Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) membeberkan cara Islam agar pemimpin tidak dikendalikan oleh segelintir orang.
“Pertama, ini yang paling penting, seorang pemimpin saat dia memimpin, itu bukanlah memimpin dengan cek kosong. Maksudnya dia tidak memimpin semau dia. Dalam Islam pemimpin itu dipilih untuk melaksanakan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Artinya dia dipilih untuk melaksanakan syariat Islam kafah,” tuturnya dalam acara Focus To The Point dengan tema Bongkar Pasang Koalisi, Kepentingan Siapa? Sabtu (2/9/2023) di kanal Youtube UIY Official.
Karena itu, ucapnya, kewenangan pemimpin dipagari syariat. Jika melanggar pasti ada koreksi dari masyarakat atau partai politik atau majelis umat.
“Yang kedua menanamkan konsekuensi bahwasanya kepemimpinan atau amanah itu tanggung jawabnya berat dihadapan Allah, dan akan berakhir dengan kehinaan dan penyesalan, kecuali yang mengambil secara hak dan yang melaksanakannya secara amanah atau berkacamata pada akhirat,” bebernya.
Pertanggungjawaban di akhirat ini, lanjutnya, akan membuat pemimpin takut untuk menggunakan jabatan itu. Alih-alih untuk kepentingan pribadi, bahkan sekedar untuk melanggar pun dia sudah takut.
“Apalagi ada mekanisme Mahkamah Mazalim, jika pemimpin melanggar syariat bisa diberhentikan karena pelanggaran itu,” pungkasnya. [] Setiyawan.