Tinta Media - Manusia pastinya lemah. Ga kuat. Ga hebat blas. Jangankan memikul beban berat. Tanpa pertolongan Allah sekedar buka mata saja ga bisa. Bahkan sekedar bernafas saja ga mampu. Maka jika ada yang merasa hebat dan kuat pastilah manusia bodoh.
Salah satu sebab putus asa adalah merasa kuat. Merasa hebat. Berlepas diri dari Allah yang Maha Kuat. Merasa mampu hasilkan rezeki. Merasa mampu bekerja. Merasa mampu berpikir. Merasa mampu mengurus anak istri
Merasa mampu mengurus diri sendiri. Kemudian pada satu titik tak bisa berbuat sesuai harapan maka putus asa.
Alangkah baiknya jika sejak awal kita menyadari bahwa kita ini lemah. Ga mampu apa apa tanpa ijin Allah. Sehingga jika Allah mengambil kekuatan dan kemampuan kita maka kita sudah siap. Kita ridho dan qona’ah. Sebab kita juga paham bahwa kemuliaan kita bukan pada kekuatan itu. Tapi pada ketaatan dan ketundukan kepada Allah.
Karenanya, kita tak boleh merasa punya kekuatan untuk berdakwah. Apalagi merasa mampu berikan hidayah. Merasa mampu untuk membuat hujjah. Merasa mampu merangkai kata indah untuk menyihir jamaah. Merasa mampu Istiqomah di jalan dakwah. Padahal itu semua adalah titipan Allah.
Keyakinan bahwa insya Allah kita mampu dan kuat memikul dakwah itu sangat penting. Namun yang lebih penting bahwa semua itu milik Allah. Semua itu hanya titipan yang bisa saja sewaktu waktu Allah ambil. Atau kalo Allah ga izinkan maka tak akan terjadi. Sehingga kita tetap sadar bahwa kita hanya hamba yang semua milik kita adalah milik Allah. Jangankan segala kemampuan hebat bahkan nyawa dan hidup kita pun milik-Nya.
Dengan demikian maka pengemban dakwah akan senantiasa enjoy. Berhadapan dengan siapa pun juga enjoy. Baik dengan kawan seiring maupun dengan musuh dakwah. Ridho dengan qodho Allah dalam segala hal. Tidak risau sama sekali andai dakwah seolah lama berjalan sementara kemenangan belum tampak.
Semoga kita benar-benar menjadi ibadurrahman ya sobat. Selamat berjuang![]
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center