Penguasa Oh Penguasa - Tinta Media

Senin, 11 September 2023

Penguasa Oh Penguasa

Tinta Media - Kejam sekali penguasa di negeri ini, rakyat sudah mulai gelisah karena kebutuhan pokok mulai naik sedangkan gaji buruh masih stagnasi tidak ada kenaikan, eh malah dapat kabar mau dihilangin bahan bakar pertalite di awal tahun 2024 oleh PT Pertamina (Persero). Padahal di dalam pandangan Islam, Sumber Daya Alam (SDA) termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) itu milik rakyat, kalau milik rakyat artinya itu kembali juga kepada rakyat secara gratis, penguasa atau pemerintah hanya mengelola bukan berbisnis.

 

Walaupun saya sepakat, bahwa alasan penghapusan pertalite dengan diganti pertamax green 92 itu adalah karena masalah penghijauan dan lingkungan, tapi penguasa harus fair dong, seluruh hal aktivitas dan juga proyek-proyek yang merusak alam dan lingkungan itu juga harus dihapus dan dihentikan juga. Di satu sisi dihapus karena alasan lingkungan alam, di sisi lain proyek-proyek seperti Ibu Kota Negara (IKN) yang jelas-jelas merusak alam diberi jalan dan dikebut.

 

Iya sih setuju dengan perkataan para elite bahwa IKN ini untuk rakyat, tapi cobalah berpikir kira-kira lebih penting mana kesejahteraan rakyat dengan pembangunan proyek IKN. Kalau aku sih sebagai mahasiswa pasti lebih memilih untuk mengutamakan kesejahteraan rakyat daripada membangun IKN. Kan di dalam Islam kepemimpinan itu amanah yakni mengatur semua urusan umat seperti menjamin pemenuhan kebutuhan pokok, sandang pangan, papan bagi tiap individu warga negara, bukan tiap keluarga. Dan juga menjamin pemenuhan hidup seperti pendidikan, kesehatan, dan juga keamanan secara cuma-cuma dan gratis, serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman dalam memelihara urusan rakyat.

 

Lantas, bagaimana mau menghidupi rakyat kalau uangnya saja dikorupsi, bakhan rakyat sendiri saja susah untuk menghidupi dirinya sendiri. Coba lihatlah para penguasa di luar sana betapa susahnya mencari pekerjaan, di samping susahnya mencari pekerjaan ,di sisi lain PHK (Pemutus Hubungan Kerja) terjadi dimana-mana, bahkan di perusahaan besar sekali pun. Di lain sisi lagi masyarakat dibebani dengan berbagai macam pajak. Mana nih, peran negara katanya bekerja untuk rakyat?

 

Apa yang ada di pikiranmu wahai penguasa? Anda itu dipilih oleh rakyat loh, perjuangkanlah atas nama hak rakyat. Ingatlah dulu waktu pemilu dekat dengan rakyat, mengayomi, tapi ketika terpilih, rakyat malah ditendang. Apakah engkau masih punya hati?

 

Ya saya sangat berterima kasih kepada Bapak Ir. Bambang Wuryanto atau dikenal dengan nama Bambang Pacul anggota DPR Jateng IV yang dengan lugasnya mengatakan bahwa korea-korea (DPR) ini nurut pada ketua partai, itu informasi yang sangat berguna untuk kami masyarakat, buruh dan warga negara Indonesia bahwasanya hakikatnya para elite dan anggota DPR sejatinya bukan mewakili rakyat tapi mewakili kepentingan partai.

 

Ya benar bagiku para partai politik di negeri ini mewakili rakyat, tapi mewakili rakyat yang mana ternyata rakyat yang sedikit yang dimana lekat akan kepentingan-kepentingan bisnisnya alias para cukong-cukong yang mendanainya diwaktu kampanye, kalau para partai politik mewakili rakyat harusnya tidak menyetujui dan tidak mengesahkan UU Kesehatan, UU Cipta Kerja, Omnibuslaw, penghapusan pertalite yang padahal itu semua sudah secara terang-terangan ditentang oleh masyarakat, oleh para intelektual dan juga para pakar.

 

Ingatlah wahai engkau penguasa, jika kau beragama Islam renungkanlah sabda Rasulullah SAW, "Sungguh kalian akan berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), sementara kepemimpinan (kekuasaan) itu akan menjadi penyesalan dan kerugian pada hari kiamat kelak. Alangkah baiknya permulaannya dan alangkah buruknya kesudahannya," (HR Al-Bukhari, An-Nasa’i dan Ahmad).

Peringatan Rasulullah SAW ini sudah sangat jelas, maka dari itulah, beliau memberikan contoh dengan tidak memberikan kekuasaan atau jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan kekuasaan.

 

Memang menjadi pemimpin itu berat tanggung jawabnya di dunia dan di akhirat sangat luar biasa. Namun banyak orang berambisi, setelah menjadi penguasa, menjadi pejabat tak peduli lagi halal dan haram, segala macam cara dilakukan untuk melanggengkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, partainya dan para oligarki.

 

Maka dari itu, saran saya campakkan sistem ini, karena hanya melahirkan orang-orang haus dan rakus akan kekuasaan. Hidupkanlah sistem yang benar-benar mengatur urusan rakyat yang berpondasi pada akidah yang benar yang tak lain adalah sistem khilafah yang terbukti dan mampu menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan bukan hanya muslim saja melainkan non muslim atau kafir juga. []

Oleh: Setiyawan

Mahasiswa Ideologis

 

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :