaten Bandung atas kerja samanya. Juga peranan Pos KB dan Sub KB yang ada di lapangan sehingga terjadi penurunan prevalensi angka stunting. 

Beliau juga mengapresiasi DP2KBP3A (Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) karena aktif turun ke lapangan. 

Sungguh sangat ironi ketika pemerintah mengklaim bahwa prevalensi angka stunting menurun, tetapi pada faktanya, kemiskinan yang terjadi di masyarakat saat ini semakin bertambah. 

Kemiskinan ini sangat erat kaitannya dengan stunting. Bagaimana mungkin masyarakat miskin bisa memperbaiki asupan gizi apabila semua kebutuhan yang terkait dengan pemenuhan gizi tidak bisa terjangkau oleh si miskin? 

Selama pemerintah tidak mampu mengubah penyebab yang mendasari kemiskinan yang berakibat dan berpengaruh pada berkurangnya ketersediaan dan keterjangkauan daya beli masyarakat pada makanan bergizi, juga terganggunya pelayanan kesehatan pada anak, maka permasalahan stunting tidak akan terselesaikan. 

Menurut Dinas Kesehatan, beberapa faktor penyebab stunting yaitu, praktik pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses keluarga pada makanan bergizi, serta air bersih dan sanitasi. 

Pemerintah seharusnya memberikan solusi nyata, agar daya beli masyarakat meningkat, sehingga masyarakat mampu mencukupi kebutuhan gizi. Pemerintah juga tidak boleh berlepas tangan untuk menyerahkan seluruh urusan umat kepada individu atau swasta. 

Inilah konsekuensi dari penerapan demokrasi kapitalisme. Dalam sistem ekonomi kapitalisme, negara hanya diposisikan sebagai regulator, sedangkan seluruh kebutuhan umat diserahkan pada swasta. Sistem ini juga hanya mampu menghimpun penguasa yang bermental pedagang yang rakus dan curang. 

Persoalan stunting bukan hanya sebatas kurangnya nutrisi pada balita, tetapi lebih besar lagi. Ini adalah persoalan sistematis yang hanya bisa selesai apabila melalui pergantian sistem. Karena itu, solusinya haruslah dengan mengganti sistem demokrasi kapitalis dengan sistem Islam. 

Persoalan stunting butuh keterpaduan penerapan syariat Islam. Penyelesaiannya memang tidak bisa dengan hanya mengatasi permasalahan kemiskinan saja. Akan tetapi, berkaitan dengan sistem pendidikan dan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara. 

Inilah salah satu urgensi penerapan sistem Islam. Ini karena di dalam sistem Islam, seorang pemimpin harus benar-benar mengurusi rakyat, bukan diserahkan kepada swasta. Wallahu'alam.

Oleh: Enung Sopiah, 
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :